Salahkah seorang gadis miskin mencintai seorang pemuda kaya , sehingga begitu kuat nya mereka ingin memisahkan cinta kedua anak manusia itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrioktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menerima keputusan
" Wilda apa yang terjadi dengan kita ?! " ujar restu panik sambil bangkit dari tempat tidur dan mengenakan pakaian nya kembali
Lalu Wilda bangkit dan duduk di tempat tidur nya sambil menutup tubuhnya dengan selimut yang mereka pakai
" Restu apa kau tidak ingat dengan apa yang kita lakukan tadi malam " ujar Wilda mengingat kan restu
" Melakukan apa Wilda kau jangan mengada-ada aku tidak pernah melakukan apa pun sama diri mu " ujar restu panik
Wilda pura pura menangis ketika restu tidak mengingat apa pun yang mereka lakukan tadi malam
" Hiks"
"Hiks"
" Kau jahat restu ketika kau mengambil kesucian ku kau ingin lari dari tanggung jawab " ujar Wilda pura pura menangis
" Tanggung jawab apa ?! aku tidak merasa melakukan apa pun pada diri mu dan ini kenapa aku berada di kamar mu " ujar restu melihat sekeliling kamar itu
" Iya aku memang membawa mu ke kamar ku karena aku tidak tahu di mana kau letak kan
kunci kamar mu itu " ujar Wilda penuh emosi karena di tuduh mencoba menjebak restu
" Lalu bagaimana dengan ini apa aku juga menjebak diri mu " ujar Wilda sambil menyingkap selimut putih itu dan memperlihatkan noda merah yang ada di seprai putih tersebut
Restu pun terkejut ketika melihat noda merah yang ada di atas seprai putih tersebut sambil terduduk lemas di tempat tidur
" Apa kau masih ingin membantah nya restu kalau kau tidak melakukan nya ,aku sangat kecewa pada mu "ujar Wilda sambil menangis tersedu sedu
" Hiks"
" Hiks"
Restu tidak tau harus berbuat apa dan dia sangat bingung dengan situasi saat ini
Sedangkan Wilda masih terus saja menangis di atas tempat tidur meratapi diri nya
" Wilda tolong berhenti menangis jangan membuat ku bertambah pusing " ujar restu sambil memijit kepala nya
" Jadi aku harus tertawa senang begitu ketika kau ambil mahkota ku ,dan kau mengelak akan semua itu di mana hati nurani mu restu " ujar Wilda emosi sambil melempar bantal ke arah restu
" Tidak akan ada lagi lelaki yang mau dengan wanita kotor ini dan aku harus tertawa senang juga " ujar Wilda sambil menjerit dan menangis sejadi jadi nya
" Baiklah restu kalau kau tidak mau mengakui perbuatan mu dan aku pun tak mau menanggung malu dan aib lebih baik aku mati saja " ujar Wilda sambil menghancurkan gelas yang ada di atas meja dan mengambil pecahan nya dan hendak menggoreskan ke tangan nya
\*\*\*
Restu terkejut akan perbuatan Wilda yang ingin mengakhiri hidup nya ,lalu dia berlari mendekat dan merampas pecahan kaca itu dari tangan Wilda
Dan membuat telapak tangan nya berdarah akibat tersayat pecahan kaca tersebut.
