"Pergi dari sini...aku tidak ingin melihat wajahmu di rumah ini!!! aku tidak sudi hidup bersama penipu sepertimu." Bentakan yang menggema hingga ke langit-langit kamar mampu membuat hati serta tubuh Thalia bergetar. sekuat tenaga gadis itu menahan air mata yang sudah tergenang di pelupuk mata.
Jika suami pada umumnya akan bahagia saat mendapati istrinya masih suci, berbeda dengan Rasya Putra Sanjaya, pria itu justru merasa tertipu. Ya, pernikahan mereka terjadi akibat kepergok tidur bersama dikamar hotel dan saat itu situasi dan kondisi seakan menggiring siapapun akan berpikir jika telah terjadi sesuatu pada Thalia hingga mau tak mau Rasya harus bersedia menikahi mantan kekasih dari abangnya tersebut, namun setelah beberapa bulan menikah dan mereka melakukan hubungan suami-istri saat itu Rasya mengetahui bahwa ternyata sang istri masih suci. Rasya yang paling benci dengan kebohongan tentu saja tidak terima, dan mengusir istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Bertemu.
Delapan bulan sudah Thalia menjalani kehidupan barunya di kota S. berbagai macam perjalanan serta rintangan hidup dilalui Thalia dengan senyum dan air mata. untungnya ada Riri yang selalu membantunya dalam banyak hal, termasuk mencarikan pekerjaan untuknya. meskipun Riri sangat baik dan menawarkan untuk tinggal bersamanya, namun Thalia lebih memilih menyewa sepetak kos-kosan sejak beberapa bulan yang lalu. dengan gajinya sebagai salah satu pegawai di perusahaan tempat Riri bekerja, Thalia merasa masih cukup untuk membiayai hidupnya serta membayar kos-kosan hingga tak harus terlalu menyusahkan sahabatnya itu.
"Rajin amat sih." Riri menghampiri meja kerja Thalia.
Thalia yang menoleh pada sahabatnya itu nampak mengulas senyum.
Riri mendaratkan bobotnya di kursi depan meja kerja Thalia. "Jangan terlalu memforsir tenaga dan pikiran Thalia_"
"Kasian bayimu jika kau sampai kelelahan." sela Thalia lalu tersenyum. sepertinya Thalia sudah hafal betul dengan nasehat yang hampir setiap hari terucap dari mulut sahabatnya itu.
Ya, setelah dua bulan menetap di kota S, Thalia merasa ada yang aneh pada dirinya. Tubuhnya mudah sekali lelah dan kepalanya pun kerap kali terasa pusing. Riri yang saat itu mencemaskan kondisinya lantas mengajak Thalia untuk memeriksakan kondisinya ke dokter. betapa terkejutnya Riri saat dokter menyatakan bahwa Thalia tengah hamil.
Thalia yang awalnya ingin menyembunyikan pernikahannya, pada akhirnya berterus terang pada Riri jika anak yang dikandungnya adalah anak suaminya. Meskipun begitu, Thalia belum bersedia bercerita banyak, termasuk mengatakan siapa sebenarnya sosok suami sekaligus ayah dari bayi dalam kandungannya. lagi pula menurut Thalia tak penting untuk mengatakan siapa sebenarnya suami sekaligus ayah dari bayinya, Karena kedepannya ia akan menjadi orang tua tunggal untuk calon anak dalam kandungannya tersebut. calon anak yang mungkin tidak diinginkan oleh suaminya.
"By the way...bersiaplah, sebentar lagi semua pegawai di minta untuk berkumpul di lobby untuk menyambut kedatangan pimpinan perusahaan yang baru!!!." peringat Riri dan Thalia meresponnya dengan anggukan. "Baiklah." ucapnya.
Setengah jam kemudian, semua pegawai telah berkumpul di lobby gedung menanti kedatangan dari pemimpin perusahaan yang baru.
Sudah hampir setengah jam mereka berkumpul, namun yang dinanti belum kunjung menunjukkan batang hidungnya, sementara Thalia yang perutnya sudah semakin membesar mudah lelah jika berdiri terlalu lama.
"Jika kau lelah berdiri terlalu lama, sebaiknya kau beristirahat dulu sebentar!!!." berhubung pimpinan baru yang dinanti belum juga tiba, Riri meminta Thalia untuk beristirahat sejenak di sofa depan meja resepsionis.
Thalia pun setuju dengan ide Riri.
Belum cukup satu menit bokong Thalia menempel di sofa sudah terdengar suara pantofel beradu nyaring dengan lantai. semua pasang mata memandang ke sumber suara, di mana saat ini seorang pria dengan stelan jas mahalnya dengan didampingi oleh beberapa petinggi perusahaan baru saja memasuki gedung, lengkap dengan kaca mata hitam yang bertengger pada hidung mancungnya.
Deg.
Saking terkejut dengan apa yang disaksikan oleh kedua matanya, ponsel ditangan Thalia terlepas begitu saja dari genggamannya hingga menciptakan suara dentingan. Dengan secepat mungkin Thalia bergerak memungut ponselnya kemudian bergabung ke dalam barisan para pegawai.
Semua mata menatap kagum pada perawakan tinggi dan tegap milik pria tampan yang kini berdiri di hadapan mereka, kecuali Thalia, karena wanita itu justru menundukkan kepalanya.
