NovelToon NovelToon
Terjebak Nikah Dengan Dosen Killer

Terjebak Nikah Dengan Dosen Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Beda Usia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Puji170

Agnes tak pernah menyangka, sebuah foto yang disalahartikan memaksanya menikah dengan Fajar—dosen pembimbing terkenal galak dan tak kenal kompromi. Pernikahan dadakan itu menjadi mimpi buruk bagi Agnes yang masih muda dan tak siap menghadapi label "ibu rumah tangga."

Berbekal rasa takut dan ketidaksukaan, Agnes sengaja mencari masalah demi mendengar kata "talak" dari suaminya. Namun, rencananya tak berjalan mulus. Fajar, yang ia kira akan keras, justru perlahan menunjukkan sisi lembut dan penuh perhatian.

Bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Apakah cinta bisa tumbuh di tengah pernikahan yang diawali paksaan? Temukan jawabannya di cerita ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji170, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

"Ta, pokoknya kamu harus pikirkan ide supaya aku bisa bikin Fajar kesal!" keluh Agnes pada Berta, sudah berkali-kali mengulanginya.

Berta hanya menghela napas panjang, tak tahan dengan keluhan sahabatnya. "Nes, udah deh, nyerah aja. Lagian, baru beberapa hari jadi istri Pak Fajar, kamu nggak merasa sedikit pun ada perasaan suka? Kalian kan udah tidur bareng, dan hasilnya juga udah jelas," ucap Berta sambil mengintip leher Agnes yang terdapat bekas keunguan.

Agnes menatap Berta dengan mata terbelalak, tak percaya. "Ta, jangan ngomong gitu! Itu... itu nggak seperti yang kamu pikirkan," jawab Agnes, memegangi lehernya yang panas, merasa sangat canggung dan terperangkap.

Berta tertawa kecil, lalu duduk di samping Agnes dengan ekspresi nakal. "Heh, Nes, aku cuma ngomong apa yang aku lihat. Tapi kalau kamu masih mau pura-pura nggak ngerasain apa-apa, ya silakan. Tapi, aku rasa nggak akan lama lagi sampai kamu sendiri sadar, deh. Perasaan itu manusiawi, Nes."

Agnes mendengus kesal, berusaha menahan rasa malu yang merayap di seluruh tubuhnya. "Aku nggak ada perasaan kayak gitu sama Fajar, Ta. Itu... itu cuma terpaksa."

"Terpaksa? Hahaha, itu sih lebih ke membohongi diri sendiri, Nes. Percaya deh, kadang cinta datang tanpa kita rencanakan. Mungkin Pak Fajar juga bingung sama perasaannya. Tapi yang jelas, kamu harus berhenti nyiksa diri. Jangan terus-terusan pakai strategi buat bikin dia kesal. Kamu nggak tahu, kan, apa yang dia rasain sebenarnya?" Berta mencoba menenangkan Agnes, meskipun ia tahu masalah ini jauh lebih rumit dari yang Agnes bayangkan.

"Jangan bercanda, Ta. Pokoknya ini semua salah, dan aku harus segera mengakhiri semuanya," tandas Agnes dengan nada penuh tekad.

Namun, saat kalut dalam pikirannya, Agnes menangkap bayangan Sherly yang baru saja masuk ke dalam kelas. "Ta, itu dia?"

"Anak pindahan. Aneh banget, padahal itu mahasiswa dari kampus sebelah, udah hampir lulus, tapi diterima di sini. Gak tahu deh, konsepnya kayak apa," jawab Berta sambil melirik ke arah Sherly yang mulai duduk.

Agnes mencerna sesuatu dalam pikirannya, mungkin Sherly pindah karena memang mau mendekati Fajar. "Ta, kalau dalam pernikahan ada perselingkuhan, bisa langsung cerai nggak sih?"

Berta menatap Agnes dengan tatapan tak percaya. "Hah? Apa yang sebenarnya kamu pengen lakuin?"

"Enggak ada kok, Ta. Aku cuma pengen memberikan kesempatan pada orang yang benar-benar butuh," jawab Agnes sambil memberikan senyum lebar, mencoba terdengar santai meskipun hatinya bergejolak.

Beberapa saat berlalu, Bu Nana masuk dengan wajah serius dan memberi sedikit kata-kata mutiara kepada mahasiswanya. "Ibu harap kalian nggak menyia-nyiakan waktu kalian, segera lulus dan kejar impian kalian."

"Kali ini Ibu nggak mau banyak bicara, karena kita kedatangan mahasiswa pindahan. Nilainya nggak terlalu bagus, tapi dia ingin segera menyelesaikan skripsi dan lulus tepat waktu. Dia meminta langsung dibimbing oleh Pak Fajar. Jadi, siapa yang bimbingannya dengan Pak Fajar dan ingin memberi kesempatan pengganti, bisa langsung ajukan diri."

Tiba-tiba, Agnes mengangkat tangannya dengan cepat dan dengan sedikit sindiran ia berkata, "Saya, Bu. Bisa pindah ke dosen lain? Saya akan memberikan slot itu kepada mahasiswa yang lebih pintar itu."

Berta langsung menyenggol lengan Agnes, terkejut. "Kamu yakin, Nes? Kalau nanti Pak Fajar sama Sherly semakin dekat, kamu nggak bakal cemburu?"

