NovelToon NovelToon
Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka

Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Konflik etika / Keluarga / Persahabatan / Angst
Popularitas:524
Nilai: 5
Nama Author: ATPM_Writer

Agnes menjalani kehidupan yang amat menyiksa batinnya sejak kelas tiga SD. Hal itu terus berlanjut. Lingkungannya selalu membuat Agnes babak belur baik secara Fisik maupun Psikis. Namun dia tetap kuat. Dia punya Tuhan di sisinya. Tapi seolah belum cukup, hidupnya terus ditimpa badai.

"Bagaimana bisa..? Kenapa Kau masih dapat tersenyum setelah semua hal yang mengacaukan Fisik dan Psikis Mu ?" Michael Leclair

"Apa yang telah Dia kehendaki, akan terjadi. Ku telan pahit-pahit fakta ini saat Dia mengambil seseorang yang menjadi kekuatanku. Juga, Aku tetap percaya bahwa Tuhan punya rencana yang lebih baik untukku, Michael." Agnes Roosevelt

Rencana Tuhan seperti apa yang malah membuat Nya terbaring di rumah sakit ? Agnes Roosevelt, ending seperti apa yang ditetapkan Tuhan untuk Mu ?

Penasaran ? Silakan langsung di baca~ Only di Noveltoon dengan judul "Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ATPM_Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Seminggu kembali berlalu saat Agnes dinyatakan sembuh dari Trauma yang di ciptakan Charles. Kini Dia tengah berada di perpustakaan untuk mengajari Brigida.

Bukan hanya Brigida yang berada di perpustakaan, kini bertambah lagi satu orang, yaitu Michael. Semenjak kejadian yang menimpa Agnes beberapa minggu yang lalu, kini hubungan mereka semakin dekat.

Michael tidak mengganggu proses belajar mengajar. Dia hanya fokus pada layar Ipad dan juga dokumen-dokumen yang baru saja di kirim oleh Miki.

“Baik, jangan lupa untuk membaca buku itu Brigida. Hanya 100 halaman, Kau pasti bisa menyelesaikan nya dalam hitungan beberapa jam saja. Paham ?”

“Paham, Kak Agnes.”

Michael ikut bediri saat Agnes berdiri. Dia bantu Agnes dalam merapikan beberapa kertas dan juga buku yang di gunakan.

“Kembali saja pada pekerjaan Mu, Michael. Aku bisa membereskan ini sendiri.”

“Tidak akan memakan waktu lama. Jangan terus menolak. Aku sudah melakukan ini sejak empat minggu yang lalu.”

“Terserah Kau saja, Aku hanya tidak ingin Miki protes pada Ku.”

“Tunggu, Dia menghubungi Mu ?”

“Hei hei hei. Apa-apaan tatapan itu ? Tenang saja, Aku hanya bercanda.”

“Lupakan itu. Apa besok Kau akan pergi ke pernikahan Mantan tunangan dan Sahabat Mu ?”

“Entahlah. Aku sudah sembuh tapi tidak ingin melihat wajah Pria itu, Michael.”

“Tidak apa-apa, pergi saja. Aku akan menemani Mu.”

“Kau tidak sibuk ?”

“Tentu tidak.”

Sorot mata Brigida dan Agnes tertuju pada Ipad di meja. Mereka menatap Michael dengan tatapan tidak percaya. Tidak mungkin Dia tidak sibuk. Jika Miki mendengar ini, pasti Dia akan terbakar amarah.

Michael tersiksa dengan tatapan Agnes dan Brigida yang men judge lewat tatapan. Alhasil Dia pun bersuara,

“Baiklah baik. Aku memang sibuk, tapi bisa Ku selesaikan pekerjaan besok malam ini. Kau tidak perlu terbebani.”

“Baiklah. Tapi Aku tidak akan memakai Dress, apa Kau keberatan ?”

“Tentu tidak. Mau menyamakan warna ? Aku bisa menyuruh Miki untuk mencari nya malam ini. Kita masih memiliki waktu.”

Handphone Brigida berdering. Itu telefon dari Miki. Brigida menjawab telepon. Sebelum mengucapkan sepatah kata pun Miki sudah menyambarnya dengan pertanyaan.

“Apa Michael masih berdiskusi dengan Tuan Feliks dan Nyonya Theresia? Dia belum juga mengirim balasan tentang tindakan yang di laporkan lewat soft file yang Ku kirim.” Ujar Miki dari seberang sana.

