Rahasia Kalung Leluhur

Seluruh petinggi sekte Linyu saat ini telah menyalahkan Lin Yan atas kematian guru Lin Wang dan Lin Sha, yang membuat para petinggi sekte menuntut Lin Yan untuk dijatuhi hukuman berat dari balai pengadilan sekte Linyu.

Lin Yan yang tak ingin disalahkan pada akhirnya berkata, "Bagaimana bisa kalian semua menyalahkan ku sementara Lin Sha telah memakai pil obat larangan untuk meningkatkan kekuatannya dalam bertarung denganku, jika aku tak mengeluarkan seluruh kekuatanku dalam pertarungan itu bisa saja hari ini akulah yang terbunuh".

"Kematian guru Lin Wang juga bukan keinginanku, dia datang sendiri untuk membantu Lin Sha dan aku pun tak bisa menahan diri karena guru Lin Wang telah melanggar aturan kompetisi membantu Lin Sha," ucap Lin Yan membela diri.

"Kau jangan banyak alasan, kau memang sengaja melakukan semua ini untuk membalaskan dendammu kepada sekte Linyu, dengan membunuh mereka berdua," ucap salah seorang petinggi sekte Linyu.

"Ha..., ha..., ha..., kalian semua sama sekali tak pernah mengerti perasaanku, kalian semua telah membuat kehidupanku menderita dengan menjadikanku sampah di dalam sekte ku sendiri, dan bahkan sekarang kalian semua ingin melenyapkanku, baiklah..., hari ini aku akan memutuskan ikatan ku dengan sekte linyu, dan mulai hari ini juga aku bukan lagi bagian dari anggota sekte Linyu," jawab Lin Yan dengan kilatan amarah yang terlihat jelas di matanya.

"Karena kau sudah memutuskan hubungan itu maka tak ada alasan bagi kami semua untuk tak melenyapkan mu," ucap seorang tetua kemudian menyerang kearah Lin Yan.

Lin Yan yang telah siap memulai pertarungannya hanya mampu mengeluarkan tombak petaka guntur untuk menghadapi para petinggi sekte Linyu, karena sebenarnya Lin Yan tak mampu lagi mengeluarkan teknik jiwa pedang Asura, mengingat teknik itu memerlukan energi tubuh yang sangat besar saat menggunakannya, paling tidak Lin Yan harus bisa menembus kekuatan langit dan bumi untuk dapat menyeimbangkan energi tubuhnya dalam menggunakan teknik jiwa pedang Asura dalam jangka waktu lama.

Lin Yan tanpa sedikitpun rasa gentar menghadapi seluruh petinggi sekte Linyu yang telah menyerangnya secara bersama-sama, hingga pertarungan berat sebelah pun terjadi.

Hanya dalam waktu singkat Lin Yan telah terdesak hebat, yang membuatnya harus pontang-panting menghadapi serangan bertubi-tubi dari para petinggi sekte Linyu.

Penatua Lin Xiotin yang melihat pertarungan berat sebelah itu dengan cepat turun tangan, dengan masuk kedalam pertarungan yang terjadi.

Kondisi Lin Yan saat ini tidak lah baik-baik saja, selain energi tubuhnya telah banyak terkuras oleh pertarungan sebelumnya, Lin Yan juga telah mengalami luka dalam akibat beberapa serangan dari para petinggi sekte Linyu, yang berhasil bersarang di tubuhnya.

Mengetahui penatua Lin Xiotin datang untuk melerai pertarungan itu, membuat wajah para petinggi sekte Linyu terlihat tak suka.

"Aku tak ingin pertarungan ini kalian lanjutkan lagi, biar bagaimanapun Lin Yan merupakan putra seorang ketua sekte Linyu terdahulu, dan kita harus menghargai atas semua jasa-jasa ayahnya dengan membiarkan Lin Yan pergi," ucap penatua Lin Xiotin.

"Kami semua tak akan membiarkannya pergi sebelum mendapatkan hukuman berat dari balai pengadilan sekte, kami semua telah sepakat tak akan pernah melepaskan Lin Yan, dan kami harap penatua tak turun tangan membantu Lin Yan," ucap seorang laki laki paruh baya yang merupakan pemimpin balai pengadilan sekte Linyu, yang memiliki kedudukan tinggi di dalam sekte Linyu.

