Mo Xie, Iblis Merah yang ditakuti di seluruh Alam Shenzhou, dikenal sebagai penghancur dunia yang bahkan para dewa dan kultivator agung bersatu untuk mengalahkannya.
Namun, kematiannya bukanlah akhir. Mo Xie terlahir kembali di dunia kultivator modern sebagai dirinya yang dulu—seorang pria lemah yang direndahkan dan dihancurkan harga dirinya.
Dengan kekuatan dan kebijaksanaan dari kehidupannya sebagai Iblis Merah, Mo Xie bersumpah untuk membalas dendam pada mereka yang pernah meremehkannya dan menaklukkan dunia sekali lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26 Mo Xie Melawan Tiga Perampok Yang Bodoh
Pria yang berdiri di tengah—yang tampaknya pemimpin mereka—menatap Mo Xie dengan seringai menghina. "Aku harus mengakui, kau cukup kuat untuk seseorang di ranah Penyempurnaan Qi. Tapi, sepertinya keberuntunganmu sudah habis sampai di sini."
Mo Xie tidak merespons, hanya melirik mereka dengan tatapan acuh.
Pria di sebelah kanan, yang memiliki tubuh lebih kekar, menepuk pedang di pinggangnya sambil tertawa. "Hei bocah, sepertinya kau baru saja mendapatkan barang bagus, bukan? Lima inti Bloodfang Tiger, belum lagi inti Beast lain yang kau kumpulkan sepanjang jalan."
Pria di sebelah kiri, yang terlihat lebih kurus tetapi memiliki mata licik, menyeringai. "Jadi begini, kami tidak akan membuang waktu. Serahkan semua inti Beast-mu, dan mungkin kami akan membiarkanmu pergi tanpa terluka."
Mo Xie mengangkat alis. "Oh? Aku harus menyerahkan sesuatu hanya karena kalian menyuruhku? Lucu juga."
Pria bertubuh kekar menyeringai lebih lebar. "Bocah, jangan coba-coba bersikap sok hebat. Kami bertiga adalah kultivator peringkat Gold, sedangkan kau hanya seorang pecundang di ranah Penyempurnaan Qi. Tidak peduli seberapa cepat atau licik kau, kau tidak akan bisa melawan kami bertiga sekaligus."
Pria kurus menambahkan, "Dan, lihatlah tempat ini. Ini adalah bagian terdalam dari hutan. Tidak ada yang akan tahu kalau kau mati di sini. Tidak ada yang akan peduli."
Pemimpin mereka menyilangkan tangan di dadanya dan menghela napas seolah merasa kasihan. "Dengar, aku memberimu kesempatan untuk keluar dari sini hidup-hidup. Serahkan barang-barangmu, lalu pergi sebelum kami berubah pikiran."
Mo Xie menatap mereka dengan tatapan datar, lalu tersenyum tipis. "Kalian tahu? Dari semua bajingan yang pernah kutemui, kalian cukup berani. Atau lebih tepatnya… cukup bodoh."
Pria bertubuh kekar mengernyit. "Apa katamu?"
Mo Xie melangkah maju dengan santai, matanya bersinar dengan kilatan tajam. "Aku baru saja membantai lima Bloodfang Tiger sendirian, Beast yang biasanya diburu dalam tim. Dan kalian bertiga melihat semua itu dari balik pohon... lalu masih berpikir bisa mengalahkanku dengan mudah?"
Pria kurus terkekeh, tetapi ada sedikit ketegangan di matanya. "Jangan bercanda. Membunuh Beast tidak sama dengan melawan manusia. Kami bertiga adalah kultivator peringkat Gold, jauh lebih kuat dari Beast tingkat 5."
Mo Xie tertawa kecil. "Kultivator peringkat Gold? Dan kalian bertiga masih harus bersembunyi seperti tikus sebelum mencoba merampokku? Aku tidak tahu apakah itu keberanian atau hanya kebodohan yang menumpuk."
Pemimpin mereka mulai kehilangan kesabarannya. Dia menatap Mo Xie dengan dingin. "Kau benar-benar menyebalkan, bocah."
Pria bertubuh kekar mengepalkan tinjunya, urat-urat di lehernya menegang. "Aku sudah muak dengan omong kosongnya! Biarkan aku menghancurkan bocah ini!"
Namun, sebelum dia bisa bergerak, Mo Xie mengangkat tangannya, menghentikan mereka sejenak. "Baiklah, kalian bilang ingin mengambil inti Beast milikku? Silakan ambil..."
Ketiga pria itu terkejut sesaat, tetapi sebelum mereka bisa merayakannya, Mo Xie melanjutkan dengan suara rendah yang dingin, "Tapi dengan satu syarat. Kalian hanya boleh mengambilnya jika masih hidup setelah lima menit ke depan."
Udara di sekitar mereka tiba-tiba terasa lebih berat. Ketiga pria itu merasakan hawa membunuh yang begitu pekat menyelimuti mereka, membuat bulu kuduk mereka berdiri.
