Irene, Sebuah nama yang entah sejak kapan menjadi pemuas Presdir nya sendiri, Hidup hanya dengan ayah nya, Dan ibu nya adalah mantan Pelacur, Hingga akhir hayat nya terus di kucilkan dan di rendahkan.
Bahkan sampai pada kehidupan Irene sendiri, Dia sekolah dan kuliah dengan biaya nya sendiri, Sampai bisa menjadi sekertaris pribadi seorang pemilik perusahaan Terbesar di kota yang baru di datangi nya.
Namun nasib tidak adil pada nya, Dia terpaksa menjadi pemuas bagi dahaga birahi nya sang Presdir.
Dario Max Anderson.
Presdir sekaligus pemilik perusahaan besar, Yang sangat membenci yang nama nya wanita. Namun tetap menjerat wanita dengan berbagai pesona nya, Hingga dia memilih wanita bernama Irene untuk menjadi pemuas hasrat nya, Dan setiap kali dia menginginkan nya, Irene harus datang dan siap melayani diri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lelah
Irene hanya bisa menatap nanar pada bangunan tinggi bersejarah yang menjadi ikon utama kota yang di juluki salah satu kota romantis di Eropa ini.
Bukan hanya di Eropa, Bahkan di Dunia, Dulu sekali, Selain Paris, Irene sangat ingin melihat bagaimana indah nya Kota Guarda, Kota terpencil di Swiss, Kota yang begitu sejuk dan bersih kata nya.
Apalagi air terjun di tengah tengah kota tersebut yang menjadi daya tarik para wisatawan luar mau pun dalam negeri.
Amerika, Irene dulu nya juga ingin kesana untuk melanjutkan pendidikan nya, Tapi dia hanya mampu sekolah dan kuliah dengan biaya yang di dapatkan nya sendiri dari pekerjaan paruh waktu nya.
Ayah nya hanya seseorang yang memiliki toko yang tidak terlalu besar, Ibu nya hanya seorang penjahit rumahan, Dan Irene sendiri dia lebih memilih menjadi guru les privat bagi anak anak, Karena dia cukup pandai dan mahir berbahasa Inggris.
Karena di Negara nya bahasa Inggris sangat sulit untuk mereka pelajari, Maka Irene menjadi guru bahasa Inggris dan anak anak murid nya cukup banyak saat itu, hingga Irene bisa melanjutkan Studi nya dan Lulus dengan sangat baik waktu itu.
" Apa yang kau lihat di luar sana ?"
Deg !..
Irene yang melihat bos nya yang sudah keluar dari kamar mandi hanya bisa menggelengkan kepala nya saja.
Lalu dia memberikan secangkir teh Melati yang ada di tangan nya pada Max.
Irene langsung menundukan pandangan nya saat melihat tubuh atletis Max yang tidak terbalut kain bagian atas nya.
Bawahan nya hanya memakai Celana pendek nya saja.
" Ini minuman anda Tuan, Teh hangat. "
" Aku tanya apa yang kau lihat ??" Irene kembali melihat ke arah luar dan lebih tepat nya ke arah menara Eiffel.
Bukan kah ini masih cukup cerah untuk pergi keluar ? Lagi pula di Paris memiliki jam siang yang lebih panjang kata nya, Jadi bisa kah dia keluar sebentar ?
Menikmati hari nya disini ? Tidak terus terusan bekerja dan menjadi partner pria bule ini ?
" Saya hanya melihat nya saja Tuan, Sangat indah. "
" Kau pikir aku tidak tau jika kau ingin keluar ? Jangan mimpi kau bisa keluar dari sini. "
" Saya tidak ingin keluar, Hanya melihat nya saja, Lagi pula saya tau, Bahwa saya ini hanya wanita pemuas Presdir, Jadi saya tidak berhak bermimpi apapun disini. " Max terlihat marah dengan kata kata yang Irene katakan.
Apa wanita ini menyindir nya ? Max tidak suka di sindir seperti ini.
Lagi dan Lagi, Irene mendapatkan perlakukan tak sedap dari Max, Dia kembali mendapatkan kekerasan dari pria ini.
Rahang nya kembali di cengkram eh Max dan kedua mata mereka saling bertemu.
Mata indah Irene yang hitam besar itu tidak sekali pin membuat Max tersentuh, walau tatapan nya menyendu.
" Aku paling tidak suka di Sindir ! Aku bisa melakukan apapun yang ku inginkan, Termasuk menyakiti mu atau bahkan membunuh mu jika aku mau !" Irene hanya bisa menganggukkan kepala nya, Karena dia mulai merasakan kebas di rahang nya, Dan mungkin saja juga sudah memerah karena ulah Max.
" Saya paham Tuan, Jika boleh saya meminta, Bisa kah bunuh saya dan biarkan saya mati dengan baik ?"
