Seorang Gadis Yatim Piatu, yang memiliki 1 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan.
Namun memiliki banyak rahasia, yang hanya si ketahui oleh kakak dan adiknya. Bahkan ia juga menyembunyikan identitas dirinya, dengan berpenampilan culun. Menyembunyikan kemampuannya, yang ternyata membuat seorang pria takjub.
Dwi panggilannya, ia juga menyembunyikan warna berbeda di kedua matanya.
Bagaimana kisahnya?? Suka-suka kalian ajaaaa.... 😁😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amarah Evan
Di tempat resepsionis
"Apa ada pasien yang memiliki wali bernama Rinjani?" tanya salah satu suruhan Hans
"Tunggu sebentar ya pak, saya cek terlebih dahulu." pria itu mengangguk, ia dan temannya pun melihat ke sekeliling. Mereka tidak mau membuat kesalahan, takutnya orang yang di maksud melarikan diri diam-diam.
"Maaf pak, pasien yang memiliki wali bu Rinjani sudah di perbolehkan pulang. Dan mereka sudah melakukan check out dari rumah sakit, sejak siang tadi." ucap salah satu perawat
"Kau tidak menipuku kan?" tanya pria itu dengan tatapan tajam, sedangkan perawat tersebut menghembuskan nafasnya pelan.
"Bapak bisa melihatnya sendiri, sebenarnya hal ini tidak di perbolehkan karena merupakan privasi dan kebijakan dari rumah sakit. Tetapi sepertinya bapak merupakan orang yang tidak akan percaya, sebelum di perlihatkan buktinya. Disini wali yang bernama ibu Rinjani, menemani pasien bernama Yusuf Ramadhan, berusia 6 tahun. Dan siang ini ibu Rinjani sudah melakukan administrasi untuk keluar dari rumah sakit, di jam 1 siang." jawab perawat tersebut dengan nada yang tenang dan memperlihatkan layar komputer pada kedua pria tersebut.
Kedua pria tersebut membacanya dengan seksama, YUSUF RAMADHAN.
"Bagaimana? Apa bapak sudah percaya?" tanya suster, kedua pria itu mengangguk
"Apa nyonya Rinjani tidak mencantumkan alamat, dimana ia tinggal?" tanya pria tersebut
"Bila menurut data di sini, tidak pak." kedua pria menghembuskan nafasnya, lalu mereka berpamitan. Suster itu mengangguk dengan sopan, dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Ya Allah mbak Din, mbak ga takut sama itu laki dua. Udah mah tampangnya dingin, mana garang lagi." ucap partner yang bekerja bareng dengan perawat tadi, ia menggelengkan kepalanya.
"Nanti kamu juga terbiasa, bukan hanya 1 atau 2 orang seperti orang-orang itu yang datang ke rumah sakit seperti itu. Itu merupakan suruhan seseorang, pastinya seorang bodyguard harus tegas bukan? Tapi... bukannya mereka tadi tampan? Kamu ga terpesona gitu, bukannya kamu penyuka wajah-wajah seperti mereka?" jawab perawat yang di panggil Din tersebut
"Percuma mbak tampan, kalo garang kaya gitu. Ogah ah, ntar kalo jalani hubungan bukannya damai dan hangat. Malah hipotermia mbak, karena wajah yang dingin plus datar gitu. Bisa mati beku aku mbak" Din alias Dini, tertawa mendengar jawaban teman sejawatnya tersebut.
.
.
"Maaf tuan, mereka sudah keluar dari rumah sakit sejak siang tadi."
'APA?! Apa tidak ada alamat yang bisa kita datangi?'
"Tidak ada tuan, nyonya Rinjani tidak mencantumkan tempat tinggalnya. Hanya ada nama putra dan nama wali saja"
'Siapa nama putranya?'
"Yusuf Ramadhan dan pasien berusia 6 tahun"
'Yusuf Ramadhan' gumam Hans mengulang ucapan anak buahnya, tanpa terasa air mata yang menetes.
'Baiklah, kalian bisa kembali. Oya... Aku memberikan tugas lain, kerahkan anak buahmu. Rinjani pasti masih ada di kota ini, dia pasti belum jauh.' ucap Hans dengan suara bergetar
"Baik bos, laksanakan."
Panggilan pun berakhir, Hans menatap layar ponselnya yang sudah berubah gelap.
"Apa takkan pernah ada kesempatan untukku Rin? Aku ingin bertemu dan memohon ampun padamu, aku ingin bertemu dengan putra yang pernah aku tolak keberadaannya. Demi Tuhan Rin, aku menyesal. Maafkan aku yang sudah membuatmu depresi bertahun-tahun, hiks... maaf." Hans kembali menangis, ia benar-benar terlihat berantakan.
