NovelToon NovelToon
Izinkan Aku Untuk Bercerai

Izinkan Aku Untuk Bercerai

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cintamanis / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lilylovesss

Setelah kehilangan kedua orang tuanya, Karina dipaksa menikah dengan pria bernama Victor Stuart. Anak dari sahabat kakeknya. Pria dingin yang selalu berusaha mengekangnya.

Selama pernikahan, Karina tidak pernah merasa jika Victor mencintainya. Pria itu seperti bersikap layaknya seseorang yang mendapat titipan agar selalu menjaganya, tanpa menyentuhnya. Karina merasa bosan, sehingga ia mengajukan perceraian secara berulang. Namun, Victor selalu menolak dengan tegas permintaannya.

"Sampai kapan pun, kita tidak akan bercerai, Karina. Hak untuk bercerai ada di tanganku, dan aku tidak akan pernah menjatuhkannya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lilylovesss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesalahpahaman

****

"Apakah kau harus tetap menepati janjimu?"

Karina menelan ludahnya. Secara tidak langsung, pertanyaannya seolah menyimpulkan bahwa perempuan itu sedang merayu seorang Victor Stuart sekarang. Karina berdeham kecil, berharap jika Victor tidak mendengarkan apa yang ia katakan.

"Ya, janji memang harus ditepati bukan?" ujar Karina sembari mengalihkan tatapannya ke kemeja Victor di mana kancingnya terbuka beberapa.

"Ini juga sangat berat untukku, Karina. Menunggu usiamu 25 tahun adalah hal terlama yang aku tunggu."

"Tapi, pria bisa menyewa perempuan lain untuk menghilangkan nafsu birahinya. Kau juga bisa melakukannya, Victor."

Karina masih memfokuskan pandangannya pada kemeja pria tersebut dengan telapak tangan yang sudah berkeringat dingin. Meskipun ruangan itu dingin, tetapi Karina merasa jika tubuhnya terasa panas.

"Karina ...."

"Ya. Kenapa?"

"Jika aku melanggar janji yang aku buat bersama kakek, apakah menurutmu dia akan marah?"

Pertanyaan Victor berhasil membuat Karina kembali mendongak ke arahnya. Menatap kedua bola matanya yang kini masih menatap perempuan itu dengan serius.

"Janji seperti apa lagi?"

"Menunggu usiamu mencapai 25 tahun."

"Aku tidak tahu, Victor."

"Kalau begitu, aku ingin melanggarnya. Apakah kau akan mengizinkanku?"

Karina kembali menelan ludah. Jantungnya kembali berdegup kencang. Wajahnya mungkin saja sekarang sudah memerah, tetapi Karina tidak bisa melihatnya. Ia hanya merasakan rasa panas di wajahnya. Ia tahu, ia sedang salah tingkah sekarang.

"Ma-maksudmu apa?"

"Izinkan aku menyentuh tubuhmu. Aku tidak ingin meniduri perempuan lain, Karina. Aku hanya menginginkan mu sebagai istriku."

"Vic-victor ...."

"Aku akan melakukannya dengan perlahan. Jika kau merasa kesakitan, kau bisa bilang padaku," ucap Victor sembari perlahan menyentuh pakaian Karina.

Karina tidak mengatakan apa pun lagi. Perempuan itu hanya terdiam dengan kedua bola mata yang ia pejamkan. Sesaat, pikirannya mulai memusat pada mendiang sang kakek. Seharusnya ia masih dalam suasana berduka, tetapi ia justru bersenang-senang dengan Victor.

"Aku tidak pernah melakukan hal seperti ini dengan perempuan mana pun, Karina. Jadi, semisal ada kesalahan, kau bisa bilang padaku."

"Ta-tapi, aku juga belum pernah melakukannya."

"Kalau begitu, kita belajar bersama-sama malam ini. Akan aku pastikan, kau tidak akan bisa melupakan malam bersamaku, Karina."

****

Karina membuka kedua matanya dengan perlahan. Saat matanya terbuka, yang pertama kali ia lihat adalah wajah Victor yang sedang terlelap. Berbaring menyamping ke arahnya dengan tangan yang melingkari pinggang Karina.

