NovelToon NovelToon
Aku? Jadi Suami Pengganti?

Aku? Jadi Suami Pengganti?

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nur dzakiyah

ig: nrz.kiya

Farel Aldebaran, cowok yang lebih suka hidup semaunya, tiba-tiba harus menggantikan posisi kakak kembarnya yang sudah meninggal untuk menikahi Yena Syakila Gunawan. Wanita yang sudah dijodohkan dengan kakaknya sejak bayi. Kalau ada yang bisa bikin Farel kaget dan bingung, ya inilah dia! Pernikahan yang enggak pernah dia inginkan, tapi terpaksa harus dijalani karena hukuman dari ayahnya.

Tapi, siapa sangka kalau pernikahan ini malah penuh dengan kekonyolan? Yuk, saksikan perjalanan mereka!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur dzakiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14: Ngeselin Tapi Ganteng

Di ruangannya yang penuh dengan berkas dan layar monitor, Farel duduk di kursi dengan ekspresi serius. Tangannya bergerak cepat di atas keyboard, sementara mata tajamnya fokus membaca laporan yang baru saja ia terima. Meski ini baru hari kedua, ia sudah tenggelam dalam tugas-tugas perusahaan yang diberikan oleh ayahnya.

Namun, suasana di luar ruang kerjanya justru jauh dari tenang. Beberapa karyawan terlihat mondar-mandir, pura-pura mengambil dokumen atau sekadar melirik ke dalam ruangan tempat Farel bekerja. Bisikan-bisikan kecil terdengar samar.

"Itu benar-benar Pak Farel? Kok kelihatan beda dari kemarin ya?" bisik salah satu staf wanita.

"Iya, keliatannya lebih serius. Tapi tetep, dasinya tuh udah miring-miring lagi." Sahut yang lain sambil menahan tawa kecil.

Di dalam ruangan, Farel sesekali mengusap wajahnya, mencoba tetap fokus. Tapi saat melirik bayangan dirinya di layar monitor yang memantulkan sedikit penampilannya, dia mendesah panjang. Dasi yang dikenakan Yena dengan susah payah tadi pagi sudah longgar, bahkan hampir lepas. Kemejanya pun terlihat kusut setelah beberapa jam ia bergerak ke sana kemari.

Ia menggerutu pelan sambil menarik dasinya. "Buat apa juga rapi-rapi. Toh tetep ganteng." gumamnya sambil nyengir kecil, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.

Meski begitu, aura Farel yang khas, wajah tampannya yang tidak pernah gagal menarik perhatian, membuat siapa pun sulit mengabaikannya. Bahkan dengan dasi miring dan kemeja kusut, pesonanya tetap memancar, membuat beberapa karyawan di luar ruangan hanya bisa menghela napas panjang sambil menggelengkan kepala.

"Dia ngeselin, tapi... ya ampun ganteng banget sih," gumam salah satu staf wanita sambil berlalu dengan wajah memerah.

Setelah beberapa jam berkutat di depan layar dan dokumen, Farel akhirnya berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan oleh ayahnya. Dengan semangat meluap, ia berdiri sambil mengangkat berkas hasil kerjanya yang baru saja selesai dicetak.

"Akhirnya... selesai juga!" serunya keras, membuat beberapa karyawan di sekitar menoleh dengan ekspresi campur aduk antara kagum dan heran.

Tanpa membuang waktu, ia langsung melangkah keluar dari ruangannya dengan langkah penuh percaya diri. Pandangan para staf masih mengikutinya, sebagian mencoba menahan senyum karena melihat dasi yang di pasang asal-asalan, sementara yang lain hanya berbisik lirih,

"Energi anak bos banget."

Setibanya di ruangan Pak Aldebaran, Farel mengetuk pintu pelan sebelum masuk. Wajahnya memancarkan kebanggaan saat menyerahkan berkas itu.

"Ini, Pak. Tugasnya sudah selesai," ucapnya dengan nada bangga.

Pak Aldebaran, yang sedang sibuk membaca sesuatu, menerima berkas itu dengan ekspresi datar tanpa mengangkat pandangan. Ia mulai membolak-balik halaman dengan teliti, memeriksa setiap detail.

Sementara itu, Farel berdiri di depan meja ayahnya, masih dengan senyum lebarnya. "Bagaimana? Bagus, kan?" tanyanya tak sabar, yakin bahwa hasil kerjanya tak akan ada yang salah.