“Ahh...” Brigida tersenyum datar dan mengganti panggilan suara menjadi Video.

Dia arahkan kamera pada Michael yang tengah berbicara sangat mesra dengan Agnes. Miki terdiam seribu bahasa sambil membuka mulut lebar-lebar.

“Sudahlah. Sedikit lagi Dia akan mengerjakan yang harus di kerjakan. Aku matikan sambungan nya.”

“Tidak. Tunggu. Berikan pada Mic—“

Belum sempat Miki menyelesaikan perkataan, Brigida sudah mematikan sambungan telefon. Toh Dia juga menikmati momen Michael yang memberikan perhatian pada Agnes, dan juga reaksi Agnes yang sekarang lebih ekspresif dari pada sebelumnya. Brigida tidak ingin momen ini hancur. Walau harus mengorbankan Miki.

...***...

Sesuai yang Michael kataan kemarin, Dia yang akan mencari Kemeja untuk Dirinya dan juga Agnes. Dengan begitu Agnes pun bergegas ke kediaman Lecllair untuk memakai kemeja yang di maksudkan.

“Kak Agnes!” Ujar Brigida dengan nada girang.

“Apa yang membuat Mu sesenang ini ?”

“Karena kedatangan Kak Agnes.”

Brigida pun mengajak Agnes ke kemarnya sambil terus melakukan obrolan ringan. Di kamar Brigida, sudah ada Kemeja yang Michael siapkan. Agnes langsung memakainya dan tampak cocok karena Dia memakai celana kain hitam. Warna yang akan sangat cocok jika di sandingkan dengan warna apa saja.

Tok tok tok

Usai ketukan ketiga, Michael langsung membuka pintu sambil menorehkan senyuman saat matanya melihat wanita yang Dia sukai ada di dalam. Warna Kemeja yang senada dengan punya Agnes membuat Mereka tampak sangat serasi untuk berdiri bersebelahan.

“Apa Aku tidak perlu memakai Jas ? Agar warna kemeja ini sama dengan milik Mu.” Tutur Michael sambil mengecup tangan Agnes.

“Jangan lakukan Itu, Michael. Kau lebih tampan jika mengenakan Jas itu.” Jawab Agnes sambil memangkas jarak diantara keduanya dan merapikan dasi yang tampak agak miring.

Brigida memandang Michael dengan tatapan sinis. Kakak nya itu adalah Pria paling rapi yang Dia kenal, tidak mungkin dasi yang Dia kenakan miring. 10.000% Brigida yakin bahwa Michael sengaja agar Agnes memperbaiki dasinya. Dengan begitu Dia bisa sepuasnya menikmati paras Agnes dari jarak dekat. Brigida pun keluar dari kamar nya. Tidak ingin menjadi nyamuk.

“Aku sedikit gugup,” ucap Agnes yang masih sibuk dengan dasi Michael.

“Agnes, bukan Kau yang akan bersanding dengan Charles.” Jawab Michael sambil memasang kancing di lengan Kemeja Agnes yang belum tertaut.

Agnes selesai merapikan dasi dan kini membiarkan Michael yang sengaja berlama-lama dalam menautkan kancing lengan. “Tidak. Bukan itu yang Ku khawatirkan. Bagaimana jika Charles membeberkan fakta bahwa Kau pernah memukulnya ?”

“Tidak perlu khawatir. Dia tidak akan melakukannya. Ayah sudah memastikan hal itu tidak akan terjadi.”

“Baiklah.”

Hazel eyes pun memandang ketenangan iris mata berwarna Ocean di hadapannya. Sedetik kemudian, Michael ikut memandang kecantikan dari warna Hazel yang saat ini hanya mengarah pada nya.

Dengan suara yang sangat halus namun tegas, Agnes bersuara “Michael, terimakasih untuk semua nya. Sungguh.” Tak lupa Dia torehkan senyum terbaik.

“Agnes, Kau pantas mendapatkan nya.” Tutur Michael sambil menyelipkan beberapa helaian rambut ke belakang daun telinga.

Mereka berdua pun turun kebawah sambil bergandengan. Agnes di sebelah kanan dan Michael di sebelah kiri. Feliks dan Theresia tidak di rumah. Masing-masing dari Mereka tengah pergi keluar kota untuk keperluan bisnis, sehingga hanya Michael yang akan mewakili keluarga Lecllair.

