Menceritakan tentang Vela, gadis yang tiada karena di bunuh oleh orang yang telah membunuh kekasihnya. Ia terbangun di kehidupan sebelumnya, pada masa Dinasti Kerajaan. Ia seorang Putri Kerajaan bernama Tania, Putri lemah yang dibenci oleh ayahnya dan selalu disiksa oleh saudara dan ibu tirinya.
Putri Tania sangat membenci Raja Oberon, Laki-laki yang sudah lama akan dijodohkan dengannya, Tania dan keluarganya tidak bisa menolak perjodohan itu, karena Raja Oberon adalah Raja terkuat, terkejam, dan ialah Raja di atas para Raja. Namun, bagi Vela, Raja Oberon adalah orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Saat tiba-tiba Putri Tania (Vela) menerima Perjodohan nya dengan Raja Oberon, saat itulah semuanya berubah. Di mulai Tania yang membalas semua perlakuan ayah dan ibu tirinya, melalui kekuasaan yang diberikan Raja Oberon, dan munculnya orang-orang terdekat Vela.
#1 Fantasi series
#Kalau suka jangan lupa jejaknya❤
#*** Konten UwU tinggi ya
#1000% karya original
#Plagiat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14 : Mencegah ingatan Tania kembali
Apa yang Oberon lakukan di sini? Batin Tania bertanya, ia mengikuti Oberon sampai di depan pintu ruangan pusat kesehatan kerajaan. Palingan di dalamnya hanya ada tabib-tabib istana.
Dapat Tania lihat Oberon masuk, Tania mengintip dari celah pintu. Oberon menghampiri satu-satunya tabib yang ada di dalam ruangan itu, Tania memperhatikan wajah tabib itu teliti.
Ah, iya. Itu tabib yang memeriksa ku kemarin dan memberiku obat, ada perlu apa Oberon dengannya? Batin Tania terus bertanya.
Oberon menghampiri satu-satunya tabib yang ada di ruangan ini, tabib itu yang melihat kedatangan Oberon langsung menunduk memberi hormat, “Salam Hormat Yang Mulia Raja Oberon.” Ucapnya.
“Apa yang sedang kau lakukan?” Tanya Oberon mengabaikan sapaan tabib itu, “Hamba hanya sedang meracik obat, Yang Mulia.” Jawabnya.
Oberon mengeluarkan sebuah serbuk dari saku jubahnya, “Ganti obat Putri Tania dengan obat ini.” Ucapnya menyodorkan serbuk itu, Tabib itu menerimanya.
Apa itu? Apa racun? Oberon ingin membunuhku? Batin Tania dengan fikirannya sendiri.
Tabib itu memperhatikan serbuk yang di berikan Raja Oberon, “Jika saya boleh tau, ini obat apa Yang Mulia?” Tanyanya. Tania mendengarkan dengan seksama.
“Obat untuk mencegah ingatan Putri Tania kembali.” Ucap Oberon, Tabib itu dan Tania sendiri terkejut.
Ahh, untuk mencegah ingatanku kembali. Ckck, Oberon benar-benar licik, dia pasti tidak ingin aku membencinya lagi. Batin Tania. Ia tersenyum geli mengingat pikirannya tadi jika Oberon akan meracuninya.
“Maaf yang Mulia, tapi tujuan kita tentu membuat ingatan Putri Tania pulih. Apalagi kepala Putri Tania hanya terbentur, bisa saja dalam hitungan hari ini ingatannya pulih.” Jelas tabib itu.
Oberon mengacuhkannya, “Berikan saja obat itu pada Putri Tania. Apapun yang terjadi ingatan Putri Tania tidak boleh kembali.” Ucap Oberon dingin, “Kau tentu tau kenapa aku menginginkan ingatan Tania tidak kembali.” Lanjutnya.
Benar, Tabib itu bahkan semua penghuni Kerajaan Dalbert tau bagaimana Tania yang sangat membenci Oberon sejak dulu, berbanding terbalik dengan sekarang, Tania yang mereka ketahui melupakan ingatannya dan sangat dekat dengan Raja Oberon.
“Mohon maaf, Yang Mulia. Tapi ini bisa berakibat fatal, Putri Tania bisa saja hilang ingatan selama— akhh.” Oberon yang lelah mendengar bantahan dari Tabib itu langsung mencekiknya.
“Kau berani membantah ku? Kau pikir kau siapa? Hah?” Tanya Oberon dingin, cekikannya semakin kuat hingga tabib itu tak bisa bicara atau bernafas sedikitpun. Semakin lama leher Tabib itu di kelilingi seperti akar hitam, tentu saja cekikan Oberon tidak main-main ditambah sihirnya yang kuat.
Tania yang melihat itu terkejut dan kagum,
Kekuatan Oberon hebat sekali, aku juga ingin memiliki sihir seperti itu. Batinnya terus menyaksikan Oberon mencekik tabib itu. Tidak ada niatan bagi Tania untuk menolongnya sedikitpun, fyi jangan lupakan jiwanya adalah Vela, Queen Mafia yang tidak kenal ampun dan tak berperasaan.
“Aku tidak peduli Tania hilang ingatan selamanya, jika kau tidak mau melakukannya aku bisa memberikan pada Tania sendiri!” Ucap Oberon kemudian menghempaskan tubuh tabib itu, tabib itu segera mengambil udara sebanyak-banyaknya, namun lehernya terasa sangat panas. Jangan lupakan Oberon juga menggunakan sihirnya.
Oberon memperhatikan bagaimana tabib itu tersiksa dengan tubuhnya yang terasa terbakar, “Itulah akibat jika ada yang berani menentang perintahku.” Ucapnya, tak lama smirk mengerikan muncul di wajahnya ketika melihat tabib itu menghembuskan nafas terakhirnya.
Psychopath! Tapi aku semakin suka. Batin Tania senang, ia segera pergi ke kamarnya setelah juga melihat bagaimana nyawa tabib itu tercabut. Tentu tak lama Oberon akan keluar dan bisa gawat jika Oberon melihat keberadaannya.
Tania sampai di kamarnya, ia langsung naik ke kasur dan menutup sebagian tubuhnya dengan selimut. Jantungnya serasa akan melompat dari tempatnya, ketahuilah jika kita selesai mengintip seseorang pasti ada rasa takut akan ketahuan.
Tania memejamkan matanya, berniat tidur sebelum Oberon kemari, namun tak sampai 2 menit Tania memejamkan mata terdengar suara pintu kamarnya terbuka, pelajunya tak lain adalah Oberon.
Ck, Oberon cepat sekali kesini. Batinnya.
Oberon yang melihat Tania sudah terlelap tersenyum, ia membaringkan dirinya di samping Tania, memeluk erat tubuh wanita kesayangannya itu.
Selesai menghabisi tabib yang tidak mau menuruti perintahnya, Oberon mengambil Obat yang akan ia gunakan untuk mencegah ingatan Tania kembali, nanti akan ia masukkan sendiri pada minuman Tania.
Tania yang belum tertidur pun lama kelamaan terlelap di dalam pelukan Oberon yang sangat nyaman, tak lama Oberon pun menyusul Tania ke alam mimpi.
***
Like komen!
Like komen!
Like komen!
:)