NovelToon NovelToon
Pusaka Pedang Tabut

Pusaka Pedang Tabut

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Zakaria Faizz

Sebuah senjata pusaka yg sempat menggegerkan dunia persilatan karena kehebatan nya, menjadi incaran banyak tokoh-tokoh pendekar yg berkeinginan untuk memiliki nya di saat senjata itu menghilang.

Dan bagi siapa saja yg akan berjodoh dengan pedang tersebut tentu akan menjadi tokoh dunia persilatan kelas wahid bahkan kemungkinan menjadi tokoh nomor satu tidak akan terbantahkan bila berhasil menggenggam senjata tersebut.

Baik dari kalangan putih maupun hitam saling berlomba guna mendapatkan pedang pusaka tersebut.

Nantikan kisah nya dalam cerita Pusaka Pedang Tabut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakaria Faizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#7 Menjangan putih.

Demikian lah sekelumit cerita di balik gunung bayang tersebut.

Di saat tengah menikmati indah nya mentari pagi sambil memandangi puncak gunung bayang tersebut dari atas sebuah cabang pohon yg lumayan besar nya.

Telinga yg tajam yg di miliki oleh pemuda itu seperti ada mendengar suara orang yg berada di sebelah kiri nya.

Apakah orang itu tengah bertarung atau hanya bertengkar saja, kata nya dalam hati.

Sebab ia mendengar suara teriakan-teriakan yg saling sahut menyahut.

Buru-buru pemuda itu turun dari dahan pohon yg ia gunakan sebagai tempat beristrahat nya.

Dengan cukup hati-hati pemuda itu berusaha mendekati asal suara tersebut.

Ia menyibakkan beberapa ranting dan daun guna dapat melihat dengan cukup jelas.

Dan alangkah terkejut nya pemuda itu setelah melihat asal bunyi suara tadi.

Tampak lima orang tengah bertarung dengan menggunakan senjata nya masing-masing.

Akan tetapi salah seorang , tepat nya orang tersebu ygt berada di tengah-tengah dan lagi mendapatkan serangan yg bertubi-tubi baik menggunakan senjata atau pun tidak , sedangkan orang tersebut memang tidak memiliki sebuah senjata pun.

Beberapa kali lelaki paruh baya yg memiliki badan yg lumayan besar itu bersalto mundur guna menghindari serangan dari lawan -lawan nya itu.

" He, he,he, hea,.haha, haha, kau tidak bisa lari dari tangan ku Jari Maut hari ini adalah batas ajal mu, bersiaplah " seru seorang yg agak kurus yg bersenjatakan sebilah golok.

Tampak nya orang inilah yg memimpin kelompok yg menyerang orang yg di sebut sebagai si jari maut itu.

Ia pun kembali melancarkan serangan nya melalui satu tebasan mendatar ke arah leher Si Jari Maut.

Dan si jari maut hanya menangkis serangan nya itu dengan kedua jari.

Arah serangan tersebut pun melenceng. Ia kembali melompat menjauh tetapi tetap saja di buru oleh tiga orang yg lain nya lagi.

Sungguh tampak kerepotan si Jari Maut ini melayani serangan-serangan yg terus berkelanjutan.

" Aku tidak melakukan seperti yg telah kalian tuduhkan itu, biarkan aku pergi dari sini "

Si Jari Maut berseru sambil terus saja berlompatan guna terbebas dari serangan lawan-lawan nya.

" Kau tidak dapat membohongi kami, kau lah yg telah membunuh guru kami, jadi kau tidak bisa lari atas hukuman kami, bersiap lah untuk mati, heaahh !"

Lelaki yg bertubuh kurus dan bersenjatakan golok kembali memyerang Si Jari Maut dengan cukup cepat, dari arah samping nya dua orang teman nya pun langsung mengikuti nya turut menyerang pula.

Kembali si Jari Maut mendapatkan serangan secara beruntun.

Hufhh !

Kembali si Jari Maut harus bertahan sekuat tenaga dari semua serangan.

Namun meski dengan demikian , si Jari Maut harus mengakui kelebihan dari empat orang lawan nya itu.

Dhieghh !

Aakhh !

Sreethh,

Aaakhh !

Tendangan mendarat di belakang punggung nya lalu di ikuti dengan sebuah sabetan senjata golok yg berhasil menggores lengan nya hingga membuat luka memanjang.

Dari luka itu keluar darah yg cukup banyak hingga membuat tubuh dari Si Jari Maut hampir saja tumbang.

Saat sebuah tusukan pedang akan segera menghunjam ke arah jantung nya,

Shiiiiethh !

Jlebhh !

Aaaakhhh !

Orang yg akan mengakhiri hidup si Jari Maut itu langsung jatuh dengan sebuah anak panah menancap pada pundak nya yg memegang senjata itu.

" Heehh, keluar kau!" teriak lelaki kurus yg bersenjatakan golok itu.

Ia melihat ke arah asal dari datang nya serangan tadi.

Namun tidak mendapatkan apa pun juga, keadaan masih dalam keadaan sunyi, seolah tidak ada orang dari tempat itu.

Kesempatan ini tidak di sia-siakan oleh Si Jari Maut, lelaki itu berusaha meninggalkan tempat itu , namun masih dapat di ketahui oleh lelaki kurus tersebut.

" Jangan lari kau!, kau harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan mu itu ,hiyyahh !"

Lelaki itu melompat menyerang si Jari Maut dengan begitu cepat nya,

Shiiethh !

Jlebhh !

" Hehhhh "

Lelaki itu terkejut bukan kepalang, kembali satu serangan anak panah mengenai tangan nya hingga menjatuhkan senjata golok nya ke atas tanah.

