Arvian Ken Sagara, seorang CEO tampan yang mengidap Gynophobia. Dimana, orang pengidapnya memiliki ketakutan tak rasional terhadap wanita. Setiap kali wanita yang mendekat padanya, Arvian menunjukkan sikap yang sangat berlebihan hingga membuat wanita yang mendekat padanya merasa sakit hati. Jika ada yang menyentuhnya, tubuh Arvian akan mengalami gatal-gatal. Bahkan, mual.
Namun, bagaimana jika dirinya terpaksa harus menikahi seorang janda yang di cerai oleh suaminya? demi mendapatkan hak asuh keponakannya dari keluarga adik iparnya. Apakah Gynophobia Arvian akan bereaksi saat di dekat wanita bernama Aluna Sagita janda tanpa anak itu?
"Sudah baik aku mau membantumu, dasar Mr. Gynophobia!" -Aluna Sagita.
"Onty tantik! Calangeee!!" ~Arega Geofrey Sagara.
"Jangan mendekati ku! Aku Alergi berada di dekat kalian para wanita!" ~Arvian ken Sagara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kucing nakal malam itu
Hubungan Arvian dan Aluna semakin berkembang, bahkan pria itu secara terang-terangan menyatakan ketidaksukaannya jika Aluna dekat dengan pria lain. Walaupun itu Reza, teman lamanya. Keposesifan Arvian tak membuat Aluna merasa stres. Dia justru merasa nyaman dan aman berada di dekat pria itu. Namun, Arvian belum berani sampai ke tahap yang lebih jauh. Keduanya, masih membiasakan diri untuk saling mengerti satu sama lain.
Terlihat pagi ini, Arvian membawa cangkir kopi panasnya menuju balkon kamarnya. Pria itu hanya mengenakan bathrobe untuk menutupi tubuhnya yang hanya memakai celana pendek saja. Balkon kamar Arvian langsung mengarah pada kolam renang yang terlihat sangat luas. Sembari menikmati udara pagi, Arvian menikmati kopi panasnya.
Namun, saat Arvian akan menyesap sedikit kopinya. Matanya tak sengaja menangkap seseorang yang baru saja muncul dari dalam air. Arvian bergegas menaruh cangkir kopinya, dia kembali menatap ke arah kolam renang dengan mata membulat sempurna. Di sana, dirinya melihat seorang wanita dengan pakaian renangnya baru saja keluar dari kolam renang. Wanita itu mengibas rambut panjangnya yang basah karna air, sembari tangannya meraih handuk yang berada di kursi santai.
"Ngapain dia pakai baju renang terbuka begitu." Gumam Arvian dengan rahang yang mengeras sempurna.
Tatapan Arvian sejenak teralihkan, matanya melotot sempurna saat melihat Reza sedang berjalan ke arah kolam renang sembari melihat isi kantung plastik yang dirinya bawa. Melihat itu, tanpa pikir panjang Arvian bergegas berlari ke bawah dan menyusul Aluna dari pintu lain.
Sedangkan Aluna sendiri dia mencari keberadaan ponselnya yang sebelumnya dia taruh. Setelah menemukannya, wanita itu berniat mengambilnya. Namun, derap langkah kaki seseorang yang begitu keras membuat Aluna mengalihkan tatapannya. Wanita itu terkesiap saat melihat Arvian berlari ke arahnya dengan langkah lebar.
"Ar ...,"
BRUGH!
BYUURR!
Arvian menceburkan dirinya dan juga Aluna ke kolam kembali. Reza yang mendengar suara air yang sangat keras membuatnya segera berlari menuju kolam. Arvian muncul lebih dulu, dia menahan Aluna agar tak menampakkan dirinya di hadapan Reza.
"Tuan, anda tidak papa?" Tanya Reza dengan panik.
"Reza, pergi dari sini jika kamu masih ingin menggunakan matamu." Titah Arvian dengan tatapan tajam.
Reza yang melihat bayangan seseorang dalam air pun akhirnya mengerti maksud Arvian. Dia pun bergegas pergi, meninggalkan Arvian yang masih memantau kepergiannya. Setelah memastikan Reza pergi, barulah Arvian melepas tangannya yang menahan tubuh Aluna di dalam air.
"UHUK! UHUK!" Aluna meraup udara sebanyak-banyaknya, dia hampir kehabisan nafas karena ulah Arvian. Wanita itu menatap tajam ke arah suaminya. Lalu, dengan entengnya dia memukul lengan berotot Arvian dengan sekuat tenaga.
PLAK!
"AWWW!" pekik Arvian merasa kesakitan pada lengannya yang baru saja di pukul oleh Aluna.
"SUDAH BOSAN JADI SUAMI HAH?! ATAU SUDAH BOSAN DENGANKU DAN MAU CARI ISTRI BARU DENGAN STATUS DUDAMU?! SENGAJA SEKALI MEMBUATKU KEHABISAN NAFAS!" Omel Aluna dengan mata melotot menahan kekesalan dalam hatinya.
Arvian panik, "Bu-bukan begitu. Lihat bajumu, tidak pantas pria lain melihatnya. Aku tidak akan pernah mau membagi keindahan tubuhmu pada pria lain!" Seru Arvian.