Pak Aldebaran tetap fokus membaca tanpa menjawab. Wajahnya serius, matanya meneliti setiap baris dokumen dengan cermat. Beberapa kali ia berhenti sejenak, mengangguk kecil, lalu kembali membaca.

Ketegangan di ruangan itu terasa menggantung. Farel, yang tadinya yakin, mulai menggeser berat badannya dari satu kaki ke kaki lainnya, mencoba menahan rasa gelisah.

"Eh, Pak? Kok diem aja?" tanyanya lagi, kali ini dengan suara lebih pelan.

Akhirnya, Pak Aldebaran menutup berkas itu dan mendongak menatap Farel. "Hasilnya bagus. Bahkan lebih bagus dari yang aku harapkan," ucapnya dengan nada serius.

Farel terdiam sejenak, lalu senyumnya meledak. "Kan, udah gue bilang! Gue ini pinter, Pak. Cuma nggak pernah dikasih kesempatan!" serunya penuh kemenangan.

Namun, ayahnya hanya menghela napas panjang. "Kamu memang bisa kalau mau serius, Rel. Sayangnya, jarang banget kamu mau begitu."

Farel mengangkat bahu santai. "Yang penting sekarang gue berhasil, kan? Jadi, gimana? Naik jabatan, nih?" candanya sambil mengedipkan mata, yang hanya dibalas dengan tatapan tajam dari Pak Aldebaran.

"Kembali ke ruanganmu. Jangan sampai itu satu-satunya hasil bagus yang kamu berikan," perintah ayahnya datar, meski tersirat kebanggaan dalam nadanya.

Farel mengangguk cepat, lalu berjalan keluar dengan langkah riang. "Siap, Pak! Tugas selanjutnya, kasih yang lebih seru, ya!" ucapnya sambil berlalu, meninggalkan ayahnya yang hanya menggelengkan kepala dengan senyum kecil.

Dengan langkah ringan dan wajah penuh kemenangan, Farel kembali masuk ke ruangannya. Senyumnya masih lebar, nyaris seperti seorang pahlawan yang baru saja memenangkan pertempuran besar. Namun, langkahnya yang ceroboh membuat sebagian staf kembali melirik ke arahnya.

Bruk! Kursinya bergeser dengan keras saat ia menjatuhkan dirinya ke sana dengan semangat berlebihan. Suara gaduh itu membuat beberapa kepala menoleh, tapi Farel tidak peduli. Ia tetap duduk dengan santai, menepuk-nepuk meja seolah sedang merayakan keberhasilannya.

Namun, bukannya segera melanjutkan tugas lain yang menumpuk di mejanya, ia malah merogoh saku celana dan mengeluarkan ponselnya. Dalam hitungan detik, layar ponselnya menampilkan game online favoritnya. Ia tersenyum kecil penuh semangat sambil mengetuk layar dengan gesit.

Tiba-tiba, suara opening game yang nyaring terdengar memenuhi ruangan, menarik perhatian semua orang. Beberapa staf saling pandang, sebagian berusaha menahan tawa, sementara yang lain tampak tak percaya dengan kelakuan putra bosnya itu.

"Hehe... sorry, guys," ucap Farel sambil tertawa kecil, menyadari kesalahannya. Ia buru-buru mengurangi volume ponselnya, meski wajahnya sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah.

Setelah itu, ia duduk dengan nyaman, memiringkan kursinya sedikit ke belakang, dan mulai memainkan game itu dengan serius. Jari-jarinya bergerak cepat di layar, sesekali terdengar gumaman kecil darinya,

"Hah! Kena lu! Aduh, aduh, hampir aja gue kalah!"

Di sisi lain, beberapa staf hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis. Salah satu dari mereka berbisik pelan, "Ya ampun, ini beneran anak Pak Aldebaran? Tapi... kok seru juga liat dia kayak gitu, ya?"

Sementara itu, Farel tetap fokus dengan dunianya sendiri, menikmati waktu istirahatnya tanpa beban.

"Ya ampun, ini masih jam kerja, tapi ada orang yang main game? Di perusahaan?" Suara tegas Pak Geger, salah satu kepala divisi, menggema saat ia memasuki ruangan bagian humas. Langkahnya berhenti tepat di depan meja Farel.

