NovelToon NovelToon
Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka

Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Konflik etika / Keluarga / Persahabatan / Angst
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: ATPM_Writer

Agnes menjalani kehidupan yang amat menyiksa batinnya sejak kelas tiga SD. Hal itu terus berlanjut. Lingkungannya selalu membuat Agnes babak belur baik secara Fisik maupun Psikis. Namun dia tetap kuat. Dia punya Tuhan di sisinya. Tapi seolah belum cukup, hidupnya terus ditimpa badai.

"Bagaimana bisa..? Kenapa Kau masih dapat tersenyum setelah semua hal yang mengacaukan Fisik dan Psikis Mu ?" Michael Leclair

"Apa yang telah Dia kehendaki, akan terjadi. Ku telan pahit-pahit fakta ini saat Dia mengambil seseorang yang menjadi kekuatanku. Juga, Aku tetap percaya bahwa Tuhan punya rencana yang lebih baik untukku, Michael." Agnes Roosevelt

Rencana Tuhan seperti apa yang malah membuat Nya terbaring di rumah sakit ? Agnes Roosevelt, ending seperti apa yang ditetapkan Tuhan untuk Mu ?

Penasaran ? Silakan langsung di baca~ Only di Noveltoon dengan judul "Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ATPM_Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Di perjalanan, jemari Agnes terus bergerak gelisah. Michael menyadari hal itu.

“Apa yang Kau cemaskan ?” Tutur nya lembut sambil memegang tangan Agnes dengan tangan kiri.

“Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Anak itu ? Pasti karena kedatangan Kita Mereka berdua berujung pada perkelahian.”

“Agnes, tenanglah. Apapun yang terjadi pada Mereka, tidak ada sangkut paut nya dengan Kita.”

“Tapi Aku yakin sekali mereka bertengkar karena Kita.”

Ciit.

Michael menghentikan laju mobil di pinggir jalan. Agnes ini, Wanita yang sangat Dia sukai ini, terlalu banyak memikirkan hal yang tidak perlu. Dia butuh sekali di beri pemahaman.

Michael menggunakan kedua tangannya untuk membungkus tangan Agnes yang sudah berkeringat dan terasa dingin.

“Agnes dengarkan Aku.”

“...” Agnes terdiam. Netra nya masih terlihat cemas.

“Hei, bukan tatapan itu.. Tarik nafas, hembuskan.. Tarik lagi, hembuskan.. Sekarang lihat mata Ku. Tenggelamkan semua atensi Mu pada mata ini.”

Agnes patuh melakukan semua nya sesuai dengan instruksi Michael. Kini di dapati lah diri nya yang sudah tenang. Michael langsung menarik garis senyum saat Agnes sudah kembali mendapat ketenangan.

“Apapun yang terjadi pada Mereka, pada anak yang tidak bersalah itu, tentu tidak ada hubungan nya dengan Kita. Mereka saja yang tidak mengelola emosi dengan baik, tidak mengembangkan karakter yang bagus sehingga gampang sekali di lahap amarah di acara penting tadi. Tanpa kehadiran Kita pun, Mereka berdua akan berakhir seperi tadi lewat perantaraan orang lain. Sekarang yang terpenting adalah pergi ke rumah sakit, dan melihat apa yang terjadi dengan anak yang Kau khawatirkan itu. Paham?”

“Paham...” Agnes mengangguk beberapa kali. Kemudian, “Benar perkataan Mu, Michael. Terimakasih karena sudah membuat Ku mendapati ketenangan. Aku baru teringat bagaimana karakter Mereka.”

“Tentu. Apapun akan Ku lakukan untuk Mu, Agnes.” Tutur Michael lembut dan kembali mengemudikan mobil. Tak lupa Ia berikan beberapa helai tisu untuk telapak tangan Agnes yang berair. Selalu, tidak pernah absen sedikit pun untuk memperhatikan hal-hal kecil yang berkaitan dengan Agnes. Bagaimana mungkin setiap tindakan kecilnya tidak menciptakan lengkungan senyum kecil di wajah Agnes ?

