NovelToon NovelToon
Dibalik Cadar Istriku

Dibalik Cadar Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:14.2k
Nilai: 5
Nama Author: omen_getih72

Raka Sebastian, seorang pengusaha muda, terpaksa harus menikah dengan seorang perempuan bercadar pilihan Opanya meski dirinya sebenarnya sudah memiliki seorang kekasih.

Raka tidak pernah memperlakukan Istrinya dengan baik karena ia di anggap sebagai penghalang hubungannya dengan sang kekasih.

Akankah Raka menerima kehadiran Istrinya suatu saat nanti atau justru sebaliknya?

Yuk simak ceritanya 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Perlahan Raka menyibak kain berwarna hitam yang membalut wajah Nirma hingga memperlihatkan sebagian wajahnya.

Hidung mancung dan bibir merah muda itu berhasil membuat Raka penasaran untuk melihat wajahnya secara keseluruhan.

Tangan itu refleks melepas kain cadar saat kelopak mata Nirma mengerjap perlahan. Raka yang semula membungkukkan badan itu langsung berdiri tegak di hadapannya.

"Lain kali jangan tunggu aku apalagi sampai tidur di bawah. Kita bukan pasangan suami-istri yang sebenarnya, jadi jangan berlebihan." ucap Raka saat Nirma telah terbangun.

"Maaf, Mas. Saya hanya khawatir karena sudah larut malam."

"Aku sudah biasa pulang di jam seperti ini." Raka masih menunjukkan sikap yang sama.

Baru saja akan beranjak menuju lemari untuk mengganti pakaian, sudah terdengar suara keroncongan yang berasal dari perut Nirma.

Sembari menahan kesal, Raka melangkah keluar kamar. Berjalan cepat menuju dapur dan membuka tudung saji. Lauk yang ada di sana ia hangatkan lebih dulu.

Setidaknya ia tak ingin berhutang apapun kepada Nirma. Tadi, Umi Mawar sempat berkata bahwa Nirma sama sekali belum makan karena menunggunya.

Sehinggga ia harus membayarnya dengan mengambilkan makanan.

"Tumben malam-malam kamu di dapur." Sapaan Pak Darren mengalihkan perhatian Raka.

"Sedang menghangatkan makanan untuk Nirma, Abi. Tadi, kata Umi Nirma belum makan karena menunggu aku."

Kedua alis tebal Pak Darren berkerut mendengar jawaban Raka. Namun, sedetik kemudian ia mengulas senyum.

"Alhamdulillah." ucap Pak Darren dalam hati.

"Tadi Nirma memang menolak makan malam karena katanya mau menunggu kamu. Ya sudah kalau begitu, Abi mau istirahat dulu."

"Iya, Abi."

Ketika Pak Darren sudah beranjak menuju kamar, Raka mengambil sepiring nasi hangat dan meletakkan pada nampan bersama lauk yang telah ia hangatkan.

"Makan dulu. Kamu pasti lapar." Raka meletakkan nampang berisi makanan ke meja.

Nirma yang masih duduk di sofa itu sedikit terkejut dengan perlakuan Suaminya.

"Jangan salah paham. Ini bukan perhatian. Aku hanya tidak mau berhutang apapun ke kamu. Tadi, Umi bilang kamu belum makan, jadi aku mengambilkan makanan untuk kamu."

"Terimakasih, Mas."

Raka tak menjawab. Ia beranjak menuju lemari, namun langkahnya terhenti saat melihat sepasang piyama miliknya yang sudah disiapkan oleh Nirma.

Ia menoleh sejenak, dan melihat Istrinya hendak membuka cadar, namun kemudian ia memilih masuk ke kamar mandi, walaupun rasanya benar-benar ingin tahu seperti apa wajah wanita itu secara keseluruhan.

Tak dapat dipungkiri, separuh wajah yang ia lihat tadi benar-benar indah.

Alisnya, matanya, hidung dan bibir. Tidak heran jika Umi Mawar dan Hellen begitu memuji kecantikannya.

"Memang kenapa kalau dia cantik? Di dunia ini banyak wanita cantik." gumam Raka di bawah guyuran air.

Dalam hitungan menit, Raka sudah keluar dari kamar mandi dengan pinggang terlilit handuk.

Ia tak mendapati Nirma di kamar. Sepertinya sedang membawa piring bekas makan ke dapur.

Setelah mengenakan pakaian, ia membaringkan tubuhnya di tempat tidur dengan pikiran melayang.

"Kamu akan berdosa untuk air mata yang dijatuhkan Istrimu, akan berdosa setiap kali menyakiti hatinya."

"Pada saat kamu mengucapkan ijab atas namanya, mulai saat itu juga tanggung jawab atas dirinya sudah jatuh ke kamu secara keseluruhan."

"Menjaga, membimbing dan memberikan kasih sayang adalah isi perjanjianmu dengan Allah yang disaksikan para malaikat dan manusia, dan kamu akan dimintai pertanggungjawaban untuk semua itu."

"Andai Nirma adalah adik perempuan kami, sudah habis kamu!"

Entah kenapa ucapan Brayn dan Rafa terus terngiang di telinganya lalu Raka menutup kepalanya dengan bantal.

****

Rumah keluarga Hadiwijaya,

Bu Resha sedang memijat kaki Suaminya selepas menjalankan shalat subuh.

Sejak kemarin Pak Vino merasa gelisah dan tidak dapat tidur dengan nyenyak.

"Kamu sedang memikirkan apa sih, Mas?" tanya Bu Resha.

"Tidak apa-apa, Sayang."

