Gara-gara mengerjai sistem, Gabrielle van Kohen dikerjai sistem!
Berawal dari ketidakpuasan, seorang penulis novel online mengacaukan format pesan pengajuan misi kepenulisan dan berakhir di dunia novel yang ditulisnya sendiri.
Nama tokoh: Jian Yue
Nama pena: Penulis Keparat
Judul buku: Almighty
Popularitas: Nol koma~
"INGIN POPULER TINGKAT DEWA? JADILAH AUTHOR DEWA!" ~Sistem Editor.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jibril Ibrahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 2
Gabrielle van Kohen, adalah seorang penulis cerita fantasi di sebuah aplikasi novel online yang cukup populer, namun sayang karyanya tak pernah ikut populer.
Usianya dua puluh tahun, berambut ikal gelombang berwarna cokelat madu dengan iris mata cokelat keemasan. Ia menggelung rambutnya dengan sumpit yang dicuri dari restoran.
Selain pria cantik berambut gondrong, Gabrielle tergila-gila pada karakter cewek jagoan tipe tentara dalam game online dan berharap bisa menjadi seperti salah satu dari mereka.
Jadi, ia memakai baju yang sama setiap hari: celana gunung kamuflase dan T-shirt ketat berwarna hitam, parka loreng di malam hari, baju tebal berkerah tinggi di musim dingin dan sepatu bot setinggi lutut.
Nama penanya: Penulis Keparat.
Judul novelnya: Almighty.
Bercerita tentang para dewa senggang, di mana semua tokoh pria digambarkan cantik dan gondrong---kriteria pria idamannya!
Total cerita seratus halaman dengan masing-masing halaman tidak kurang dari seribu kata. Ia juga rajin update dan tak pernah mangkir walau hanya satu hari. Ia sudah mengikuti standar kepenulisan yang direkomendasikan, tapi level karyanya tetap nol dan pembacanya hampir-hampir tak ada, kecuali sesama penulis yang diam-diam mengintip hanya untuk mengutip, atau sejumlah akun palsu yang khusus menghujat. Sisanya hanya segelintir penulis licik yang tidak jujur yang sekonyong-konyong meminta feed back atau sekadar mampir hanya untuk spam promo.
Mereka sungguh tidak ada takut-takutnya!
Novel ini sekarang sudah tag tamat, dan popularitasnya tidak meningkat.
Ia sudah melakukan banyak promo di hampir semua media sosial, mengikuti saran penulis lain, mengikuti trending paling populer di beranda dan berusaha menyesuaikan diri dengan perkembangan.
Tapi tidak berubah.
Apa yang salah?
Gabrielle benar-benar tak habis pikir!
Ia tak ingin tahu soal adanya kemungkinan pemboikotan. Jadi ia memutuskan untuk mencari dukungan langsung dari editor.
Tapi untuk bisa terhubung dengan editor, pertama-tama ia harus mencari akun official editor dan mengikutinya.
Kemudian menunggu!
Setelah saling mengikuti, setidaknya ia harus berpartisipasi dalam sebuah event atau misi kepenulisan, baru bisa mengirim pesan, itu pun harus menggunakan format dan tagar khusus seperti: [Event Khusus] atau [Misi Kepenulisan].
Tapi karena yang ia harapkan adalah perlakuan khusus---mendapatkan bimbingan langsung dari editor, maka ia sedikit berimprovisasi. Jadi format pesannya dibuat menjadi: [Event Khusus] [Misi Kepenulisan] [Novel: Almighty] [Bimbingan Khusus dari Editor], dan…
Kembali menunggu!
Sehari…
Dua hari…
Tiga hari…
Dan akhirnya seminggu lebih.
Menunggu dan terus menunggu, sampai tiba saat balasan itu akhirnya masuk ke akunya…
Ia malah ketiduran!
Lalu entah bagaimana…
Tiba-tiba ia terbangun di tempat yang salah, dikejutkan oleh ledakan cahaya biru-putih yang menyilaukan dan suara aneh bernada prosais yang sepintas terdengar seperti robot laki-laki.