...***...

“Meeting hanya akan berlangsung selama satu jam. Tunggu Aku di rumah sakit. Aku yang akan menjemput dan mengantar Mu pulang, okay?”

“Baiklah. See you later, Michael.” Tutur Agnes sambil memberikan pelukan.

Michael balas pelukan itu dan bertahan selama beberapa menit.

“Kau tidak ingin melepaskan pelukan ini?” Ucap Agnes menahan tawa.

“Maaf, Aku tidak ikhlas Kamu lebih mengkhawatirkan anak orang lain dari pada diri Ku.”

“Kau bukan anak Ku Michael. Juga, Kau itu anak orang lain. Tuan Feliks dan Nyonya Theresia pasti akan khawatir jika sesuatu terjadi pada Mu. Itu sudah cukup.”

Michael melepaskan pelukannya dan kembali bersuara “Itu tidak cukup sebelum ada diri Mu. Kau itu calon Istriku. Calon Ibu dari anak-anak Ku. Tentu Aku baru merasa cukup jika sudah ada sentuhan dari Mu.”

“Iya iya iya. See you later.” Kata Agnes sambil mencolek hidung mancung Michael.

Mereka pun berpisah. Michael pun meningkatkan kecepatan laju mobil agar tidak terlambat menghadiri Meeting dengan rekan bisnis.

...***...

Di rumah sakit, Agnes kini menuju ke tempat Laras ditangani setelah bertanya di meja Resepsionis. Dia berjalan dengan langkah kaki tanpa keragu-raguan. Jika saja Michael tidak menenangkan nya tadi, Agnes pasti di penuhi oleh ketakutan karena menganggap diri nya sebagai penyebab.

Di depan ruangan yang dipakai oleh Laras, berdiri Antonio, Paulina, Charles, Yonatan dan juga keluarga dari pihak Laras. Berdiri Mereka dengan kekhawatiran, sedangkan keluarga Eklet duduk sambil menjaga sikap. Antonio tidak mengijinkan Charles untuk duduk. Dia di perintahkan untuk berdiri dan merenungi tindakannya barusan.

“Tuan, Nyonya.” Sapa Agnes sambil menunduk pelan pada Ayah dan Ibu Laras. Tak lupa Dia mengangguk pelan saat mata nya bertemu dengan Antonio juga Paulina.

Agnes duduk di kursi panjang milik Rumah sakit yang bertengger di setiap lorong. Dia duduk dalam ketenangan, menunggu Dokter yang menangani Laras keluar dari dalam ruangan.

30 menit sudah berlalu. Semuanya di baluti ketegangan dan keheningan.

Klek

Pintu terbuka dan berhasil menarik Antonio beserta Paulina yang terduduk agar ikut mendekat pada posisi Ayah dan Ibu Laras.

Mereka menuangkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan Laras. Kekhawatiran Mereka semakin menggema saat wajah sang Dokter terlihat penuh rasa bersalah.

“Maaf, Tuan dan Nyonya. Kami sudah melakukan berbagai macam penanganan untuk mempertahankan janin, namun Dia tidak dapat di selamat kan. Kandungan pasien memang sangat lemah. Entah goncangan seperti apa yang Dia terima tadi sampai membuat pasien kehilangan anak nya.” Kata sang Dokter yang saat ini masih terlihat beberapa butiran keringat di pelipis nya.

Plak!!

“Dasar anak tidak tau diri!”

Antonio langsung menerjang Charles dengan nada tinggi juga tamparan. Paulina turun tangan untuk melindungi Putra nya. Wajah Charles yang tidak ter torehkan rasa khawatir dengan berita barusan semakin membuat Antonio naik pitam. Pembelaan Paulina berhasil menjadi minyak tanah dalam membesarkan api amarah Antonio. Ayah dan Ibu Laras pun tidak kalah ganas, Mereka mengkritik sikap Charles dan juga Paulina yang bersikap sangat keterlaluan di atas kemalangan Putri Mereka.