Bibir Karina menyungging. Perasaannya mendadak damai. Apa yang pernah ia pikirkan tentang Victor, rupanya tidak semuanya benar. Pikirannya terlalu busuk, tanpa tahu bagaimana tersiksanya Victor selama ini.

Saat Karina menyadari sesuatu tentang tubuhnya, cepat-cepat ia menundukkan wajahnya. Perasaannya mendadak lega saat kedua matanya melihat tubuhnya tidak bertelanjang. Sepertinya Victor telah memakaikan piyama kepadanya semalam. Karena sekarang, piyama milik Victor melekat di tubuh Karina.

"Kenapa aku baru menyadari jika Victor adalah pria yang sangat baik?" Karina menatap lekat wajah pria tersebut tanpa beralih sedikit pun.

Ketika salah satu tangan Karina hendak mendarat di pipi pria itu, Victor dengan segera menarik pinggang Karina. Membuat kedua bola mata perempuan itu sontak membulat. Sangat terkejut dengan apa yang tiba-tiba lakukan kepadanya.

"Vic-victor ...."

"Kenapa? Kau baru menyadari bagaimana tampannya suamimu?" ujar Victor sembari membuka kedua bola matanya.

"Ka-kau tidak tertidur?"

"Bagaimana perasaanmu pagi ini? Apa ada yang ingin kau keluhkan?" tanya Victor, membuat wajah Karina sontak kembali memerah karena malu saat mengingat kejadian semalam bersama Victor.

"He-hentikan."

"Kau kelelahan, sampai akhirnya tertidur."

"Hentikan, kumohon, Victor!" Karina memejamkan kedua matanya sekilas, kemudian membukanya kembali.

"Mulai hari ini, kau harus mengosongkan kamarmu."

"Ke-kenapa?" tanya Karina dengan alis yang menaut.

"Kau akan pindah ke kamarku. Mulai nanti malam, dan seterusnya, kau akan tidur bersamaku. Kita akan terus bersama ke manapun kita pergi."

Karina hendak membuka mulutnya lagi, tetapi Victor dengan cepat mengecup bibirnya.

"Jangan pergi. Aku ingin lebih lama bersamamu seperti ini," ujar Victor, sembari kembali mengecup bibir Karina.

****

Setelah Karina membersihkan dirinya, Victor membantu mengeringkan rambut perempuan itu dengan hair dryer. Karina duduk di hadapannya, dan ia berdiri di belakang tubuh perempuan itu. Sesekali, pandangan Karina tidak beralih dari wajah Victor yang tampan.

"Ponselmu berdering terus-menerus saat kau berada di kamar mandi. Edward sepertinya sedang berusaha menghubungimu."

"Aku mungkin harus menemuinya untuk mengakhiri hubungan kita berdua."

Victor hanya menganggukkan kepalanya perlahan. Karina tentu tahu, Victor tidak menyukai pembahasannya pagi ini. Nama Edward akan sangat sensitif di telinganya, meskipun Karina sudah tidak memiliki niatan untuk terus bersama pria itu.

Namun, Karina mewajarkan hal tersebut. Jika dia ada di posisi Victor, dia juga kemungkinan akan melakukan hal yang lebih jauh lagi. Atau bisa saja tidak berbicara seharian, untuk menyembuhkan perasaannya.

"Aku tidak akan menemui Edward jika kau tidak mengizinkanku. Aku bisa memutuskan hubungan kami melalui sambungan telepon," ujar Karina, berharap bisa mengobati perasaan Victor yang terluka.

"Temui saja. Itu jauh lebih baik dari pada memutuskan hubungan tanpa bertatap muka terlebih dahulu."

"Tapi, kau tidak menyukainya."

Tangan Victor berhenti bergerak. Kemudian, dalam hitungan menit Karina memutar balik tubuhnya. Menatap wajah Victor dengan lekat bersama senyuman hangat miliknya.

"Kita akan saling menjaga perasaan kita, bukan? Jadi, aku juga perlu melakukannya untukmu."

Victor mengulas senyum. "Ya, kau benar."

"Aku tidak akan menemuinya. Tekadku sudah bulat."