Dan…
Di sinilah ia sekarang!
Dikirim ke dunia buku yang ditulisnya sendiri.
Tapi sebagai apa?
Dalam novel-novel fantasi bertema transmigrasi, seseorang yang dikirim ke dunia buku biasanya akan merasuki tubuh salah satu tokoh yang paling lemah untuk mengubah takdirnya.
Gabrielle membolak-balik kedua tangannya, meraba-raba beberapa bagian tubuhnya, dan memeriksa dirinya.
Celana gunung kamuflase dan T-shirt ketat lengan panjang berleher tinggi berwarna hitam dan sepatu bot setinggi lutut.
Tidak ada yang berubah!
“Sudah kubilang aku hanya bermimpi!” dengusnya pada diri sendiri.
"Misi ini menerapkan prinsip: Lakukan jika bisa. Tak bisa, terima nasib!"
Gabrielle terbelalak menatap layar transparan yang mengambang di depan matanya.
Layar itu menghalangi sebagian besar penglihatannya seperti kacamata warna biru.
Layar transparan ini rupanya tertanam di kornea mataku! Ia menyadari.
"Kami memberikan pengalaman terbaik dalam menjelajahi buku, memberikan kesempatan kepada semua penulis dan memberikan nilai yang sesuai menurut potensi masing-masing karya. Semoga Anda dapat mengubah penilaian buruk menjadi penilaian baik untuk buku Anda, mengoreksi kekurangan, merevisi kesalahan dan mendapatkan lebih banyak views. Ingin populer tingkat dewa, Anda harus menjadi Author Dewa!”
Suara itu juga tampaknya tertanam di telinganya, terdengar begitu lekat seakan ia sedang mengenakan handsfree.
Ini terlalu nyata untuk dikatakan sebagai mimpi! pikirnya.
“Jadi… aku di sini sebagai apa?" Gabrielle bertanya pada Sistem Editor. “Dan apa kau bilang tadi? Author Dewa? Kau sedang mengejekku?”
Alih-alih menjawab pertanyaannya, Sistem Editor malah menghilang.
Waktu berjalan…
Dan Gabrielle masih mengumpat mengutuki Sistem Editor hingga tak sadar seorang pria sedang menodongkan sebilah pedang di tenggorokannya. “Betul-betul sialan!”
“Siapa yang kausebut sialan?” geram pria itu sembari menekankan mata pedangnya semakin dalam ke tenggorokan Gabrielle.
Gabrielle langsung terdiam. Tidak salah lagi, katanya dalam hati. Pria ini memang Bei Tang Moran. Antagonis pria dalam cerita. Berwajah dingin, tak berperasaan, dan tidak masuk akal.
Di dunia ini, yang paling kejam dan berdarah dingin adalah dia!
Di sepanjang cerita, kemunculannya selalu misterius.
Di setiap tempat, identitasnya berubah-ubah. Kadang tampil sebagai tabib dewa yang baik hati, kadang melintas sebagai penolong misterius---mengenakan topeng setengah wajah atau masker ketat warna hitam dengan tudung kepala, seperti karakter assassin dalam game online.
Terakhir, dia muncul sebagai Penghulu Malaikat yang khusus menjemput jiwa protagonis pria.
Sepak terjangnya memang dirancang untuk mengecoh para pembaca.
Tujuan utamanya adalah mengolah esensi jiwa tokoh utama pria dan menunggu kultivasinya hingga benar-benar matang untuk kemudian direnggut kedewaannya.