"Ya ampun... ganteng banget sih..."
"Kalau tahu pimpinan baru gantengnya kebangetan kayak gini mending dari dulu aja pimpinan perusahaan diganti sama yang baru."
Jika kebanyakan pria akan bangga bahkan tebar pesona setelah mendengar kalimat berbau pujian seperti itu, pria itu justru menampilkan wajah datarnya.
"Selamat pagi semua....perkenalkan, ini pimpinan perusahaan kita yang baru, tuan Rasya Putra Sanjaya, beliau merupakan putra kedua dari pendiri perusahaan ini." salah seorang petinggi perusahaan memperkenalkan sosok pria tampan yang berdiri di sampingnya saat ini.
Ya Tuhan... bodohnya aku, bagaimana aku bisa tidak menyadarinya...SJ Group, bukankah itu singkatan dari Sanjaya Group, dan itu artinya perusaahan tempatku mencari nafkah selama ini adalah anak cabang dari perusahaan Sanjaya Group....??!!!. Thalia.
Kedatangan Rasya pagi ini baru menyadarkan Thalia bahwa perusahaan tempatnya mencari sesuap nasi merupakan milik keluarga Sanjaya.
"Selamat pagi semua... seperti yang baru saja dikatakan oleh Pak Revan, mulai hari ini saya akan menduduki posisi pimpinan di perusahaan ini. Jadi, saya berharap kita semua bisa bekerja sama dalam meningkatkan mutu perusahaan!!!." di sela pemaparan sekaligus perkenalan yang dilakukan Rasya, pandangan pria itu menangkap ada salah seorang pegawai yang sejak tadi nampak menundukkan kepala dan itu terlihat tidak kooperatif sekaligus kurang sopan di mata Rasya.
"Hey .... anda.....!!!." menunjuk dengan dagu ke arah pegawai tersebut.
Thalia baru menyadari bahwa seseorang yang dimaksud oleh pimpinan perusahaan yang baru adalah dirinya ketika Riri menyenggol lengannya, hingga mau tak mau Thalia pun mengangkat pandangannya perlahan.
Deg
Kali ini, giliran Rasya yang terkejut dengan keberadaan wanita yang sampai detik ini masih sah secara agama dan hukum negara sebagai istrinya. bukan hanya keberadaan Thalia saja yang mampu mengejutkan pria itu, tapi perut buncit Thalia pun tak kalah mengejutkan bagi Rasya. bahkan demi memastikan pandangannya, Rasya sampai melepas kacamata hitamnya.
*
"Are you okay?? jika kau sedang kurang enak badan, sebaiknya kau pulang saja biar aku yang akan menyampaikan permintaan izin kamu pada atasan!!!."
Sejak kembali dari lobby beberapa saat yang lalu, Riri melihat ada yang berbeda dengan Thalia, dan gadis itu berpikir mungkin Thalia sedang kurang enak badan.
"Aku baik-baik saja, tidak perlu khawatir!!." Thalia berusaha menampilkan senyum di depan Riri, seakan menunjukkan pada Riri jika dirinya baik-baik saja. Thalia kembali melanjutkan pekerjaannya. bukan hanya tidak ingin sampai pekerjaannya terbengkalai akibat pikirannya saat ini, ia juga tidak ingin sampai di pecat hingga tidak memiliki tabungan yang cukup untuk membayar biaya rumah sakit saat ia bersalin nanti.
Sementara di ruangan pimpinan, Rasya terlihat tidak fokus di hari pertamanya sebagai pimpinan perusahaan. semakin ia memusatkan pikiran pada pekerjaannya, semakin organ saraf di kepalanya berpusat pada Thalia.
"Ada apa, pak?? apa ada yang membuat anda terganggu???."
Pertanyaan asisten pribadinya menyadarkan Rasya. ternyata tanpa sadar ia baru saja menutup laptopnya dengan kasar.
"Tidak ada. kau boleh kembali ke ruangan mu!!!." sepertinya Rasya membutuhkan waktu sendiri.
"Baik, tuan" pria itu pun berlalu meninggalkan ruangan tuannya.
"Ternyata di sini kau sudah menikah lagi dan bahkan tengah mengandung." entah apa yang tengah dirasakan oleh Rasya, yang jelas hari ini pria itu benar-benar kehilangan fokus untuk bekerja. bayangan Thalia dengan perut buncitnya terus menari-nari di benak dan pikirannya.
Selamat datang di karya receh ku yang baru, sayang-sayangku.... semoga kalian suka ya.....😘😘😘
semoga ringan dan gak belat belit 😍😍😍
Jangan dibuat berbelit-belit ya thorrr
Terima kasih sudah menulis cerita ini 😍😍
lha slm jdi istrimu sja... km sia2kan... km perlakukan dgn bgitu buruknya...
makasih udah up lagi kk...
semoga sering2 update lagi ya kk🤗🙏🏻
ayo deh baby kamu rewel sepanjang malam,biar papa mu bisa tidur dengan mama mu...
udah bolak balik di intip...😅
Selalu ada untuk temannya...
makasih kk othor akhirnya udah up lagi 🤗🙏🏻
jangan cuma omdo...