Victor meletakkan hair dryer di atas meja rias. Kemudian, kedua tangannya ia letakkan di kedua pipi Karina. Mengelus lembut pipi perempuan itu dengan kedua bola mata yang menatap intens pada Karina.

Saat Victor semakin mendekatkan wajahnya secara perlahan, saat itu juga pintu kamarnya diketuk seseorang dari luar. Victor dengan segera menjauhkan wajahnya kembali. Membuat Karina merasa sedikit kecewa karena Victor tidak jadi menciumnya.

Perlahan Victor membuka pintu kamarnya. Karina bisa melihat jika pria itu sedang berbicara dengan pelayan Corlin. Entah sedang membicarakan apa, tetapi Karina merasa jika hal tersebut sedikit penting.

Saat Victor menutup kembali pintu kamarnya, Karina buru-buru berpura-pura seakan ia tidak penasaran dengan apa yang telah Victor bicarakan dengan pelayan Corlin di ambang pintu.

"Teman-temanku ada di bawah. Daniel dan juga Kellyn sedang menungguku. Aku tidak tahu jika mereka akan datang hari ini," ujar Victor di belakang tubuh Karina.

"Kalau begitu, kau turun saja ke bawah. Aku tidak masalah jika harus menunggu di sini sampai kau selesai. Sama seperti hari sebelumnya."

Victor berjalan mendekat pada Karina kembali. Kemudian, dalam hitungan detik Victor menyodorkan telapak tangannya pada Karina. Membuat perempuan itu tidak mengerti dengan apa yang tengah Victor maksud.

"Kenapa?" tanyanya, dengan raut wajah polosnya.

"Ikut denganku. Aku akan memperkenalkanmu pada Daniel dan juga Kellyn. Kau belum pernah bertemu dengan Kellyn, bukan?"

"Victor, jika kau menyuruhku untuk tetap diam di sini, aku benar-benar tidak masalah sama sekali."

"Ikut denganku sekarang. Jangan menolak dengan banyak alasan, Karina. Aku ingin memperkenalkanmu pada mereka jika kau adalah istriku."

Tidak ada pilihan bagi Karina. Dalam beberapa detik, ia berpikir untuk memutuskan. Sampai akhirnya, Karina menyentuh telapak tangan Victor. Beranjak dari kursi rias tersebut, kemudian mulai berjalan mengikuti arah langkah Victor.

"A-aku, sedikit tidak siap untuk bertemu teman-temanmu, Victor," ucap Karina, sebelum kedua kaki perempuan itu melewati bingkai pintu kamar Victor.

"Apa yang harus kau siapkan? Mereka bahkan tidak menyiapkan apa-apa. Percayalah! Mereka tidak begitu buruk."

Bukan. Tentu bukan hal itu yang tengah Karina pikirkan. Karina hanya memikirkan tentang obrolan mereka saat berada di dalam ruang kerja Victor. Seorang perempuan yang sedang Victor perjuangkan. Meskipun Victor telah mengatakan pada Karina jika pria itu sangat mencintainya, sebagai perempuan Karina masih merasakan ketidak percayaan terhadap Victor.

Karina takut jika ia berhasil bertemu dengan kedua teman-temannya, perempuan itu akan berakhir dengan di bandingkan. Demi apa pun, Karina susah yakin jika ia akan kalah dari perempuan yang disebut memiliki tembok tinggi itu.

"Victor ...." Karina mendadak menghentikkan langkahnya, yang berhasil membuat Victor kembali menoleh pada istrinya tersebut.

"Ada apa, Karina?"

"Aku ingin kembali saja ke dalam kamarku. Aku benar-benar tidak siap untuk bertemu mereka."

"Kenapa? Kau pasti memiliki alasan yang kuat. Katakan padaku alasannya."

Lagi-lagi, Karina harus dibimbangkan dengan permintaan Victor. Jika Karina memberikan alasannya kepada Victor, itu tandanya ia harus membuka rahasia tentang dirinya lagi. Tentang pikirannya yang sedikit tidak tenang dan ia sedikit kesulitan untuk menanyakannya secara langsung kepada Victor.

"Karina ...."