Tak ada Hans yang gagah, tegas, arogan. Yang ada saat ini, hanyalah seorang pria yang tengah putus asa. Karena tenggelam dengan rasa penyesalannya, yang begitu besar.
.
.
Waktu pun berlalu, di perusahaan tempat Evan bekerja. Dia kini sedang di hadapkan, dengan wanita yang benar-benar ia benci. Wanita yang pernah ia cintai dan juga ia naikkan derajatnya, namun berkhianat di belakangnya. Apa kurangnya selama ini? Ia selalu memberikan apa yang di inginkan oleh wanita itu, benar apa yang di ucapakan oleh Surganya. Bila ia telah dibutakan oleh cinta, cinta? CIH!!
Evan yang baru saja tiba di kantor, harus melihat wanita itu sedang duduk santai di ruangannya. Mood yang tadinya baik, kini langsung rusak.
"Bagaimana kamu bisa masuk ke ruanganku?" tanya Evan dengan suara dinginnya
"Sayang, kamu baru tiba? Kejutan, aku baru saja kembali. Dan aku langsung ke sini, karena aku merindukanmu." ucap Sofia, kekasih Evan.
Tunggu... kekasih? Calon mantan tepatnya
Saat Sofia mendekat dan hendak memeluk tubuh kekasihnya, ia harus di kejutkan dengan penolakan yang di berikan oleh Evan.
"Sayang? Ada apa denganmu? Kenapa kamu menjauh? Kamu tidak merindukan aku?" tanya Sofia dengan wajah dibuat memelas
Evan menatapnya dingin, bahkan sudah tak ada tatapan penuh cinta lagi dimata pria itu. Hanya ada kebencian dan juga amarah yang yang memuncak...
DEG
Ada apa dengan Evan? Apa ia sudah tau dengan apa yang sudah aku lakukan di belakangnya? Tidak... tidak mungkin.
"Hentikan panggilan SAYANG dari mulut menjijikan mu, aku merasa risih mendengarnya. Aku ingin kita PUTUS, dan aku minta jangan pernah kamu menunjukkan wajahmu di hadapanku lagi." ucap Evan, Sofia menggelengkan kepalanya
"Tidak, ada apa sebenarnya ini Evan? Kenapa kamu jadi seperti ini? Apa kamu sudah melupakan kebersamaan kita selama ini? Kita saling mencintai, apa alasanmu memutuskan aku secara sepihak?" tanya Sofia dengan wajah , yang sudah di penuhi air mata,
"Hentikan tangisan buaya mu, aku sudah tau apa saja yang kamu lakukan di belakangku selama ini. Aku benar-benar tak percaya, wanita yang sudah aku angkat derajat dan juga aku jaga kehormatannya selama ini. Lebih memilih menyerahkan keperawanannya pada pria lain, bahkan melakukannya di luar ikatan suci pernikahan. Di sebut apa wanita seperti itu? J A L A N G bukan? Bahkan kau memberikannya pada pria yang sudah memiliki istri juga anak, dimana hati nuranimu sebagai wanita. Merusak rumah tangga orang lain, hanya untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan. Apa yang kurang dariku? Sehingga kamu bisa dengan mudahnya menusukku dari belakang."
JEDEEERRR
Sofia terdiam, seolah ia tengah bermain permainan masa kanak-kanak MENJADI PATUNG. HAHAHAHA
"I-itu... itu... ti-dak benar Van, mana mungkin aku mengkhianati cinta kita. Aku mencintaimu, sangat."
"BULSHIT" ucap Evan penuh penekanan
"Kamu jangan asal memfitnahku, apa buktinya bila aku sudah mengkhianatimu?" tanya Sofia
"Bukti? Hahahaha... oke, buka amplop coklat yang ada di atas meja belakangmu." jawab Evan dengan wajah datarnya, Sofia berbalik ke belakang.
Ya, dia melihat amplop coklat di atas meja Evan. Dengan tangan bergetar, ia mengambil dan membuka amplop tersebut. Kedua bola matanya membulat, saat ia melihat isi dari amplop tersebut.
'T-tidak mungkin, bagaimana Evan bisa mendapatkan ini semua?' gumamnya, dengan ketar ketir
Di sana, jelas sekali dimana Sofia berciuman, berpelukan, bahkan foto dimana ia sedang duduk di atas ranjang, tanpa menggunakan sehelai kain pun. Dimana di sampingnya ada seorang pria yang ia kenal, tengah memeluknya mesra. Pria pemilik agency, tempatnya bernaung.
...****************...
Seperti biasa, jangan lupa buat jadiin Favorit!!! Tinggalkan jejak💓
...Happy Reading all...
yang bab ke duanya mungkin telat, atau malah cuma up satu hari ini🥲