Zoe Harper, seorang agen rahasia elit dari Norwegia, menerima misi rahasia dari mentornya, Johan Jensen, untuk mencuri "Scriptum Mortis", sebuah buku rahasia yang berisi informasi tentang operasi kartel terbesar di Meksiko. Buku tersebut berada di tangan Axel von Bergen, seorang pengusaha kaya dan berpengaruh.
Namun, misi ini diwarnai dengan kehadiran Axelrod River (Maverick), pemimpin kartel berbahaya yang menguasai jalanan Meksiko. Axelrod River dikenal sebagai pria yang kejam, cerdas dan memiliki jaringan yang luas. Mentor Zoe memperingatkan bahwa Axelrod River adalah musuh yang tidak terduga dan harus diwaspadai.
Dengan kecerdasan, keberanian dan kemampuan analisis yang tajam, Zoe harus menghadapi Axelrod River dan mengungkap kebenaran tentang buku tersebut. Sementara itu, dia juga harus menghadapi konflik internal tentang motifnya sendiri dan moralitas misinya.
Apakah Zoe berhasil menyelesaikan misinya dan mengungkap kebenaran tentang "Scriptum Mortis"?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elsa safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penangkapan Agen
Setelah itu, dari arah pintu terdengar suara Bergen dan Raider, kakak pertama Maverick. Miguel yang baru saja memukul kepala Zoe seketika pergi untuk menyambut, meninggalkan Maverick yang masih berdiri di sebelah Zoe yang terkapar di lantai. Sementara itu, Maverick masih memandangi wajah Zoe dengan ekspresi datar, tidak menunjukkan sedikit pun emosi. Dia terus menghisap cerutu, mengeluarkan asap yang membumbung ke atas, sambil terus memandangi Zoe dengan mata yang tajam dan tidak terbaca.
"Miguel, katanya River ada disini. Dimana dia?" Suara Bergen terdengar sedang bertanya tentang keberadaan anaknya. Maverick yang mendengar hal itu seketika menoleh ke arah koridor yang terhubung dengan ruang tamu, seolah-olah dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Lalu, Bergen dipandu oleh Miguel menyusuri koridor untuk bertemu dengan anaknya, Axelrod River.
Dari kejauhan, Bergen dan Raider dapat melihat Maverick berdiri dengan tenang, namun Zoe tidak terlalu terlihat jelas karena terkapar di lantai. Saat mereka mendekat, pandangan mereka jatuh pada tubuh Zoe yang tak sadarkan diri, dengan darah yang mengalir dari kepalanya. Mereka berhenti di depan Maverick, dan Bergen bertanya dengan nada yang dingin dan tidak terkejut, "Apa ini Agen yang mencoba mencuri Scriptum Mortis?" Raider juga menatap Maverick dengan mata yang tajam, seolah-olah menunggu konfirmasi dari Maverick. Maverick sendiri tidak bergerak, hanya memandang Bergen dan Raider dengan ekspresi yang datar, seolah-olah tidak ada yang salah.
"Sudah kuduga. Anakku River memang luar biasa!"
Di antara kesunyian yang tercipta setelah Bergen bicara, suara Kyle tiba-tiba terdengar dari alat suara yang dipasang di telinga Maverick. Suara Kyle terdengar khawatir dan sedikit panik. "Maverick, apa terjadi sesuatu di dalam? Aku tidak bisa menghubungi Zoe. Apa dia baik-baik saja? Tolong jawab aku." Maverick tidak bereaksi, hanya memandang Bergen dan Raider dengan ekspresi yang sama datar. Namun, suara Kyle terus terdengar, memecahkan kesunyian dan menambahkan ketegangan di udara.
Maverick tidak menjawab panggilan Kyle. Sebaliknya, dia mencabut alat komunikasi itu dari telinganya dan melemparnya ke lantai dengan gerakan yang kasar. Dia menatap ayahnya, Bergen, dengan mata yang tajam dan bicara dengan nada yang dingin, "Gadis ini datang bersama satu rekannya, yang saat ini sedang bersembunyi di atas bangunan." Maverick berhenti sejenak, sebelum melanjutkan, "Pergilah dan tangkap dia."
Bergen dan Raider tampak terkejut, namun pada akhirnya pergi untuk menangkap Kyle. Saat ini, di koridor mansion yang besar dan sunyi, hanya ada Miguel dan Maverick yang masih menatap Zoe yang terkapar di lantai. "Miguel, pergi dari sini," Maverick meminta Miguel untuk meninggalkan mereka berdua. Suaranya terdengar dingin dan tidak ada emosi. Miguel mengangguk dan pergi dari sana, meninggalkan Maverick sendirian dengan Zoe yang tidak sadarkan diri. Maverick memandang Zoe dengan mata yang tajam, seolah-olah memikirkan sesuatu.
Maverick kembali berjongkok dan mengangkat tubuh Zoe yang lemas, lalu membawanya ke kamarnya. Darahnya jatuh di lantai, meninggalkan jejak merah yang gelap, namun Maverick tidak mempedulikannya. Dia membaringkan Zoe di atas kasur yang empuk, dan mengambil beberapa alat medis untuk menutupi luka di kepala Zoe. Dengan tangan yang stabil dan hati-hati, dia menjahit luka itu perlahan, dan memasangkan perban yang putih dan bersih. Aksi Maverick ini tampaknya bertentangan dengan kata-katanya sebelumnya, di mana dia menyebut Zoe sebagai musuhnya. Namun, dia malah merawatnya dengan hati-hati, seolah-olah dia peduli dengan keselamatan gadis itu.