Mo Xie menatap mereka dengan senyum mengerikan. "Sekarang... ayo kita lihat siapa yang benar-benar akan mati di tempat ini."
Pertarungan pun dimulai dengan ketegangan yang memuncak. Udara di sekitar mereka terasa panas oleh energi Qi yang meluap dari ketiga pria itu. Mereka mengeluarkan senjata masing-masing, siap menghabisi Mo Xie yang hanya berdiri tenang dengan belati kecil di tangannya.
Pria bertubuh kekar, yang pertama kali tidak sabar, melesat ke depan dengan pedang besar di tangannya. Pedang itu bersinar dengan energi api, meninggalkan jejak panas di udara.
"Tebasan Api Naga Merah!" teriaknya saat pedangnya menyambar ke arah Mo Xie dengan kekuatan yang menghancurkan.
Mo Xie hanya tersenyum tipis. Tubuhnya bergerak seperti bayangan, menghindari serangan itu dengan gesit. Belati di tangannya berkilat sesaat sebelum dia melancarkan serangan balik.
"Bayangan Malam Pekat," gumamnya. Belati itu menembus udara dengan kecepatan luar biasa, mengarah ke leher pria kekar itu.
Pria kekar itu terkejut dan berusaha menghindar, tetapi belati itu berhasil menggores bahunya, meninggalkan luka dalam.
Dia mengerang kesakitan, matanya melebar karena kaget. "Dia terlalu cepat!" teriaknya pada rekannya.
Pria kurus, yang memiliki mata licik, segera mengambil tindakan. Dia mengeluarkan sepasang kail berantai yang dilapisi racun.
Kail itu melesat ke arah Mo Xie dengan kecepatan tinggi, mencoba menjeratnya. Mo Xie langsung melompat ke samping dan menghindari kail itu dengan cukup mudah.
Namun, kail itu tiba-tiba berbelok arah, seolah memiliki pikiran sendiri dan mengejarnya lagi. Mo Xie mengerutkan kening, lalu mengangkat tangannya. "Perisai Malam!" ucapnya.
Seketika, bayangan di sekitarnya hidup dan membentuk dinding hitam yang menahan kail tersebut dan membuat pria kurus itu terkejut. "Apa?!"
"Tidak berguna!" Pemimpin mereka, yang selama ini diam, akhirnya bergerak. Dia mengeluarkan pedang panjang yang bersinar dengan energi petir.
"Cukup bermain-main dengannya!" ucapnya kesal. Pedangnya mengeluarkan kilatan petir yang menyambar ke arah Mo Xie dengan kecepatan luar biasa.
Mo Xie mengangkat belatinya, dan energi gelap membentuk perisai kecil kembali muncul di depannya. Petir itu menghantam perisai gelapnya, tetapi Mo Xie terdorong beberapa langkah ke belakang.
Dia tersenyum, matanya bersinar dengan kegelapan. "Tidak buruk," ujarnya dengan nada dingin.
Mo Xie tiba-tiba menghilang dari pandangan mereka semua, hanya menyisakan bayangan hitam di tempatnya berdiri. Ketiga pria itu panik, menoleh ke segala arah untuk mencari keberadaannya.
"Di atas!" teriak pria kekar itu, melihat Mo Xie melayang di udara dengan belati yang sudah berubah menjadi pedang pendek berwarna hitam pekat.
"Bayangan Pembunuh!" ucap Mo Xie dengan suara dingin. Tubuhnya melesat ke bawah seperti panah hitam, menyerang pria kekar itu dengan kecepatan yang tak terlihat.
Pria itu berusaha menghalau dengan pedangnya, tetapi serangan Mo Xie terlalu cepat. Pedang pendek itu menembus pertahanannya dan berhasil menembus dadanya.
Pria kekar itu terjatuh, darah mengucur dari lukanya. Dia mencoba bangkit, tetapi tubuhnya terasa lemah.
"Apa... apa yang terjadi?" gumamnya, sebelum akhirnya jatuh tidak bernyawa akibat elemen gelap yang menggerogoti jiwanya.
Pria kurus dan pemimpin mereka semakin panik. "Dia terlalu kuat!" teriak pria kurus itu, matanya penuh ketakutan.
Pemimpin mereka menggerutu. "Bersiaplah! Kita harus bekerja sama!"
Pria kurus itu mengeluarkan semua kekuatannya, melemparkan kail berantainya ke segala arah, mencoba menjerat Mo Xie. Sementara itu, pemimpin mereka mengumpulkan energi petir di pedangnya, siap melancarkan serangan terkuatnya.
"Petir Guntur Langit!" teriaknya, dan petir yang lebih besar dari sebelumnya menyambar ke arah Mo Xie.
Mo Xie, yang masih di tengah serangan kail berantai, hanya tersenyum. "Kegelapan Abadi," ucapnya dengan tenang.