Impian Malika menikah dengan Airlangga kandas ketika mendapati dirinya tidur bersama Pradipta, laki-laki asing yang tidak dikenalnya sama sekali. Gara-gara kejadian itu Malika hamil dan akhirnya menikah dengan Pradipta.
Sebagai seorang muslimah yang taat, Malika selalu patuh kepada suaminya.
Namun, apakah dia akan tetap menjadi istri yang taat dan patuh ketika mendapati Pradipta masih menjalin asmara dengan Selina?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Menaruh Rasa Curiga
Bab 7
Seorang wanita cantik berpakaian seksi duduk manis di sofa menunggu kedatangan Pradipta yang akan menjemput dirinya. Wajahnya terlihat cemberut karena sang kekasih malah mengantarkan istrinya terlebih dahulu.
Suara klakson mobil pertanda jemputan sudah datang, membuatnya berdiri kasar. Langkah kaki dihentakkan keras-keras ke lantai keramik.
"Selina, maaf aku antar Malika dahulu," ucap Pradipta sambil memberikan buket bunga mawar merah dan satu cup kopi yang dibeli di sebuah kafe terkenal.
Selina yang awalnya kesal dan marah karena sang kekasih mendahulukan istrinya, kini bisa tersenyum manis. Dia pun mengambil buket bunga dan cup kopi dari tangan Pradipta.
"Pokoknya nanti siang aku mau makan di restoran Nusantara Kabita!" ucap Selina sambil masuk ke dalam mobil setelah pintunya dibukakan oleh Pradipta.
"Jangan, Sayang! Itu salah satu restoran milik keluarga Malika. Bisa-bisa nanti ke bongkar hubungan kita sama mereka," ucap Pradipta.
"Kalau begitu di Restoran Luna," ujar Selina melirik kesal kepada Pradipta.
"Itu juga restoran milik kerabat Malika. Wajahku sudah mereka ketahui," tolak laki-laki itu merasa bersalah.
"Hotel Luna, Hotel Artemis, Restoran Oishii, Restoran Lezat, Kafe Bintang, Kafe Ojolali, semua berhubungan dengan keluarga Malika," kata Selina marah. "Seharusnya aku tidak izinkan kamu membuat rencana ini waktu itu."
"Hei, bukannya kita semua sudah sepakat aku menikahi Malika. Toh, hubungan kita masih baik-baik saja. Uang untuk kamu juga tidak berkurang. Urusan ranjang kita masih sering melakukannya. Aku juga hanya melakukan itu sama kamu," kata Pradipta sambil menyetir mobil menuju ke studio foto tempat Selina akan melakukan sesi pemotretan.
"Alah, malam itu kamu ambil keperaawanan Malika dan sengaja membuang benih di dalam agar hamil. Iya, 'kan? Jangan lupakan itu!" balas wanita berambut panjang sepunggung.
"Hei, aku–"
Terdengar suara yang sangat keras sehingga membuat Pradipta melambatkan laju mobilnya. Sebuah kecelakaan terjadi di depan matanya berjarak sekitar 15 meter. Beberapa kendaraan lainnya juga ikut berhenti.
"Ada apa itu?" tanya Selina penasaran.
"Tabrakan motor. Pastinya anak muda yang membawa motor itu. Kebanyakan mereka suka sekali ngebut dan ugal-ugalan. Berasa jalan milik nenek moyangnya dan dia pengguna satu-satunya," jawab Pradipta.
Polisi lalu lintas yang kebetulan tidak jauh dari TKP, mengatur laju lalulintas kendaraan agar tidak terjadi kemacetan. Mobil yang dikendarai oleh Pradipta melaju lambat.
Tanpa sengaja dia melihat mobil yang dikendarai oleh Rania berpapasan dengannya. Dia bisa tahu karena wanita itu membuka atap mobilnya.
Takut ketahuan oleh sepupu Malika, Pradipta buru-buru memakai kupluk untuk menyamarkan wajah dirinya. Akan berbahaya jika sampai ketahuan dia sedang bersama wanita lain.
"Ada apa?" tanya Selina.
"Ada sepupu Malika," jawab Pradipta yang melirik ke arah kaca spion untuk melihat mobil Rania.
"Siapa?" tanya Selina yang hafal dengan keluarga dan kerabat Malika.
"Rania," jawab Pradipta singkat.
"Apa?" pekik Selina. "Wanita yang bisa menghancurkan perusahaan besar hanya gara-gara sebuah ciuman itu!"
"Iya. Suaminya yang pendiam itu sangat mengerikan. Dari semua sepupu Malika aku paling berhati-hati kepadanya," balas Pradipta. "Jadi, aku harap kamu harus berhati-hati untuk saat ini. Jangan sampai berurusan dengan mereka."