Agnes menarik napas panjang, lalu menjawab dengan santai, "Kan aku benar-benar mau pisah, Ta. Ini kesempatan bagus buat aku, bisa pindah ke dosen lain, lulus tepat waktu, dan yang paling penting... pisah dari Fajar. Nikmat mana lagi yang harus aku lewatkan?"

"Awas loh nanti kamu nyesel," kata Berta, masih ragu dengan keputusan Agnes.

"Tenang aja," jawab Agnes sambil mengedipkan satu kelopak matanya, senyum penuh keyakinan. "Nggak bakal nyesel kok."

Sementara itu sherly menatap Agnes dan seolah berkata, "Karena kamu memberikan kesempatan ini aku akan memanfaatkan dengan baik."

***

Sherly berdiri di depan pintu ruang dosen Fajar, deg-degan. Ini adalah kesempatan yang sudah lama ditunggu-tunggu—akhirnya bisa berada di satu universitas dan menjadi mahasiswa bimbingan lelaki yang disukainya itu. Meski dia tahu Fajar sudah sering menolaknya, dan dia merasa ini mungkin hanya kesempatan sekali seumur hidup.

Sherly merasa nggak sabar. Terutama karena kali ini Agnes, wanita yang diakui Fajar sebagai calon istrinya, memberikan kesempatan untuk lebih dekat. Sherly berpikir jika hubungan Fajar dan Agnes hanya untuk membuat dirinya lebih jauh. 

Ketika Sherly masuk, suasana langsung berubah. Fajar, yang biasanya terlihat tenang, malah terlihat seperti bola api. Matanya tajam, dan di depannya ada seorang mahasiswa yang kelihatan seperti ingin menghilang di balik meja.

“Ini kamu ganti! Tanda ini nggak ada di sini! Kamu ngelakuin riset beneran apa nggak?!” suara Fajar memecah kesunyian ruangan, bener-bener kayak petir yang nyamber. “Kenapa hasil risetnya malah kayak gini? Persediaan banyak, permintaan sedikit, harga malah naik! Benar nggak nih?!”

Sherly nahan napas. Pasti mahasiswa itu lagi mikir, gimana ya cara biar nggak makin parah. Fajar udah kayak mesin perang, terus ngasih tekanan tanpa henti. Gaya bimbingannya benar-benar nggak ada ampun.

Mahasiswa itu cuma bisa diam, muka pucat. Fajar nggak peduli. “Kalo gini terus, mending kamu ngulang satu semester lagi! Skripsi kayak gini malah bikin malu, kamu nggak takut lulus nggak layak?!”

Sherly terperangah. Beneran, dia sudah sering denger cerita tentang betapa galaknya Fajar, tapi kali ini dia bener-bener melihat sendiri. Fajar itu... killer banget, tanpa ada belas kasihan sedikit pun. Tapi entah kenapa, Sherly malah ngerasa ada yang menarik di balik sikapnya yang tegas itu. Keren juga, ya, pikirnya.

Akhirnya, mahasiswa itu angkat suara pelan, hampir bisik. “Saya... akan perbaiki, Pak.”

“Ya, kamu harus,” jawab Fajar, tanpa ekspresi, sambil ngelirik Sherly yang baru masuk. “Ada yang bisa saya bantu?”

Sherly tersadar. Cepat-cepat, dia tersenyum dan pura-pura santai. “Nggak, Kak. Cuma ngeliat aja,” katanya, walaupun hati rasanya udah kayak dihantam palu.

Fajar menatap Sherly dengan tatapan menusuk, "Kamu harus tahu, di sini saya sebagai dosen dan kamu mahasiswa, jadi lebih baik jaga jarak. Saya tidak suka di sini kamu sembarangan panggil saya dengan sebutan Kak."

"ta-tapi kak,..."

"Sherly saya tidak suka mengulang ucapan saya dua kali." 

Sherly menunduk, kali ini ia harus menunjukan pada Fajar jika dirinya wanita tersabar yang bisa menghadapinya. "Baik, Pak Fajar. saya kesini karena, Bapak adalah dosen pembimbing saya. Jadi saya ingin mendapatkan beberapa materi untuk saya bisa mengajukan judul skripsi saya."

"Tunggu! Saya dosen pembimbingmu? Bukannya slot yang tersedia sudah habis?"

"Harusnya seperti itu. tapi Agnes mahasiswa sebelumnya memberikan slot itu pada saya," jawab Sherly dengan senyum penuh kemenangan.

Fajar menarik napasnya panjang, lagi dan lagi istrinya membuat sesuatu yang memancing emosinya, tapi kali ini benar-benar keterlaluan. Tanpa banyak bicara ia meninggalkan Sherly di ruangan itu dan mencari Agnes.

1
Hayurapuji
hallo semua, pembaca cerita fajar dan Agnes, yuks beri like dan komentarnya agar autor semakin semangat updatenya. terimakasih sebelumnya 🤗🤗
Hayurapuji
emmmmmm
Ismi Kawai
bagus banget, bikin betah bacanya!!!
Hayurapuji: terimakasih kakak
total 1 replies
Ismi Kawai
semangat shay ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!