Penatua Lin Xiotin bimbang mengetahui seluruh petinggi sekte bersepakat menangkap dan menghukum Lin Yan, sementara jika sang penatua membela Lin Yan maka semua petinggi sekte akan memusuhinya, dan tentu saja lambat laun kedudukannya sebagai penatua sekte Linyu akan tersisih.

Di saat semuanya tengah melakukan percakapan, tiba tiba saja pangeran negara angin secara diam diam menyerang kearah Lin Yan dari belakang, dengan sebuah tinju yang dialiri kekuatan ranah saint puncak.

Lin Yan yang lengah pada akhirnya terpental ke depan akibat pukulan itu, yang membuatnya tergerak di tanah setelah memuntahkan darah segar dari dalam mulut nya.

Seluruh petinggi sekte merasa senang melihat Lin Yan tergeletak ditanah setelah serangan pangeran Xing Xiang berhasil melukainya, namun tiba tiba rasa senang itu menghilang setelah Lin Yan dapat kembali bangkit berdiri.

Lin Yan kemudian menatap kearah pangeran Xing Xiang yang telah menyerangnya secara diam diam, kemudian menatap kearah Lin Hua yang berada tak jauh dari pangeran Xing Xiang.

"Pangeran negeri awan, aku tak pernah menabur permusuhan dengan mu tapi mengapa kau menginginkan kematianku?, hari ini aku akan mengingat apa yang telah kau lakukan padaku karena di masa depan aku pasti akan membalasmu!!".

Lin Yan kemudian memalingkan wajahnya ke arah Lin Hua, kemudian berkata.

"Lin Hua apakah ini pemuda yang menjadi pilihan mu, laki laki pengecut yang hanya bisa berani main belakang dan tak berani menghadapiku secara langsung," ucap Lin Yan yang membuat Lin Hua hanya bisa diam seribu bahasa.

Lin Yan kemudian menatap kearah seluruh petinggi sekte Linyu satu persatu, sedetik kemudian diapun berkata.

"Hari ini aku mengakui kekalahanku namun kalian semua jangan bersenang hati dulu, karena aku pasti akan kembali untuk menghancurkan sekte ini," ucap Lin Yan dengan ekspresi wajah dinginnya.

Setelah berkata seperti itu aura megah kemudian keluar dari dalam tubuh Lin Yan, hingga pada akhirnya Lin Yan benar benar menghilang dari pandangan mata semua orang.

"Jangan biarkan Lin Yan melarikan diri!!" perintah pemimpin pengadilan sekte Linyu, yang membuat seluruh petinggi sekte segera menyuruh seluruh murid untuk menyebar mencari keberadaan Lin Yan.

Lin Yan telah menggunakan sisa sisa kekuatan terakhirnya untuk dapat menggunakan teknik teleportasi, hingga pada akhirnya Lin Yan tiba di tepi pantai tepatnya di sebuah pelabuhan kapal penyeberangan menuju ke negara api.

Lin Yan telah memberikan sejumlah pil energi agar dirinya dapat menaiki kapal penyeberangan, dengan bersusah payah dan tertatih-tatih Lin Yan pada akhirnya tiba di atas kapal dan mendapatkan tempat untuk beristirahat.

Seorang laki-laki tua dengan seluruh rambut di tubuhnya telah memutih semua, dia bersama dengan seorang wanita muda dengan cadar yang menutupi wajahnya tengah memperhatikan Lin Yan sedari tadi.

Lin Yan sadar jika saat ini dia telah diperhatikan oleh laki-laki tua yang tak berada jauh darinya, membuat Lin Yan segera memasang kewaspadaan diri.

Setelah beberapa waktu berlalu tiba-tiba saja laki-laki tua itu beranjak dari tempatnya berada menuju ke arah Lin Yan, yang membuat Lin Yan merasa gelisah karena untuk saat ini dirinya sudah tak sanggup lagi dalam melakukan sebuah pertarungan, jika benar benar laki-laki itu akan berniat jahat padanya.

Setelah laki-laki tua itu berada di hadapan Lin Yan, laki-laki itu kemudian berkata.

"Sepertinya saat ini kau tengah terluka dalam," ucapnya.

Lin Yan yang melihat laki-laki tua itu tak berniat jahat padanya, membuat Lin Yan merasa lega dan pada akhirnya berkata.

"Aku memang tengah terluka dalam, akibat sebuah pertarungan," jawab Lin Yan dengan tersenyum.

Bersambung