kisah seorang gadis yatim piatu yang sejak bayi tak mengetahui bagaimana rupa wajah kedua orangtuanya, semenjak gadis kecil itu berusia 5 tahun tiba-tiba saja muncul kekuatan tak kasat mata melindunginya.
banyak misteri menaungi gadis itu kisah pelik antara dua dunia menjadi bunga bunga tidur gadis itu yang tak kunjung damai sampai akhirnya takdir mengatakan bahwa dia adalah kunci dari segala hal dari keselamatan dunia,..
penasaran yukk simak
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juannita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode dua puluh
Wajah wajah mereka yang garang dan tegas wajah wajah mereka yang antusias membuat Kenzie yang melihatnya puas akan hal itu. Sang asisten nya aja berwajah seram kayak gitu bagaimana dengan bosnya.
Glekk
Jonathan yang mendengar kata kata bahwa akan ada mahluk jadi-jadian membuat Jonathan menelan ludah kasar, sedikit gemetar tapi dia juga tidak bisa mundur lagi sekarang,dia hanya takut pada sosok astral yang bernama pocong cuma itu aja.
Jadi Jonathan mengenyahkan pikiran pikiran buruk akan hadirnya mahluk yang menyerupai pocong,lucu memang bagaimana tubuh sebesar itu dengan otot otot yang membentuk sempurna takut akan adanya mahluk astral seperti pocong sungguh menggelikan.
"Kita akan tunggu aba aba nanti akan ada cahaya sinar dari langit jika cahaya itu muncul merah jingga itu tandanya pertarungan dimulai,. Kalian bersiaplah kita tidak akan tahu apa yang akan kita hadapi nantinya apakah manusia biasa ataukah mahluk lain" terdengar serak tapi lantang membuat semangat yang sudah berkobar semakin membara menyalah.
"SIAP..." suara mereka menggema di seluruh area itu.
"Tuan Dimitri... Saya harap anda segera datang jujur saja saya sedikit tertekan dan kurang yakin akan kemampuan saya tanpa adanya anda disini" gumam Kenzie pelan.
Dunia seakan berjalan dengan lambat disana tepatnya diarea perbukitan yang diapit dengan jalanan yang lebar seperti sebuah lapangan golf tapi bukan disana nampak suram, sebenarnya tempat pertarungan itu sendiri berada dilereng gunung berapi diarea perbatasan pulau Jawa yakni disebelah Utara antara laut Jawa dan Pulau Kalimantan.
Sementara itu diantara mereka bukan hanya terdiri dari klan dari Indonesia saja banyak klan klan dari luar Indonesia karena kebanyakan mereka adalah penganut sekte sekte tertentu.
Miris memang keserakahan manusia tak bisa diukur dengan uang saja melainkan dengan kekuasaan kekuatan dan jiwa ingin menguasai dunia,disana dikubu sebelah Utara ada kubu dari aliran sekte sekte tertentu yang didominasi dari klan Gagak hitam dan klan vampir bukan hanya itu nampak ada dari beberapa klan yang mempunyai wajah yang tubuhnya dominan dipenuhi oleh tattoo.
Wajah mereka sangat mengerikan tapi itu sudah ketentuan jika sudah masuk ke aliran sekte sekte tertentu,jika dihitung dengan jari mereka seperti ada 19 klan mafia hitam dan dari beberapa sekte.
Sedangkan dikubu sebelah selatan nampak beberapa klan juga hadir disana mereka turut andil karena mereka merasa harus memperjuangkan apa yang jadi hak mereka, beberapa dari mereka hanya ingin kedamaian jika dengan memenangkan pertarungan ini akan ada kedamaian maka mereka harus memperjuangkannya.
Beberapa dari mereka juga ada yang penasaran dan ingin bergabung meskipun diawal tidak mengetahui tapi setelah beberapa Minggu menyelidiki kini mereka dengan persiapan mental yang kuat dan tenaga yang mumpuni mereka berpacu ingin menguji kemampuan dan kekuatan mereka.
Jadi intinya mereka berantusias tinggi meskipun dengan niat yang berbeda tapi mempunyai tujuan yang sama.
"Han... " Han yang merasa namanya dipanggil pun menoleh seketika itu juga kedua matanya membola dia terkejut dengan kehadiran dari seorang gadis itu.
"Chika... Sedang apa kau disini??" Tanya Han dia nampaknya jengkel dengan kehadiran gadis itu yang takblain adalah sepupunya.
"Yah ikut gelut lah apalagi...." Jawab Chika malas.
"Awas kalau nantinya membuat repot..." Sedangkan Chika hanya acuh tak acuh dengan tanggapan dari Han.
Sementara itu di atas bukit tepatnya disebuah pohon beringin yang begitu besar dan kokoh nampak seorang gadis sedang nangkring santai disebuah dahan yang cukup besar dan nyaman untuk ditempati.
Pohon beringin itu sendiri adalah pohon beringin yang terbesar disana tempatnya ditengah tengah bukit pohonnya berdaun sangat lebat nampak akar akar yang entah itu memang sebuah akar dari pohon beringin itu sendiri ataukah dari sesuatu yang lain.
Sedangkan akar akar itu menjuntai kebawah tumbuh dengan sangat lebat dan halus seperti sebuah rambut yang berwarna sedikit coklat kemerahan.
Dari jarak jauh tak akan kentara jika ada seseorang yang mengintai disana jangan kan dari jauh dari dekat saja sulit untuk mengetahui bahwa diatas tepatnya ditengah tengah rimbunnya pohon beringin itu tak akan ada yang tahu jika ada orang bersembunyi disana.