"Aku takut mereka akan membandingkanku dengan perempuan yang memiliki tembok tinggi," ucap Karina dengan wajah yang menunduk.

"A-apa?"

"Aku mendengar semuanya saat aku berada di dalam ruanganmu. Kau sedang memperjuangkan perasaan seorang perempuan dengan tembok tinggi, kan? Ya, aku takut bertemu dengan mereka, karena aku takut jika mereka akan membandingkanku dengan perempuan itu."

Dalam detik itu juga, tawa Victor meledak. Karina yang melihat pria itu tertawa terpingkal-pingkal hanya bisa diam dengan raut wajah datar. Tidak mengerti, mengapa Victor justru harus tertawa begitu keras, seolah apa yang ia katakan terdengar begitu lucu.

"Ke-kenapa kau tertawa? Apakah aku selucu itu saat cemburu?" tanyanya dengan polos.

"Ya. Kau sangat lucu. Perempuan mana yang bisa cemburu pada dirinya sendiri?"

"A-apa?"

"Tidak ada perempuan dengan tembok tinggi di luar sana, Karina. Aku tidak mencintai perempuan lain selain kau."

"Lalu, perempuan itu?"

"Aku sedang membicarakanmu. Perempuan itu? Itu adalah kau sendiri, Karina."

****

1
Uthie
Hmmmmm.... Victor minta dijadikan sbg pria pertama nya Karina...
tapi Karina bukan sbg wanita pertama baginya 😌😌😌
Uthie: kenapa Thor?? 😁😁😁
Lily Lovely: Kak🤣🤣🤣
total 2 replies
Yuyun Rohimah
lanjut
Yuyun Rohimah
good job
Uthie
Wadduuhhhh.... hubungan yg sdh manis tsb bagaimana bisa rusak nanti ketika wanita masa lalu Victor hadir... 😟
Uthie
Wadduuhhhh... ternyata Victor punya masa lalu tohhhh...
Uthie
lanjjjjuuuuttttttt 💪💪🤗
Uthie
selalu terbuka Karina 💪🤗
Uthie
Nahh... betulll begitu Victor 👍👍👍🤨
Uthie
Aahhh.. suka dehhh lagi moment yg sweet-sweett 😍😍😂😂😂😁
axm
bener victor harus waspada
☆Peach_juice
Ceritanya seru banget😋.

Oh iya mampir yuk dikarya baruku judulnya ISTRI PENGGANTI TUAN ARSEN😁🙏.
Uthie
kirain pergi ke mana.. judulnya 😁😁😁
Uthie: 😁😁😁😁😁😁
Lily Lovely: Wkwk pusing, Kak nyari judulnya🤣
total 2 replies
Cute
kayaknya menarik 💗🎈👻 nih dfpus
Uthie
Cerita ini mulai menemukan moment yg sangat disukai... yaitu bersatu' nya mereka.. dan mulai saling terbuka satu sama lain 👍👍👍🤗🤗🤗🤗
Uthie
janji apaan sihhhh?????
Uthie: Hahaaa.. emang 😂😂😂👍
Lily Lovely: greget banget kayanya, nih🤣🤣
total 2 replies
Uthie
yeayyy.. akhirnya.... ada pengakuan juga 👍👍👍😆😆😁😁
Uthie
jangan kelamaan missunderstandingnya Thor 😁🙏
Uthie: Wadduuhhhh 😂😂😂😂
Lily Lovely: Wkwk nanti, deh setelah masuk 20 bab🤣🤣
total 2 replies
Uthie
semoga setelah nya Karina tau arti penting keberadaan Viktor untuk nya 👍👍👍🤗
Uthie
cerita nya Sukkaa.. lanjut 💪🤗
Lily Lovely: Terima kasih, Kak masih nungguin cerita ini.
total 1 replies
Lily Lovely
Halo, teman-teman. Maaf karena beberapa hari ini nggak bisa update. Aku lagi nggak enak badan. InsyaAllah, mulai hari ini aku bakalan update terus.

💗
Lily Lovely: Terima kasih💗
Uthie: Syafakillah yaa Thor....
semoga sehat wal'afiat selalu 🤲😍

suka ceritanya... pantas koq baru ada lagiiii notif nya 👍🤗
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!