Aluna terdiam, dia baru menyadari pakaian yang ia kenakan saat ini. Wanita itu benar-benar tidak tahu jika Reza akan dayang sepagi ini. Bodyguard pun berkumpul di pekarangan depan. Sehingga, tak ada laki-laki lain yang akan melihatnya memakai baju renang terbuka seperti ini.
"Tapi apa perlu membuatku kehabisan nafas hah?!" Pekik Aluna dengan kesal.
"Terus kamu mau bersembunyi dimana? Tidak mungkin bersembunyi di k3ti4kku kan?" Desis Arvian dengan tatapan datarnya.
Mendengar itu, Aluna justru malah semakin kesal. Dia beranjak naik dari kolam dan meraih handuk lain yang berada di kursi santai. Lalu, wanita itu beranjak masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Arvian yang terduduk di pinggir kolam sambil menatap kepergian istrinya itu.
"Gimana mau jadi duda, istri sekarang aja belum di apa-apain. Masa udah ada niatan punya dua." Gumam Arvian.
.
.
.
Mumpung hari ini libur, Arega melakukan konser kecilnya di kamar miliknya. Dengan di temani oleh Aluna, keduanya meramaikan suasana rumah yang sepi itu tanpa terganggu oleh Arvian. Sebab, pria itu sedang ada urusan di luar dan Mungkin akan pulang malam nanti.
"TIAP MALAM KU TIDUL CENDILIAAANN! LANJUT CAYANGKUU!"
"Jarang pulang, abang jarang pulang. Tiap malam, suka kelayapan. Jarang pulang, abang jarang pulang, aku jarang di sayang-sayang."
"ACIIIKK!" Seru Arega sembari menggoyangkan tubuh gembulnya.
Aluna tertawa, dia turut meramaikan suasana saat itu. Sampai keduanya tak sadar jika sejak tadi Arvian memperhatikan tingkah mereka sembari bersandar pada pintu. Entah kapan pria itu telah sampai di rumah, Aluna dan Arega tak menyadari nya. Terlihat, Arvian fokus menatap ke arah Aluna yang melompat di atas ranjang dengan raut wajah senangnya. Tak sadar, pria itu melebarkan senyumannya.
Arega yang sadar kehadiran om nya lebih dulu, dia pun mematikan suara yang sedari tadi menggema dan menghancurkan lamunan om nya itu. "Ngapain kecini? Lega nda jajan, jadi Om nda ucah malah-malah. Cudah cana, jangan ganggu Lega cama kecayangan." Usir Arega dengan nada ketus.
"Om kesini mau jemput istri om kok." Jawab Arvian dengan santai. Dia beranjak masuk dan mendekati Aluna yang sedang menatap nya dengan tatapan bingung.
"Temani aku sebentar." Ajak Arvian sembari menggandeng tangan Aluna.
Melihat itu, Arega merengek kesal. Arvian pun langsung menyetel kembali kesukaan Arega. Membuat bocah gembul itu menjadi bingung memutuskan antara mengejar Aluna dan melanjutkan kehebohannya.
"Nanti dulu lah, bial nanti ku lebut lagi cetelah ini." Ujar Arega dan kembali mendekatkan mic nya ke arah mulutnya.
"BOLEH-BOLEH CAJA KAU PUNYA LUMAH YANG INDAH, BOLEH-BOLEH CAJA KAU BANYAK HALTANYAAA! TAPI ...."
Sedangkan Arvian, dia membawa Aluna ke kamar wanita itu. Tentu saja, perbuatan Arvian mengundang tatapan bingung Aluna. Dia beralih menatap Arvian yang sedang mengeluarkan koper milik Aluna dari dalam lemari. Lalu, pria itu mengambil semua baju Aluna yang tergantung dan memasukkannya ke dalam koper.
"Eh .. eh?! Kamu mau mengusirku?!" Pekik Aluna dengan tatapan tak percaya.
"Tidak, justru aku ingin membawamu pindah ke kamarku." Ujar Arvian yang mana membuat Aluna membulatkan matanya.
"Untuk apa?! Aku sudah nyaman disini!" Seru Aluna tak terima.
Arvian menegakkan tubuhnya, dia menatap ke arah Aluna dengan tatapan yang sulit di baca. "Malam ini aku tidak mau lagi tidur sendiri. Aku harus memantaumu agar tidak seperti pagi tadi! Memakai baju renang terbuka seperti itu tanpa pengawasanku. Untung saja aku melihatnya. Jika Reza atau bodyguard bagaimana? Tubuhmu, hanya boleh aku yang memandangnya." Seru Arvian dengan tegas.
Lalu, Arvian kembali mendekati lemari. Dia berniat ingin mengambil beberapa pakaian yang tersisa. Namun, tatapannya justri terhenti pada baju berwarna merah cerah yang sempat di pakai oleh Aluna beberapa hari lalu untuk menggodanya. Mengingat hak itu, sebelah sudut bibir Arvian terangkat. Dia mengambil baju itu dan menunjukkannya pada Aluna. Melihat baju tarzannya, seketika Aluna membulatkan matanya.
"Arvian! Masukkan kembali baju itu!" Pekik Aluna dengan tatapan tajam.
"Kamu hanya punya satu?" Tanya Arvian.
"Iya, itu satu-satunya. Jadi, taruh kembali!" Pekik Aluna.
"Pakai lah lagi, aku ingin melihat mu menjadi kucing nakal seperti malam sebelum nya."
Deghh!
___
Jangan lupa dukungannya🥰🥰