Tokoh utama pria dalam cerita ini adalah seorang dewa penguasa tertinggi yang digulingkan dari tahtanya di Langit Di Luar Langit, disebut Dewa Buangan. Kaisar dewa bintang timur yang dibuang ke alam fana, melewati enam jalur reinkarnasi dan menjalani tiga putaran kehidupan di alam fana. Kisah tiga putaran kehidupannya di alam fana ditulis oleh seorang dewa bintang takdir bahari di alam spiritual, Ketua Paviliun Reinkarnasi, disebut juga Bintang Kesepian karena takdirnya sebagai penjaga abadi enam jalur reinkarnasi, di mana kesendirian adalah bagian dari hidupnya.
Si penulis takdir ini sejenis musuh dalam selimut, ia menjadi penyelamat pada awalnya, membantu pertumbuhan jiwa sejati protagonis pria dan melindunginya secara rahasia selama tiga putaran kehidupan protagonis pria, tapi lalu merebut esensi jiwa protagonis pria di akhir putaran kehidupannya, untuk kemudian dipersembahkan kepada penguasa alam spiritual, untuk ditukar dengan kebebasannya dari kutukan takdirnya sebagai Bintang Kesepian.
Aksi penyelamatannya hanya upaya untuk menyingkirkan semua oknum yang bisa merusak rencananya.
Dan aku sungguh celaka! ratap Gabrielle dalam hatinya. Baru masuk cerita sudah bertemu tokoh penjahat!
“Sistem!” Gabrielle mencoba memanggil Sistem Editor. “Kalau terjadi kesalahan dalam misi ini, nyawaku takkan terancam, kan?” tanyanya dengan cemas.
“Hanya tokoh utama yang tidak akan mati!” jawab suara pria robotik itu.
“Habislah!” erang Gabrielle putus asa.
Tak disangka aku akan mati dengan cara seperti ini, ratapnya dalam hati.
Terbunuh dalam dunia buku!
Terbunuh dalam dunia novel yang kuciptakan sendiri!
"SEORANG PENULIS TERBUNUH DALAM NOVELNYA SENDIRI!”
Belum apa-apa, ia sudah memikirkan judul yang tepat untuk berita kematiannya.
Betul-betul miris!
Tapi…
Benarkah aku akan kembali ke dunia asalku kalau aku mati dalam dunia buku?
Dalam keadaan hidup atau mati?
Tiba-tiba sebuah gagasan melintas dalam benaknya. “Sistem!” panggilnya sekali lagi.
Layar monitor akhirnya berderit dan terbuka lagi.
Waktu kembali terhenti. Dunia di sekitar Gabrielle membeku sekali lagi.
“Apa yang akan terjadi kalau aku mati di dunia buku?” tanya Gabrielle.
“Game over di level dasar, Misi Kepenulisan dianggap gagal.” Sistem Editor menerangkan.
Tapi bukan itu sebenarnya tujuan Gabrielle!
Ia tahu, bahwa saat Sistem Editor menyala, dunia di sekitarnya akan membeku. Jadi ia memanfaatkan kesempatan itu untuk membebaskan diri. Ia sengaja menanyainya untuk mengulur waktu.
Selagi Sistem Editor menerangkan, diam-diam Gabrielle melangkah mundur menjauhi mata pedang yang ditodongkan ke lehernya.
"Peringatan OOC! PERINGATAN OOC!" Sinyal peringatan Sistem Editor mendengking di telinganya, bersamaan dengan keredap cahaya putih-biru hologram yang berkedut-kedut.
OOC artinya di luar peran.
“Rrrrgh!”
😜😜😜
Semakin cantik, semakin berbahaya...!!!
Kecewa, ternyata masih "berpakaian"...
/Drool//Drool//Drool/
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
🌟🌟🌟🌟
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
😅😅😅
🔥🔥🔥🔥🔥
Ternyata Dewa itu berasal dari TELUR, lalu menetas...!!!
😅😅😅
💥💥💥💥💥💥💥💥💥
😅😅😅
Saya dianggap "penjahat" , padahal "mereka" yang penjahat sesungguhnya...
😅😅😅
Seperti agak kenal...???
Siapa dia sebenarnya ???
Dia hanya TERPESONA ....!!!
Susah ngelewatin yang bening-bening...