Terjadi cekcok antara dua Kubu. Kubu Paulina dan Charles kekurangan personil, tetapi ego mereka berhasil menutupi kekosongan yang ada dan terus seimbang dalam menangani perkataan yang di lontarkan Antonio dan kedua orang tua Laras.

Lima menit penuh kericuhan. Petugas keamanan pun turun tangan dalam melerai dua kubu ini dan menyuruh Mereka untuk menenangkan diri di luar. Saat sudah tenang, baru Mereka diijinkan masuk dan melihat keadaan pasien.

...***...

Secara perlahan, Laras membuka kelopak mata nya. Untuk saat ini, Dia belum merasakan sakit karena organ yang berhubungan masih dipengaruhi beberapa cairan yang di suntikkan tadi. Dengan kedua tangan sebagai tumpuan, Laras mendudukkan diri nya kemudian bersandar.

Dia tersenyum kecut saat melihat tubuhnya kini mengenakan baju pasien, bukan gaun yang di desain dengan indah sesuai dengan seleranya.

Klek

Kebetulan yang tepat sekali. Dokter yang menangani tadi memasuki ruangan.

“Bagaimana perasaan Mu, Nyonya ? Apa ada yang di rasa tidak nyaman?” Tutur nya sambil melihat selang infus, kemudian kembali melihat Laras.

“Aku belum merasakan apapun Dokter,”

“Benar. Mungkin beberapa jam lagi barulah Kamu merasakan nyeri yang menyakitkan.”

“Tunggu, apa maksud Mu Dok ?”

“Maaf, Kami sudah melakukan semua yang bisa Kami lakukan. Namun anak Anda tidak terselamatkan. Kandungan Mu sangat lemah, sehingga tidak dapat mempertahan kan janin itu usai mendapatkan benturan keras.”

“....” Laras terdiam. Benaknya di penuhi dengan berbagai pemikiran.

“...Lalu, dimana suami Ku ? Di mana Ayah, Ibu dan juga Mertua Ku ?” Tuturnya dengan suara gemetar.

“Mereka diusir petugas keamanan karena terjadi cekcok saat mendapat kan informasi tadi. Mereka mengganggu ketenangan pasien yang lain. Mungkin Sedikit lagi Mereka akan mengunjungi Anda.”

“Di saat Aku mendapatkan kabar ini, Mereka malah berkelahi sampai harus di usir petugas keamanan ? Seharusnya yang Mereka utamakan itu diri Ku. Aku yang paling dirugikan di sini!!” Teriak Laras di dalam batin.

Menanggapi keheningan Laras, Dokter itu justru berpikir Laras membutuhkan waktu berpikir seorang diri. Dia pun pamit undur diri dan meninggalkan Laras sendirian.

“Sekarang bagaimana ? Aku tidak memiliki tali untuk mengikat Charles. Keluarga Eklet pasti menginginkan seorang penerus, dengan kondisi kandungan Ku, tidak ada lagi kemungkinan untuk terjadi pembuahan. Ugghhh,” Laras menunduk sambil meremas selimut. Air mata nya sungguh keluar karena merasa akan disingkirkan saat tidak bisa memberikan keturunan.

“...Dasar anak sialan! Untuk membantu Ibu nya saja tidak bisa ? Kau benar-benar terkutuk! Kenapa Kau tidak bisa bertahan dengan goncangan tadi ? Dasar bedebah sialan! Aku tidak menyangka—“

“Pantas saja keguguran. Anak itu tidak kuat menjalani kehidupan dengan memiliki Ibu seperti Mu, dan Ayah seperti Charles yang rakus sekali dengan lubang wanita.” Sela Agnes melenggang masuk. Memangkas jarak antara diri nya dan Laras.

...***...

Jangan lupa like dan komen ya. Thank you so much Darling~♡

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!