Ia masih sempat melihat ke arah datang nya serangan gelap itu.

" Ia berada di sana , cepat kejar !"

Perintah nya kepada dua orang teman nya yg lain yg masih dalam keadaan baik.

Sedangkan Si Jari Maut terus saja berlari meninggalkan tempat itu, sedangkan kedua orang teman dari lelaki kurus itu masuk ke dalam hutan berusaha menangkap orang yg telah menyerang mereka tadi.

Kejar-kejaran pun terjadi di dalam hutan itu, tetapi tentu saja kedua orang ini tidak dapat menangkap orang yg telah menyerang nya ini.

Jarak di antara mereka cukup jauh sehingga mereka pun akhirnya memutuskan untuk tidak terus melakukan pengejaran, mereka berdua kembali ke tempat nya semula.

" Bagaimana , apakah kalian berhasil menangkap nya ?" tanya lelaki kurus itu sambil mmebalut luka nya dengan secarik kain.

" Maaf kakang Ruksa , kami berdua tidak dapat mengejar nya orang itu berlari terlalu kencang dan seperti nya sangat memahami daerah hutan ini " jawab salah seorang teman nya.

" Hehh,. Dasar ***** !, percuma aku mengandalkan kalian berdua, menangkap satu orang saja pun kalian tidak sanggup " teriak orang yg bertubuh kurus itu.

Wajah nya memerah , ia pun memungut kembalj senjata nya yg tadi sempat terjatuh.

Mulut nya masih mengomel karena kedua orang teman nya yg tidak terluka itu memang tidak dapat di andalkan nya.

" Si Jari Maut pun berhasil lolos, dan orang yg telah menyerang kita dari dalam hutan itu pun tidak dapat kalian tangkap " seru nya sambil berjalan ke arah teman nya yg lain.

Orang itu tengah duduk bersandar pada sebongkah batu sambil memegangi pundak nya yg masih saja mengeluarkan darah.

" Apakah luka mu cukup parah adi Parta ?" tanya lelaki kurus ini kepada orang itu.

" Tidak terlalu parah kakang, akan tetapi darah nya masih saja mengeluarkan darah " sahut orang itu.

Sedangkan si Jari Maut yg telah berhasil lolos dari maut terus berlari menuju ke desa tutur yv mungkin masih berjarak lima ratus batang tombak.

Sambil terhuyung-huyung lelaki itu tetap saja berlari meski sudah tidak secepat tadi.

Begitu jarak nya hanya tinggal seratus batang tombak saja, lelaki itu pun jatuh ke atas tanah.

Ia pun jatuh pingsan.

Dari arah desa Tutur terlihat berjalan seorang pemuda yg mengarah ke tempat si Jari Maut berada.

Begitu tiba di tempat itu, pemuda ini pun cukup terkejut.

Hei, siapakah orang ini, apa yg membuat nya terluka, sementara ia sendiri pun tidak memiliki senjata, berkata pemuda itu dalam hati nya.

Dengan perlahan sekali , pemuda itu pun mencoba menolong si Jari Maut sambil membawa nya ke desanya, desa Tutur.

Diwandaka sendiri yg tadi sempat melakukan pertolongan terhadap si Jari Maut, berlari menuju ke kaki gunung Bayang,ia tidak singgah ke desa Tutur.

Ia merasa tidak ada perlu nya untuk singgah di desa itu, dan yg kedua , diri nya berusaha untuk mencari masalah di desa tersebut.

Diwandaka pun menemukan sebuah kali kecil yg ada di kaki gunung ini.

Air nya yg cukup jernih membuat hati pemuda itu tertarik untuk segera mandi.

Sebab memang keadaan pada siang itu cukup terasa panas.

Setelah selesai ia pun mencari makanan , sebab sedari tadi ia belum pun makan.

Heh, lebih enak kalau tadi singgah di desa itu, aku tidak perlu capek-capek mencari makan, berkata di dalam hati pemuda itu.

Namun dasar nasib baik , pemuda itu pun mendapatkan rezeki yg cukup baik.

Dua ekor ayam hutan sedang mencari makan di dekat nya.

Secepat kilat panah nya pun melesat menyambar kedua ekor ayam hutan itu.

Segera lah ia mulai memanggang nya dan menyantap nya.

1
Sopwan Gojali
bagus cerita nya
Windy Veriyanti
penempaan seorang Diwandaka yang kelak menjadi Pendekar Sakti 👊
Zahira Zahira ahda safarina
lanjut thor, jangan putus di tengah jalan
Windy Veriyanti
semakin menarik 👍
Walbadri Badri
ubdet nya sedikit
Redy Ryan Little
💯👍
Walbadri Badri
bagus
Windy Veriyanti
Diwandaka bagaikan dewa obat...
obat yang diberikannya sangat mujarab 👍
Zahira Zahira ahda safarina
lanjut,....!!!
Windy Veriyanti
sang junjungan yang belum terbuka tabir jati dirinya...
Windy Veriyanti
mulai seru 👍
Zahira Zahira ahda safarina
lanjut thor, jangan kasih kendor
Windy Veriyanti
sudah pengkhianat...tidak ksatria pula...
Windy Veriyanti
ikan jadi-jadian...👍
Windy Veriyanti
Pedang Tabut pergi mencari tuannya yang baru...yang memang layak memilikinya
Windy Veriyanti
tidak adakah seorangpun yang berilmu tinggi di istana Mudragha?
Windy Veriyanti
patih yang mbalelo
Windy Veriyanti
mulai menyimak 😊
Zahira Zahira ahda safarina
lanjut terus thor jangan kasih kendor
Zahira Zahira ahda safarina
up, up, up trus thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!