"Tolong lepaskan saya!" seru gadis cantik itu saat tubuhnya di seret menuju ke kamar yang sangat ingin dia hindari, salah rasanya dia telah menerima tawaran dari teman nya karena dia sangat butuh uang sekali.
"KAU! BISA DIAM ATAU TIDAK, ATAU KAU INGIN AKU PENGGAL DI SINI JUGA KEPALAMU!" teriak pemuda tampan namun sangat mematikan itu, bahkan wanita yang tadi di bentak oleh pria itu langsung diam dengan tubuh bergetar hebat.
"Tolong lepaskan saya tuan." seru gadis itu memohon.
"ck kau lupa bahwa aku sudah membeli mu dengan harga mahal." seru pria itu.
"Akan saya ganti tuan, tapi mohon lepaskan saya."
"Aku tidak butuh uang mu, karena mulai sekarang kau akan menjadi pemuas dan j*lang ku." bisik pria itu dengan begitu tegas dan dinginnya yang terdengar sangat menyeramkan.
Bagaimana kelanjutannya??
kepoin ceritanya yaaa!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4_Budak
"Diam atau kau akan habis ditangan ku." tegas Dave yang akhirnya membuka suara lebih panjang sedikit.
Dia menarik dagu Mikaila hingga sang empunya melihat ke arah mata tajam Dave, sedangkan Dave serasa disengat listik melihat mata hazel yang begitu indah sekali di pandang.
Tanpa basa-basi Dave langsung saja menyambar bibir Mikaila dengan begitu kasar, awalnya kasar namun tiba-tiba menjadi lembut sekali.
Mikaila begitu syok dan tidak tahu harus bagaimana karena ini adalah first kiss nya dan bukan sang suami yang mengambil nya tetap malah orang lain, sakit sekali rasanya hati Mikaila.
Namun di sisi lain dia terasa terbuai dengan sikap dan perlakuan pria di sampingnya ini, awalnya begitu kasar namun sekarang bermain lembut.
"Buka mulut mu." ucap Dave dengan nada terbata-bata dan Mikaila dengan hembusan nafas yang tidak beraturan karena permainan Dave.
Mikaila hanya diam saja tidak mau pun membuka matanya membuat Dave kesal, dia pun langsung m*remas d*da Mikaila dan benar saja Mikaila langsung membuka mulutnya.
Tak mau menyia-nyiakan kesempatan dia pun langsung meny*sap bibir Mikaila dengan rakus seperti takut ada yang mengambilnya, bahkan tangannya bermain di b*ah d*da Mikaila untuk mer*ngsang agar wanita tersebut terus m*ndesah karena bagi Dave suara begitu lembut sekali masuk di telinga.
Setelah cukup lama berpagutan akhirnya Dave melepaskan ciuman tersebut, Mikaila tersengal-sengal karena nafasnya hampir habis kalau saja Dave tak melepaskan ciumannya.
"Menurut atau ibu dan adik mu yang akan terkena imbasnya." ucap Dave dengan pelan namun penuh penekanan sambil dia mengusap Saliva yang masih tersisa di bibir cherry milik Mikaila.
"Tidurlah nanti kalau sudah sampai aku bangunkan." ucap Dave dan di angguki oleh Mikaila karena kalau boleh jujur dia sangat lelah sekali, terlalu banyak kejadian yang menimpa dirinya membuat Mikaila lelah.
Dia pun mencari posisi yang enak hingga tak lama terdengar deru nafas yang mulai teratur.
Dave pun membuka pembatas antara kemudi dan jok belakang hingga membuat Max melihat sekilas.
"Berkendara pelan jangan ngebut." tutur Dave membuat Max memelankan laju mobilnya.
Tak lama mereka pun memasuki sebuah gerbang tinggi di mana itu adalah pintu masuk menuju ke mansion miliknya, tak langsung sampai di depan rumah karena mereka harus melewati deretan pohon bambu yang menjulang tinggi dan juga hutan yang cukup sunyi sekali.
Mungkin jika di di tinggal di sana sendirian pasti akan ada hewan buas yang akan menyerang.
Tak lama sampailah di sebuah gerbang ke dua yang langsung masuk ke halaman depan rumah mewah bak istana dengan berjejer pilar megahnya, dia di sambut oleh pengawal nya dengan hormat.
"Selamat malam tuan." sapa pengawalnya namun langsung disuruh untuk diam oleh Dave.