"Tapi, si Malika, kan, berbeda dengan sepupu-sepupunya itu. Sampai banyak orang tidak tahu kalau dia adalah salah satu anak konglomerat negeri ini," tutur Selina.
"Makanya itu suatu keuntungan buat kita. Karena Malika orangnya pendiam tidak banyak bicara. Agak tertutup dan sulit mengungkapkan perasaannya. Lebih suka memendam sendirian. Banyak bekerja tanpa banyak bicara," kata Pradipta seakan terdengar memuji Malika di depan Selina.
"Iya, sih. Dia itu bodoh, tidak tegaan, dan penurut. Seperti yang ibu kamu sering katakan," lanjut wanita itu dengan nada sinis sambil masukan cup kopi ke tong sampah kecil di sampingnya. "Aku harap kamu tidak jatuh cinta kepadanya."
"Mana mungkinlah, Sayang! Hanya kamu satu-satunya wanita yang aku cintai," pungkas laki-laki yang memakai setelan jas.
Mobil milik Pradipta menepi karena sudah sampai tujuan. Selina melihat sebuah bangunan yang cukup besar. Lalu, dia mencium bibir Pradipta sebelum turun dari mobil.
Sementara itu di tempat lain, Airlangga tampak mengurung diri di ruang kerjanya. Biasanya tiap tiga bulan sekali dia akan membuat resep baru bersama timnya. Namun, sekarang otaknya terasa buntu untuk berpikir.
Airlangga tidak bisa menutupi perasaannya yang hancur karena gagal meminang pujaan hatinya. Seandainya saja dia sudah menikah dengan Malika baru ketahuan hamil, maka dia akan menyayangi anak itu seperti anak kandung.
"Bos, sebaiknya kita healing. Biar bisa move on dan semangat kembali," ucap Andi, salah seorang karyawan di kafe milik Airlangga.
"Healing ke mana?" tanya Airlangga tidak bersemangat.
"Mendaki gunung," jawab Andi.
"Tidak bisa. Mendaki gunung perlu stamina yang kuat. Jika tidak terbiasa malah celaka," jelas laki-laki berpakaian kaus dibalut kemeja.
"Kalau begitu kita pergi ke puncak. Berendam air panas. Selain bisa bersenang-senang, tubuh kita juga akan terasa enak setelah berendam," celetuk Anita sambil nyengir.
"Oke. Minggu depan kita liburan ke puncak. Ajak semua karyawan dan kafe libur selama tiga hari. Kita sewa bus dan beberapa penginapan," balas Airlangga.
"Ajak keluarga boleh nggak, Bos?" tanya salah seorang karyawan yang kebetulan lewat depan ruang kerja Airlangga.
"Ya, ajak saja. Biar rame," jawab Airlangga.
Karena tidak bersemangat bekerja, Airlangga memutuskan untuk jalan-jalan keliling kota. Ketika melihat sebuah bangunan studio foto milik temannya, dia pun singgah.
"Halo, Adam!" sapa Airlangga begitu masuk ke ruang kerja temannya.
"Hai, Bro! Aduh, calon pengantin. Ada apa, nih? Jangan-jangan mau minta difoto kan untuk prewed," ujar Adam sambil memeluk Airlangga singkat.
Kisah cinta Airlangga memang terkenal di kalangan teman kuliah, sejak dulu. Mereka memuji pantang menyerah dirinya dan kesabarannya dalam mendapatkan cinta Malika.
Airlangga menceritakan apa yang terjadi kepada hubungannya dengan Malika. Walau sekuat tenaga untuk tegar, dia tetap tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.
"Yang sabar, ya. Aku rasa ini tidak benar. Tidak mungkin wanita seperti Malika punya musuh atau orang yang ingin berbuat jahat kepadanya," ucap Adam. "Mana mungkin dia bisa berada di kamar hotel dengan laki-laki asing bahkan sampai melakukan itu."
"Itu yang belakangan ini aku pikirkan terus di dalam otakku. Aku tidak punya teman untuk berbagi pikiran," ujar Airlangga sedih.
"Kenapa tidak kamu sewa jasa detektif untuk menyelidiki kejadian yang sebenarnya atas hal yang menimpa Malika. Bisa saja ini kejahatan terencana," kata laki-laki yang memiliki banyak tato di kedua tangannya.
Airlangga refleks memukul meja. Karena hal itu tidak kepikiran olehnya, saking larut dalam kesedihan.
"Bener juga kata kamu. Aku akan cari tahu, di mana kita bisa sewa jasa detektif," ujar Airlangga.
"Aku punya rekomendasi. Mereka bekerja di bawah naungan keluarga Hakim," tutur Adam.
"Keluarga Hakim?" gumam Airlangga.
***
penasaran sm masa lalu yg dimaksud sm malika itu 🤔
kau menyembunyikan banyak hal Thor