Diki Arya Wijaya harus menelan pil pahit saat matanya melihat istrinya masuk ke dalam kamar hotel bersama laki laki lain yang ia tak kenal, dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui apa yang di lakukan istrinya dengan laki laki itu di dalam sana membuat ia ingin membunuh keduanya saat itu juga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jero rina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Tak berapa lama akhirnya sampai di kantor Diki , dengan langkah pasti Diki masuk kedalam kantor menuju ruangannya, banyak karyawan yang terheran karna melihat bosnya yang biasanya bagai patung itu kini berjalan dengan senyum yang menghiasi wajah tampannya, sungguh itu bagai vitamin buat seluruh karyawan perempuan yang melihat senyum manis Kevin.
Diki duduk di kursi ke besarannya dengan senyum tak luntur dari wajah tampannya
tak pernah ia sangka kalo ia akan mendapatkan ciuman pertama dari gadis yang beberapa hari ini membuatnya uring uringan.
"Tom, Lo suruh pak Joni jemput Dian saat Dian pulang kerja, kira kira jam setengah empat lah." ucap Diki karna baru teringat jika dia belum memberi tahu sopirnya untuk menjemput Dian.
"Mau di antar pulang ke rumahnya?" tanya Tomi dan mengambil handphone untuk menelpon supir.
"Bawa kemari, karna ada yang mau gue sampaikan sama dia, oh ya buat surat perjanjian yang akan menjerat dia seumur hidup sama gue, apa pun itu gue gak mau tau pokoknya harus sudah selesai sebelum Dian datang kesini." ucap Diki tanpa melihat wajah Tomi yang kaget setengah mati mendengar printah yang menurutnya gila.
"Yang bener aja Lo. Dia hutang seratus juta masa Lo ikat dia seumur hidup kejam amat lo." ucap Tomi merasa kasihan pada Dian.
"Gue hanya ingin dia jadi milik gue, gue gak mau sampe ada laki laki yang dekat dengannya, karna bagi gue dia milik gue, dan tugas Lo wujudin permintaan gue." ucap Diki tegas karna tak mau Dian sampe di miliki laki laki lain selain dirinya.
"Terserah Lo, tapi gue minta jangan jahat Lo sama dia, kasihan kelihatan masih polos banget." ucap Tomi.
"Gue gak akan sakitin dia, tapi justru gue akan bahagiakan dia dengan cara gue, dan gue akan meluangkan waktu buat dia agar tak ada celah buat selingkuh dari gue." ucap Diki dingin saat mengingat Clarisa yang mengkhianatinya karna tak punya waktu untuk menuruti permintaannya.
"Ya udah gue keruangan gue mau buat surat perjanjian itu, dan Lo catat apa yang Lo mau dari dia." ucap Tomi dan pergi dari hadapan Diki.
"Gue akan lakuin apa pun buat Lo agar Lo bahagia Dik, termasuk mengikat Dian seumur hidup dalam tali cinta Lo, dan gue yakin seminggu ini Lo uring uringan pasti karna Lo tidak bertemu Dian kan" ucap Diki dalam hati dan berjalan menuju ruangannya yang bersebelahan dengan ruangan Diki.
"Apa gue salah menginginkan Dian buat gue seumur hidupnya, gue hanya ingin dia jadi milik gue, apa itu salah?" tanyanya pada diri sendiri.
"Tapi kalo untuk melepaskan dan melupakannya gue gak sanggup, baru seminggu gak ngelihat dia aja hidup gue udah berantakan." ucapnya lagi.
"Tom Lo keruangan gue sekarang" ucap Diki lewat sambungan telepon.
"Apa lagi sih, baru juga duduk." ucap Tomi kesal menggerutu karna baru duduk sudah di panggil lagi sama Diki.
"Lo catat di surat perjanjian itu kalo dia harus tinggal di apartemen gue untuk menjadi pelayan dan juga menyiapkan semua keperluan gue, ah.. Jangan lupa harus menyiapkan sarapan, makan siang, dan juga makan malam buat gue." ucap Diki yang sudah menemukan cara untuk mengikat Dian.
"Dan Lo juga catat kalo dia bakal masih dapat gaji setengah dari gajih aslinya karna di potong buat nyicil bayar hutang, atau kalo mau gajih penuh harus selamanya jadi pelayan gue." ucap Diki lagi.
"Lo mau jadikan dia pelayan selamanya?" tanya Tomi tak percaya.
"Awalnya, tapi secara perlahan gue akan buat dia jatuh cinta sama gue sehingga dia sendiri yang akan menyerahkan hidupnya buat gue dan tidak akan mau pergi dari hidup gue dengan suka rela dia berada di penjara cinta gue." ucap Diki tersenyum membayangkan wajah Dian yang imut.
.
.
Bersambung....
Mak othor tunggu ya kunjungan nya..