...***...

Setelah tiba di hotel dan menyerahkan kartu undangan. Michael dan Agnes di persilahkan untuk masuk.

Walau Agnes tidak dibaluti busana berupa Dress, tidak menjadikannya tidak pantas berdiri di sebelah Michael. Mereka berdua tampak sangat serasi.

Kedatangan Michael langsung di sambut oleh beberapa rekan bisnis. Acara sudah berlangsung selama dua jam, sehingga Michael dan Agnes tidak harus duduk dan menikmati acara yang dibawakan oleh Mc. Dari beberapa rekan kerja yang datang untuk sekedar bersalaman mengatakan beberapa hal saja, terdapat satu yang anteng sekali mengajak Michael bercerita sejak tadi.

“Apakah Tuan Roosevelt bersama keluarga nya belum datang, Robert ?” Tanya Michael.

“Tuan Roosevelt ? Tidak. Beliau sudah pulang bersama keluarga nya sejam yang lalu. Katanya ada beberapa kesibukan. Lagi pula, Mereka tidak mungkin berlama-lama di tempat yang seharusnya di tempati oleh Mereka kan ?” Tutur nya sambil meneguk wine.

“Kau benar,” sambung Michael sambil menepuk-nepuk punggung tangan Agnes yang bertengger di lengannya.

“Apa Aku boleh berkenalan dengan pemenang hati Mu, Tuan Michael Lecllair ?”

“Tentu.”

Agnes menyambut uluran tangan yang mengarah pada nya.

“Halo, Aku Robert Alpert.”

“Halo, Aku Agnes Roosevelt. senang bertemu dengan Mu, Tuan Alpert.”

“!” Mulut Robert diam tapi ekspresi wajah nya mengatakan segalanya.

Dia terkejut dengan kata 'Roosevelt' yang keluar dari mulut Agnes. Robert pun berkali-kali melihat ke arah pengantin wanita dan kembali pada Agnes. Langsung membandingkan semuanya dan Agnes tidak menunjukan satu kekurangan pun. Bahkan Dia lebih menonjol dari Pengantin wanita.

“Apa Charles Eklet terlalu banyak mencicipi wanita, sehinga tidak bisa membedakan yang berkualitas ?” Tuturnya di dalam batin.

“Robert, sebaiknya jaga ekspresi Mu. Yang sudah terjadi tidak bisa di ubah.”

“Ah, Kau benar Michael. Hmm, Kau memang lebih cocok dengan nya.”

“Kalau begitu Kami pamit dulu. Kami harus memberi ucapan pada mempelai yang berbahagia hari ini.”

“Ya ya yaa.. Pergilah.”

“Kami pergi dulu. Obrolan tadi sungguh mengasyikan, Tuan Alpert.” Ujar Agnes mengulas senyum tipis dan berhasil membuat Robert terpukau.

Sungguh Agnes memiliki paras dan pembawaan sikap yang membuat lawan bicaranya tidak punya pilihan lain selain terpukau padanya.

“Robert, jaga mata Mu. Dia milik Ku.” Pungkas Michael penuh penekanan dan membuat pipi yang sedikit memerah langsung sirna seketika.

“Aku hanya tersipu sialan. Memangnya dengan ini kekasih Mu langsung berpindah pada Ku ?” Teriak Robert tidak terima di dalam batin namun Dia sungguh tidak berkutik di hadapan Michael dalam acara seperti ini.

Michael dan Agnes pun semakin memangkas jarak antara mereka dan kedua mempelai yang berbahagia hari ini. Michael terus menggenggam tangan Agnes yang bertengger di lengan, dan berhasil membuat Agnes mengulas senyum. Dia disiram kebahagiaan dengan perilaku Michael yang peka pada hal kecil sekali pun. Namun Agnes tidak menyadari, terdapat sorot mata yang menilik nya dalam-dalam sejak Dia datang. Bukan terpukau atau kagum pada kecantikan Agnes, namun pada Pria yang Dia gandeng, Michael Lecllair.

“Bagaimana bisa ?” Gumam wanita itu tidak terima sambil mengerutkan wajah.

...***...

Jangan lupa like dan komen, ya. Thank you so much Darling~♡

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!