Brugh...
Irene jatuh terduduk di lantai saat Max menghempaskan tubuh nya begitu saja ke lantai hingga siku nya membentur meja di dekat nya.
Sakit, Tapi lebih sakit lagi hati nua di perlakukan seperti ini oleh Max.
Rasa nya berkali kali lipat rasa nya.
Max menyetubuhi nya dengan sesuka nya, Dia mendesah begitu hebat dengan tubuh nya, Tapi lebih sakit lagi harga diri nya yang sama sekali tidak berarti apapun di mata Max.
Tidak sedikit pun.
" Disini, Aku yang berhak menentukan segala nya ! Jika aku menginginkan tubuh mu, Maka aku akan melakukan nya, Jika aku ingin membunuh mu atau mencampakkan mu dari lantai ini pun itu terserah ku, Tapi itu belum saat nya, Aku belum puas dengan mu, Jadi jika suatu saat aku sudah puas, Aku akan membuang mu seperti sampah yang tidak berarti apapun !"
Ya Tuhan, Betapa kejam nya setiap kata yang keluar dari bibir yang selalu mencumbu nya itu, Kuat kan hati Irene untuk menjalani semua ini Tuhan.
Bukan hanya fisik nya saja yang di lukai Max, Tapi hati dan perasaan nya juga di sakiti oleh nya.
Bahkan itu jauh lebih sakit lagi rasa nya, Hingga Irene merasa bahwa ini sangat sakit, Sakit sekali.
" Jika ini penebusan dosa ibu ku, Maka aku rela menjalani semua hukuman ini Tuhan, Jadi kuat kan hati ku, Jika bisa matikan saja hati ku untuk tidak lagi memiliki rasa apapun lagi selain kehampaan. Aku tidak ingin merasa sakit saat mendengar kata kata nya Tuhan, Dan ku mohon, Jangan pernah buat aku mencintai atau jatuh hati pada pria seperti nya, Aku mohon jangan Tuhan..." Pinta Irene dengan Isak tangis nya setelah kepergian Max dari kamar ini.
Dia harus bersiap dan menyiapkan seluruh hati dan perasaan nya saat menjalani siksaan batin yang di berikan Max pada nya.
Berharap semua akan segera selesai, Dan dia bisa pergi serta bebas dari semua siksaan yang sangat menyakitkan ini.
Sementara Max, Begitu tega nya dia meninggalkan Irene sendirian di kamar hotel mereka, Padahal wanita itu ingin sekali keluar dari kamar hotel yang menjadi penjara bagi nya itu.
Dia hanya ingin berfoto disana dan mengirimkan nya pada sang ayah, Yang juga memiliki impian bisa berfoto disana , Di bawah menara kebanggan masyarakat kota Paris ini bersama kekasih hati nya,.
Ayra, Ibu nya. Tapi Tuhan berkata lain, Karena dia lebih menyayangi ibu nya dan mengambil nya lebih duku dari Irene dan ayah nya.
" Maafkan Irene Bu, Maafkan Irene ayah..." Irene terus mengatakan kata maaf, Walau dia sendiri juga tidak mengetahui apa kesalahan nya saat ini
Tapi kata kata Maaf terus keluar dari bibir nya, Hingga dia tertidur setelah paus menangis dan kembali ke tempat tidur.
Di luar sana, Max masih menikmati hari hari nya, Besok dia akan mulai bekerja dan mungkin mereka akan segera kembali ke Canada, Karena pekerjaan disana juga banyak yang menunggu.
Kalian bertanya di mana Max saat ini ? Maka jawaban nya adalah di sebuah Club' paling terkenal di sana.
Tempat dimana banyak pria menghabiskan uang uang mereka, hanya dengan minuman atau melampiaskan hasrat nya.
Kini, Max sudah di apit dua wanita seksi, Tapi dia tidak tertarik sedikit pun, Dia hanya tertarik pada Wine yang ada di tangan nya saat ini.
Wine mahal yang kata nya bisa menghangatkan tubuh mereka.
" Apa Tuan tidak ingin bermain ? Aku bisa memuaskan anda. " Tangan nakal nya sudah membelai dada bidang Max yang hanya berbalut Kaos tanpa lengan yang di lapisi jaket kulit hitam milik nya.
" Pergi ! Aku tidak butuh barang bekas ! dan menjauh lah dari ku !" Dia memaki dua wanita pemuas itu dengan begitu kasar.
Niat nya memasuki tempat ini hanya untuk minum saja, Bukan untuk memuaskan hasrat birahi nya.
Jadi dengan kasar Max melemparkan uang uang nya ke lantai dan kedua wanita itu memungut nya.
" Dasar Jallang !" Umpat nya lagi Tanpa perasaan sedikit pun.
...🔥🔥🔥...