Gadis itu nampak tidak terganggu sama sekali dengan teriakan demi teriakan yang menggema sorak Sorai penuh semangat yang entah itu dari pihak lawan atau kawan.
"Astaghfirullah... Wajah wajah mereka serempak sekali yah kek..." Sedangkan yang dipanggil kakek hanya diam tak bergeming sama sekali sambil merem siapa lagi kalau bukan sang penjaga yaitu Lion singa besar milik Abhisya,yah gadis itu adalah Abhisya.
Singa besar itu hanya memejamkan kedua matanya tapi telinga nya nampak bergerak gerak gelisah, seperti tengah mendengarkan sesuatu.
"Astagaaa... Mahluk apa itu kakek..." Ujar gadis itu heboh.
Selama ini sejauh gadis itu melihat mahluk astral belum pernah dia melihat mahluk yang berjubah hitam dengan tongkat besi berwarna hitam sedangkan diujung atas tongkat itu nampak berkilau sabit yang sangat tajam Abhisya seperti mendeskripsikan mahluk itu seperti malaikat pencabut nyawa.
"Tapi masa iya malaikat pencabut nyawa ikut andil dalam pertarungan ini??" Gumam Abhisya pelan,kedua alisnya menukik tajam sekali lagi yang dia lihat adalah sosok yang berbeda dari sebelumnya.
"Manusia berbadan kuda, ternyata aku bisa melihat nya langsung biasanya aku melihat mahluk itu disebuah film di laptop milikku" Kembali gadis itu bergumam.
"Kakek... Sebenarnya apa yang mereka perebutkan disini??" Tanya Abhisya perlahan,tapi kala melihat sang singa masih setia dengan keterbungkamannya Abhisya mencebik sebal.
"Lalu dimana om..." Tanya Abhisya pada dirinya sendiri kala tak mendapati sosok yang selama ini bersamanya, sedangkan yang nampak disana hanya Kenzie dan pasukannya.
Ditengah tengah nampak klan yang dipimpin oleh Han, Abhisya melihat betapa gagahnya pria itu wajahnya yang tegas tapi sayang nya sangat tampan menurut nya hingga membuat Abhisya menepuk-nepuk pipinya.
"Apa yang tengah kupikir kan dengan pria itu sialan..." Gerutu Abhisya jengkel dengan dirinya sendiri.
Sekilas Abhisya melihat siluet seorang wanita disamping Han,yah wanita itu sangat cantik wajahnya hampir mirip seperti Han tapi dia dalam versi perempuan.
"Siapa wanita itu..." Batin Abhisya bertanya tanya.
"Hhmm... Kau lihatlah ditengah tengah diantara klan itu,dan perhatikan seseorang dengan memakai baju berwarna hijau dan disebelah nya berwarna hitam ke abu abuan dialah yang jadi rebutan tapi ke dua orang itu tidak tahu kalau dialah yang jadi target" ujar lion dengan suara berat dan serak.
Kini atensi Abhisya beralih ke sesuatu yang sudah ditunjukkan lion tadi mereka "bukankah wanita kakek??" Lion hanya mengangguk tanpa menjawab pertanyaan Abhisya.
"Kenapa mereka tidak tahu kakek seharusnya me..." Karena pertarungan ini awalnya hanya dilandasi oleh perebutan kekuasaan karena tujuan mereka hanyalah mencari target yang dicari..." Kembali suara berat itu mengatakan apa yang tengah jadi persoalan utama.
"Apakah om tahu akan hal itu...??" Tanya Abhisya penasaran
"Kalau soal itu kakek tidak bisa menebaknya bisa jadi tuan Dimitri tahu bisa juga tidak.. karena tuan Dimitri susah ditebak."
Cuuuiiiittttt
duasss
Duaaarrr
Nampak cahaya kemilau berwarna merah jingga keemasan seolah olah meledak diangkasa.
"Sudah mulai yah..."
Abhisya kini berdiri dia melihat suara suara yang tak asing nampak gemuruh derap langkah kaki para petarung yang berlari menghampiri lawannya.
Terdengar juga suara seperti pedang beradu suara suara yang tak asing seperti benda jatuh Abhisya berbinar ceria dia seperti melihat adegan film secara life tanpa adanya sensor.
" Kau disini jangan pernah bergerak dari tempat mu nak...." Peringat lion mutlak.
Abhisya mencebik dan memutar bola mata malas mendengar titah dari singa besar yang berada disampingnya ini.
"Gila pertarungan nya benar benar tak seimbang kan kakek..??" Nampak Abhisya sedikit gelisah ditempat nya.
Dia sangat mengkhawatirkan omnya dia bahkan sulit mengenali dimana keberadaan Kenzie sekarang, matanya bergerak gelisah kala mengawasi jalannya pertarungan nya.
"Cukup diam ditempat mu nak...." Peringat lion dengan suara menekan dan mengintimidasi.
Abhisya masih diam diam masih abai dengan lion jujur gadis itu sangat gelisah sekarang karena tak bisa berbuat apa apa.
Sett
Duaasss
Abhisya terkejut kala sebuah cahaya dari sebuah pisau yang hampir mengenai tubuhnya, beruntung gadis itu mempunyai reflek yang gesit.
"Akhirnya aku tahu dimana persembunyian mu girl... Kau benar benar gadis terpilih bahkan harum darahmu tidak ada duanya...." Gumam seseorang yang diam mengawasi dari jarak yang tidak terlalu jauh,dia nampak menyeringai seram kala melihat siluet dimana tempat Abhisya bersembunyi.
Sosok itu sangat misterius wajahnya ditutupi dengan jubah merah miliknya.