"Gadis bodoh. Kau berurusan dengan orang yang salah." Dia berbalik dan pergi dari kamarnya, meninggalkan Zoe yang masih terkapar di atas kasur. Dia menutup pintu kamarnya dengan suara yang keras, dan berjalan menuju tempat di mana Bergen dan Raider sedang menangkap Kyle. Kamarnya yang luas dan mewah kini menjadi penjara bagi Zoe, yang masih tidak sadarkan diri dan tidak tahu apa yang akan terjadi padanya selanjutnya.
Sementara itu, Kyle berhasil kabur dari Mansion Bergen dengan berlari ke dalam hutan yang gelap dan lebat. Dia berlari secepat mungkin, dengan napas yang terengah-engah dan hati yang berdebar. Dia tahu ada yang tidak beres dan memutuskan untuk meminta bantuan pada Johan, mentornya. Dia berencana untuk menghubungi Johan dan meminta bantuan untuk mengirimkan seseorang ke Meksiko yang dapat membebaskan Maverick dan Zoe dari cengkeraman Bergen. Dengan harapan bahwa Johan akan dapat membantunya, Kyle terus berlari ke dalam hutan, meninggalkan Mansion Bergen yang mengerikan di belakangnya.
*
*
*
Saat malam hari, setelah menyelesaikan makan malam, Maverick kembali ke kamarnya untuk melihat Zoe, yang masih terkapar di atas kasur. Dia berencana untuk mengintrogasinya tentang siapa mentornya dan siapa saja orang yang terlibat dalam rencana pencurian Scriptum Mortis. Namun, setiap kali dia melihat wajah Zoe, pikirannya selalu berubah. Dia ingat bagaimana mereka dekat dan bagaimana mereka bersama selama ini. Kebersamaan yang singkat itu selalu membuat Maverick tidak bisa melakukan apapun. Dia merasa ada sesuatu yang menghalangi dia untuk melakukan tugasnya, sesuatu yang membuat dia merasa lemah dan tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Maverick berdiri di dekat jendela, menatap ke luar malam yang gelap, berusaha untuk menghilangkan perasaan yang tidak diinginkan itu.
Saat hendak memotong cerutu, suara desahan Zoe terdengar dan membuat Maverick menoleh ke belakang. "Agh.. " Gadis itu mulai membuka matanya perlahan, namun wajahnya begitu pucat dan lemah. Mata mereka bertemu, dan untuk sejenak, waktu seolah-olah berhenti. Maverick memandang Zoe dengan mata yang tajam, namun ada sesuatu yang berbeda dalam pandangannya kali ini.
"M-Maverick.." Zoe berusaha mengangkat tubuh bagian atasnya, namun terlalu lemah dan berakhir kembali jatuh ke atas bantal. Maverick memandangnya dengan mata yang dingin dan tidak bicara, tidak menunjukkan sedikit pun emosi atau kepedulian. Zoe kembali memanggilnya, "Maverick.. apa itu kau?" Dia berusaha untuk melihat lebih jelas, namun pandangannya masih sedikit kabur karena efek dari luka di kepalanya. Maverick masih tidak bergerak, hanya memandang Zoe dengan mata yang tajam dan dingin, seolah-olah menunggu sesuatu dari gadis itu.
"Maverick.." Saat sekali lagi gadis itu memanggilnya, Maverick mendecih dan mendekat untuk membantu gadis itu bangun dan bersandar di ranjang. Dia membantu Zoe duduk dan bersandar di ranjang, dengan mata yang masih dingin dan tidak menunjukkan emosi. "Kau benar-benar bernyali besar," katanya dengan nada yang meremehkan.
Zoe malah menertawakannya dan bertanya dengan nada yang santai, "Haha.. Apa maksudmu? Seseorang baru saja memukul kepalaku, jadi berhenti mengejek." Dia memandang Maverick dengan mata yang berkilauan, seolah-olah dia tidak terlalu mempermasalahkan keadaannya saat itu. Maverick terkejut sejenak dengan reaksi Zoe yang tidak terduga, dan dia tidak bisa tidak memandang gadis itu dengan rasa penasaran.
"Kenapa kau malah tertawa? Seseorang hampir membunuhmu disini."
Zoe mengabaikan kata-kata Maverick dan memijat dahinya, sadar bahwa ada perban yang melingkar di sana. Dia memandang Maverick seolah bertanya, apa kau yang memasangkan perban ini? Namun, Maverick malah mengerutkan bibir dan alisnya, tidak diketahui apa artinya itu. Dia mendecih sekali lagi dan berkata, "Disini tidak aman. Kita harus segera pergi sebelum Bergen tiba." Maverick kembali bersandiwara sebagai dirinya yang biasa, mengesampingkan identitas aslinya sebagai Axelrod River. Niatnya untuk mengintrogasi Zoe pun seketika hilang.