Kisah dua legenda hidup yang merubah dunia dan menjadikannya tempat abadi untuk semua orang tersenyum. Dunia yang diberikan keabadian atas selesainya semua persoalan-persoalannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juan Aziz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali di dunia ini lagi
Aku kelelahan sejujurnya, begitu letih. Dari belajar, memahami, melihat dari berbagai sudut pandang akan dunia baruku ini, bukankah mereka semua menyoraki kalimat bernama keadilan itu.
Yang sungguhan itu ada? Atau hanya; keadilan bagi diri mereka sendiri? Atau tidak ada?.
Bualan yang mereka teriakkan selama ini itu?.
Dengan keras begitu dalam, memperjuangkannya seakan-akan keajaiban tercipta akan itu. Yang sesungguhnya menepis rasa malu dengan perjuangan kosong mereka itu. Tanpa makna, hanya kesusahan, terpuruk, akankah mereka juga bertaut pada harapan dalam perkataan. Sungguh melihatnya seperti itu hanya membuatku sedih. Seakan dunia yang kutinggali sekarang dibuatnya seperti itu. Bukan lagi pertumpahan darah, hanya mulut mereka yang berdarah-darah menginginkan semua itu menjadi realitanya.
Yang tidak henti-hentinya di tipu oleh makhluk sesama mereka sendiri, sungguh disayangkan.
Tidak satupun dari mereka membela kebajikan di antaranya di dunia ini. Sudah seperti duniaku dulu pada era awal keterpurukan.
Yang semua orang menginginkan perubahan tanpa ada satu makhluk pun yang dapat merubahnya. Jika mereka tidak bersama tidak akan terjadi apa-apa hanya bualan demi bualan yang mereka dengar dan lontarkan setiap hari.
Namun di lain sisi antara sudut dan sedikitnya celah di antara mereka yang saling
sikut-menyikut antara satu dengan yang lain. Antara suatu ekspresi iri satu dengan yang lain tanpa ada di antara mereka yang bersedia merangkul demi mendapat buah yang jatuh itu. Sungguh disayangkan keadaan ini.
Seandainya saja mereka merangkulnya bersama demi mendapatkannya bersama dan membaginya dengan rasa, lebih enak untuk dipandang dan di ceritakan lain hari.
Setidaknya, seringannya kompetisi yang mereka buat itu menghormati yang menang tanpa menjadikan yang kalah pecundang, di lain waktu di suatu cerita akan selalu ada yang lebih baik di antaramu entah itu kamu sesudahmu, ataupun sebelummu.
Begitu terlelap akan pikiran malam hari, karna aku mulai terbiasa di dunia baruku ini sebelum tidur memikirkan hal-hal aneh aku jadi terbiasa melakukannya, mungkin aku harus minta maaf pada diriku sendiri?.
Suhu yang dingin, terbaring di atas tumpukan bulu ini, tubuh berbalut selimut. Mataku tidak lama mulai menutup dirinya. Terasa lelah, memperlihatkan beberapa mimpi memikirkan caraku kembali ke tampat itu.
Terbangun tanpa wujud di duniaku sebelumnya. Yah aku juga baru tahu kalau di dunia itu bisa bermimpi seperti ini bahkan aku bisa bergerak di dalamnya. Hutan, menyusuri jalan, suara dedaunan yang saling bergesekan dengan yang lain, hewan-hewan berlarian namun kenapa aku tidak bisa melewati jalan lain selain lurus dengan arah ini. Yang diujungnya tebing lalu aku terjatuh kedalamnya saat kusadar sudah pagi hari mulai merapikan diri dan berangkat untuk kelas pagi hari ini.
Menyapa orang lain yang tidak kukenal sudah menjadi kebiasaanku di sini. Selamat pagi. Begitu saja dan setiap hari mungkin sampai aku lulus dari sini. Setelahnya hari yang panjang sekali bertempur melawan teka-teki labirin itu dan memecahkan persoalan perang antar kerajaan itu kepalaku sampai terasa penat. Di sini sampai tahun terakhir aku melaluinya. Sebentar lagi kelulusan dan banyak hal mungkin terjadi, mungkin juga tidak.
Yah pulang dari sini aku akan makan dulu. Membuka beberapa lembar buku untuk mempersiapkan supaya aku cepat lulus dari sini karna sudah mulai membosankan. Melalui jalan lain mungkin terasa berbeda setelah lulus dari sini. Mencari kerja ataupun berlanjut di kelas yang lebih tinggi.