"Dari tadi melamun terus."

Bu Resha menatap wajah Suaminya yang terlihat kusut.

"Tidak tahu kenapa aku terus memikirkan Raka dan Nirma."

"Apa itu yang membuat kamu gelisah?"

"Sepertinya begitu. Aku hanya berharap Raka menyadari kesalahannya dan bisa memperlakukan Nirma dengan baik. Aku tidak bisa membayangkan seandainya orang tua Nirma tahu anaknya diperlakukan seperti itu. Mereka pasti akan sangat sedih dan kecewa."

"Aku yakin Raka hanya butuh waktu. Dia tumbuh dalam lingkungan yang baik dan paham agama. Lagi pula, Raka mempunyai kekasih saat orang tuanya memaksa dia menikahi wanita lain. Itu juga pasti tidak mudah bagi Raka."

"Kamu membela seorang Suami yang selingkuh?"

"Bukan membela, hanya menempatkan diri dalam posisinya dia. Walaupun aku juga merasa sakit mendengar nasib Nirma." Bu Resha menarik napas dalam-dalam. "Raka sudah kita anggap anak sendiri, dia juga tumbuh bersama kita."

"Tapi aku tidak suka kelakuannya yang sekarang. Andai aku Papanya Nirma, aku pasti sudah memisahkan mereka. Ya Allah, aku egois sekali."

****

Sore harinya, setelah berpamitan kepada Pak Darren, Opa Sean dan Umi Mawar, Raka membawa Nirma menuju rumah peninggalan orang tuanya.

Meskipun Umi Mawar dan Pak Darren merasa berat melepas Nirma untuk tinggal berdua saja dengan Raka, namun mereka berharap dengan cara seperti ini bisa lebih mendewasakan dan mendekatkan keduanya.

Sepanjang jalan tidak ada pembicaraan antara Raka dan Nirma. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing.

Hingga mobil yang dikemudikan Raka itu berhenti di depan sebuah gerbang.

Nirma terpukau saat memasuki halaman. Rumah itu memang tidak semewah hunian Pak Darren dan Umi Mawar, namun tampak nyaman dan bersih.

Meskipun lama kosong, tetapi sangat terawat. Bahkan tidak terlihat debu sedikit pun saat Nirma memasuki rumah.

"Kita hanya tinggal berdua di rumah ini. Kamarku di atas dan kamarmu yang di sana." Raka menunjuk sebuah kamar tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Nirma terdiam menatap pintu kamarnya. Raka benar-benar sedang membangun benteng pembatas di antara mereka dengan menempati kamar terpisah.

"Oh ya, jangan sampai Abi atau Umi tahu kalau kita tidur di kamar yang terpisah."

"Baik, Mas. Saya paham."

"Satu lagi, jangan pernah ikut campur dengan urusanku. Sebaliknya, aku juga tidak akan ikut campur dengan urusanmu."

Hati Nirma serasa perih mendengar kalimat dingin itu. Namun, ia tak banyak bicara ataupun menuntut sesuatu.

Ketika Raka beranjak menuju kamarnya, Nirma mendorong kopernya menuju sebuah kamar.

Pandangannya berkeliling sejenak. Kamar itu cukup nyaman, ada beberapa foto lama yang menghiasi dinding.

Hingga pada saat Nirma mendapati sebuah foto berbingkai kayu yang membuatnya terpaku.

"Apa ini foto Mas Raka semasa kecil? Kenapa aku merasa tidak asing dengan wajah ini?"

Nirma masih larut dalam pikirannya sendiri saat terdengar suara bel berbunyi.

Ia segera keluar kamar dan menuju pintu depan. Pada saat yang sama Raka juga sedang menuruni tangga.

Senyum ramah seorang wanita menjadi sambutan pertama saat Nirma membuka pintu.

Hellen berdiri di sana dengan rok pendek dan kemeja tanpa lengan yang mengekspose kulit indahnya.

"Selamat sore Nirma. Maaf menganggu kalian, aku ke sini ingin mengembalikan jas milik Raka yang semalam aku pinjam."

**********

**********

1
Konny Rianty
lamuttt Thorrrr" yg Buanyakkkk heeee heeee....
Umu Kahar
/Angry//Angry//Angry/
Elfira Yozarina
ko nga ada lanjutanya....
Al Thaf
bagus si
Konny Rianty
Akh...sedih thorrr" bc nya pengen nangiss...kapan raka mau membuka hati nya untuk Nirmaa"" kamu pergi aja dr rumah, biar nyahok si Raka sableng ituu....
Uthie
keep 👍
Wiwik murniati
Luar biasa
Rieya Yanie
jangan jangan adiknya bryan
Eka raffasya
sangat² bagus/Rose//Rose/
Konny Rianty
Lanjut Thorr" bgs cerita nyaaa....
Asmarni Sias
lanjut
Reni Fitria Mai
sabungan nyo dong 🙏😭
Reni Fitria Mai
Hati saya yg menjerik melihat perlakuan suaminya 😭😭😭😭
Konny Rianty
lanjut Thorrrr" bgs cerita nyaaa....
Konny Rianty
Muak kaliii nengok raka" bikn si raka pisah dgn Nirma thoorr" biar nyesel ntiii
Konny Rianty
Zahraaa nya" pasti Nirma itu..
lanjut Thorrr" bgs cerita nyaaaa....
Rian Moontero
lanjooot yuuukk smangaaaaat💪💪🤸🤸🤩
erlina herliani
Luar biasa
Yaya Sukmalia
bagaimana nasib Norma?
Yaya Sukmalia
seru nih .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!