"Sshhutttt!" sambil menaruh jari telunjuk nya di bibir.
Dia memutari mobil dan langsung mengangkat seorang wanita siapa lagi kalau bukan Mikaila membuat semua orang di sana terkejut karena ada wanita di sini, apa lagi tuan nya sendiri yang membawanya.
Dave pun membawa Mikaila ke kamar nya, ingat ya kamarnya bukan kamar tadi.
"Eh itu bos sama siapa?" tanya Tara salah satu anak buah Dave yang memang tinggal di sana bersama yang lainnya.
"Dia itu wanita yang di beli Dave waktu di club tadi." ucap Jerry salah satu anak buah Dave.
Dave sendiri punya beberapa anak buah kepercayaan nya yang memang tinggal satu rumah dengan nya di mansion utama yang juga termasuk markas besar Black Tiger.
Ada Jerry si jago IT, dia yang akan mengurus soal teknologi untuk bisnis gelapnya dan juga seorang manajer IT di SKY grup.
Ada Robi dan Jonathan si paling ahli persenjataan, semua mereka yang menangani hingga eksperimen pun mereka lakukan.
Ada Tara, Wina dan Lani anak buah Dave berjenis kelamin beda dari yang lainnya karena mereka adalah wanita, Tara si ahli strategi, Wina si ahli penyamaran dan Lani dokter yang ditugaskan untuk mengobati anggota Black Tiger jika ada serangan atau pun luka, begitu pun dengan Dave.
Dan satu lain ada Willi salah satu anggota yang paling suka tantangan, dia akan akan sering ke jalur penyerangan karena dia begitu suka dengan perang dan tembakan, menakutkan sekali bukan.
Tapi tenang semua nya akan di awasi oleh Dave, dia tidak akan membuat orang orang nya dalam bahaya dan semuanya mengikuti ucapan dari Dave.
Mereka mengabdi kepada Dave karena mereka berhutang budi pernah di bantu atau di selamatkan oleh Dave, bahkan jika nyawa mereka di ambil oleh Dave pun mereka bersedia dan rela, sehingga tidak ada yang merasa iri atau ingin menggantikan posisi Dave sebagai ketua mafia di dunia gelap ini.
Dave pun membawa Mikaila ke kamar nya di lantai tiga menggunakan lift yang memang ada di sana.
Dia memandangi wajah ayu nan teduh milik Mikaila, entah apa yang terjadi namun Dave tiba-tiba membawa wanita ini ke mansion nya padahal biasanya dia akan bermain dengan wanita bayarannya di hotel.
Setelah menidurkan Mikaila dia bergegas kembali ke bawah di mana anak buah nya masih di sana dengan Max di sana yang masih setia menunggunya.
"Ada apa?" tanya Dave melihat wajah mereka yang seperti nya penuh tanda tanya.
"Dia siapa bos?" tanya Robi yang memang suka kepo dengan urusan orang lain.
"Budak ku." jawab Dave singkat namun langsung dibantah oleh Jonathan yang sifatnya sebelas dua belas seperti Robi.
"Gak mungkin bos, kalau budak bos biasanya kan di bawa ke hotel aja kenapa sampai ke mansion? Ini pertama kali nya loh bos." seru Jonathan seperti nya dia tidak tahu ada mara bahaya yang akan terjadi.
"Kenapa salah ya?" tanya Jonathan saat yang lainnya melihat ke arah nya.
Dia pun melihat ke arah Dave yang menatapnya begitu tajam membuat bulu kuduknya merinding, dia rasa bahwa dia telah salah bicara.
"Hehehe maaf bos gak sengaja." ucap nya kemudian menutup mulut dengan tangan nya sendiri.
"Bagaimana dengan pengiriman besok?" tanya Dave kepada Willi yang memang selain ke medan perang dia juga yang menghandle pengiriman barang-barang.
"Semuanya sudah beres bos, mungkin ada sedikit kendala karena akhir-akhir ini banyak patroli di pelabuhan tapi bos tenang saja semua sudah di bereskan sama Jerry." ucap Willi dan mendapatkan acungan jempol dari Jerry.
Dave pun menganggukkan kepalanya paham, dia sangat senang dengan kerja anak buah nya yang tidak pernah mengecewakan, dia juga sudah menganggap bahwa mereka adalah adik-adik nya.
.
.
Bersambung.....