" Wilda jangan gila kau apa yang kau lakukan ?!" ujar restu sambil membentak Wilda
" Jadi apa yang harus aku lakukan restu aku tidak sanggup menanggung malu apa bila aku hamil di luar nikah nanti " ujar Wilda dengan bibir gemetar
Restu memeluk tubuh Wilda untuk menenangkan diri nya yang sedang kalut ,dia tidak tahu harus menjawab apa karena dia sangat mencintai istrinya itu
" Restu jawab jangan diam saja " ujar Wilda sambil mendorong tubuh restu dan pelukan mereka pun terlepas
Restu pun memejamkan mata nya sebelum menjawab pertanyaan Wilda tersebut,bibirnya sangat berat untuk menjawab pertanyaan Wilda barusan
" Baiklah kalau kau hanya diam saja lebih baik aku mati saja " ujar Wilda hendak berjongkok mengambil pecahan kaca tersebut
Lalu restu menarik tubuh Wilda sebelum sempat dia menyentuh kaca yang ada di lantai
" Baik aku akan menikahi diri mu " ujar restu dengan nada yang berat dan terpaksa
" Benarkah restu dengan ucapan mu itu ? tapi bagaimana dengan Mirna istri mu itu ?"tanya Wilda sambil menatap wajah restu
" Dia tetap menjadi istri ku karena aku sangat mencintai diri nya " ujar restu berkata dengan lemah
" Deg"
Jantung Wilda sangat sakit mendengar nya tapi dia harus mengalah dan bersabar untuk sementara karena perlahan lahan dia akan menyingkirkan Mirna dari sisi mereka
" Bagaimana apa kau setuju Wilda menjadi yang ke dua?" tanya restu lagi
" Baik lah aku setuju dengan keputusan mu ,jadi kapan kau akan menikahi ku restu?"
" Tolong kau bersabar dulu aku akan mencari alasan kepada Mirna dan nanti kita akan menikah di kota ini " ujar restu memohon pengertian Wilda
" Baik aku akan bersabar tapi kau jangan mengulur ulur waktu " ujar Wilda sambil memeluk tubuh restu dengan erat dan tersenyum penuh kemenangan
Tapi restu tidak membalas pelukan Wilda itu karena pikiran nya lagi bercabang dan dia tidak tahu untuk mencari alasan apa kepada Mirna
\*\*\*
Sedangkan di rumah nya Mirna sudah bangun pagi pagi sekali karena dia tahu hari ini suami nya akan pulang
Dia memasak makanan kesukaan suami nya itu ,tiba tiba saja gelas di tangan nya terjatuh dan pecah berserakan di lantai dan mengenai kaki nya
"Ah..sakit " teriak Mirna ketika kaki nya terkena pecahan kaca
" Kenapa perasaan ku tiba tiba saja menjadi tidak enak dan aku jadi teringat dengan mas restu ?semoga saja tidak terjadi apa-apa dengan beliau " ujar Mirna di dalam hati
Lalu dia memunguti pecahan kaca di lantai dan tiba tiba saja tangan nya terkena goresan kaca itu lagi
Darah segar mengucur dari bekas sayatan kaca itu ,dan Mirna masuk ke kamar untuk mencari plester untuk menutup luka nya .
" Seperti akan terjadi sesuatu kenapa perasaan ku menjadi gelisah begini " ujar Mirna di dalam hati dan sambil mondar mandir di dalam kamar nya
" Ya Allah jauhkan lah keluarga kami dari tipu daya muslihat manusia yang ingin menghancurkan keluarga kecil kami " doa Mirna dalam hati sambil meminum air putih supaya hati nya menjadi tenang
Lalu Mirna melanjutkan pekerjaannya yang tertunda akibat insiden kecil tadi
Sedangkan di rumah mama nya restu Wilda sudah mengirim foto ketika dia sedang tertidur bersama restu
Dia mengirim pesan kepada mama nya restu kalau rencana nya sudah berhasil dan restu tidak bisa berkutik lagi
" Mama kenapa kok senyum senyum sendiri ? " ujar Nina ketika melihat mama nya yang sedang tersenyum ketika selesai membaca pesan dari Wilda
" Hari ini mama senang banget nin " ujar mama nya restu yang tak henti nya tersenyum
" Senang ? emangnya mama menang arisan atau menang lotre ? " ujar Nina agak bingung
" Ini lebih dari lotre atau menang arisan " ujar mama nya restu sangat senang
" Memang nya mama menang apaan ? "
" Memenangkan hati abang mu supaya bisa menikahi Wilda " ujar mama nya restu kegirangan
Nina pun memutar bola matanya malas mendengar perkataan mama nya itu yang menurut nya tak penting
setelah km puas.... barulah nyesel dan menangis..... atas smua kezdolimanmu trhdp mirna slm ini....