Mendengar ucapan itu, Farel hanya melirik sekilas ke arah pria tua itu tanpa banyak ekspresi, lalu kembali fokus ke layar ponselnya. Seolah ucapan itu bukan untuknya, ia tetap bermain dengan santai, bahkan menggumamkan strategi untuk karakternya di game.

"Yah, hampir menang ini. Tunggu bentar..."

Pak Geger yang tidak terbiasa melihat suasana kerja seperti ini hanya bisa menghela napas panjang, jelas terlihat tidak puas.

"Farel, ini perusahaan Aldebaran Grup. Bukan warnet," tegur Pak Geger sambil melipat tangannya di dada.

Farel akhirnya berhenti bermain karena kalah, lalu menatap Pak Geger dengan santai. "Relax, Pak. Gue udah selesai kok sama tugasnya. Bahkan, Bokap—eh, maksud gue, Pak Aldebaran bilang kerjaan gue tadi sempurna," ucap Farel dengan nada santai dan penuh percaya diri.

Pak Geger menghela napas lagi, kali ini lebih panjang. "Tetap saja, ini soal profesionalisme, Farel. Kamu punya nama besar yang harus dijaga. Dan lagi, staf lain bisa melihat kebiasaanmu," katanya, suaranya lebih tegas dari sebelumnya.

Farel mengangkat bahu sambil tersenyum kecil. "Santai aja, Pak. Mereka juga tahu gue nggak cuma main-main di sini. Tadi kan kerjaan gue kelar duluan. Lagian, kalau semua sempurna banget, dunia ini bakal ngebosenin, tahu," balasnya sambil menyelipkan ponsel ke saku, akhirnya menyerah pada game-nya.

Pak Geger hanya menggelengkan kepala, setengah frustrasi namun juga sadar bahwa Farel memang sulit diatur. "Baiklah, tapi ingat, jangan biarkan nama keluarga Aldebaran tercoreng hanya karena kamu terlalu santai."

Farel tersenyum lagi, kali ini lebih lebar. "Siap, Pak. Gue nggak akan ngecewain bokap kok, tenang aja," ucapnya, meski nada bicaranya lebih terdengar seperti janji main-main daripada serius.

Pak Geger akhirnya memilih pergi setelah memastikan Farel menyimpan ponselnya. Tapi setelah pria itu keluar dari ruangan, Farel hanya tertawa kecil sambil berbisik pada dirinya sendiri,

"Wah, kalau gue bikin grup warnet di sini, kayaknya seru juga, nih."

1
Angel Ine
semangat terus, ceritanya gak berhenti bikin ngakak, selalu mendukung karya k.thor
Angel Ine
Lanjut terus k.thor semangat dalam berkarya
Ana
Pokonya baca semua karya kakak, bisa jadi inspiratif yg baik, karya yg ini tema beda tapi tdk jauh banget dri ciri khas kakak,, ngakak abiss jg bacanya
El
Mampir lagi.. seperti biasa karya kakak luar biasa, apa lgi kali ini tema berbeda..
El
Bener" yee nih farelll...🤦🏻‍♀️😂
Ddek Aish
ada2 aja grup anak spesial. kirain anak disabilitas yang spesial taunya 😂😂😂
ᏦᎨᎽᎯ~: hahaha.. 🤣🥰
total 1 replies
Agnan
Kocak sih ini, keren.. keren..
ᏦᎨᎽᎯ~: terima kasih kak, atas dukungannya dan komen positifnya🥰🫶🏻🦭
total 1 replies
PuputMega Shelviana SuJanii
bahasanya kurang ngena thor, masa ank ngomong nya gue2 k ayahnya, giliran ayahnya jh bz sopan pakex saya
ᏦᎨᎽᎯ~: wajar sih kak, melihat sifat farel ya gtulah.. adapnya kurang🤣 jdi mon maap klw krng nyaman🙏🏻 tp terima kasih udh baca🫶🏻
total 1 replies
Ddek Aish
mampir lagi
ᏦᎨᎽᎯ~: terima kasih ya kak, atas dukung setiap karyaku, bakal semakin semngt nihhh🥰🫶🏻🦭
total 1 replies
Agnan
Haha Kocak si farel😂😂
ᏦᎨᎽᎯ~: beh gercep ya, tenkyu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!