Dika sebenarnya cowok yang kurang pergaulan atau KUPER istilahnya. Semuanya berubah ketika Dika menjadi siswa di SMA Pelajar yang terkenal di kotanya. Semua orang heran melihat perubahan sikapnya yang periang dan suka usil kepada semua orang namun anehnya banyak orang tidak menyadari keusilannya. Bisa jadi karena wajah tampannya apalagi kaum hawa yang melihat wajah tampanya bahkan senyuman dan rayuan mautnya.
Suatu hari Dika harus berpikir 2 kali bila melakukan sikap usilnya kepada orang lain namun Dika tidak melakukannya apalagi kepada gadis cantik baru dikenalnya yang baru masuk di sekolah tersebut tapi Dika dilaporkan orangtua gadis tersebut ke polisi atas permintaan anaknya hingga harus berurusan dengan polisi sehingga orang tua Dika dan orang tua gadis itu dipertemukan. Namun tidak di sangka kalau orang tua mereka saling kenal bahkan menjodohkan mereka. Bagaimana cerita selanjutnya?, ikuti terus ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 Cinta Pertama
Gadis cantik ini bicara pelan sambil mencoba mengambil keputusan hingga dia memutuskan untuk mendatangi rumah Dika yang sebenarnya jarak tanah kosong di samping rumah mereka tapi dia seperti tidak.yakin dengan keputusannya hingga dia melihat jam ditangannya lagi
"Atau jam ditanganku yang kecepatan ya?"
Putri mengambil handphonenya dan terlihat jam 16.55
"Oh aku kecepatan ya, jadi masih ada lima menit lagi ya"
Tiba tiba ada wangi bunga mawar dan melatih disekitar dirinya dan wanginya tercium dari belakang dirinya hingga Putri terkejut ketika melihat kebelakang sudah ada orang yang berdiri dibelakangnya
"Dika"
Putri melihat seorang cowok ganteng yang tersenyum sedang memegang bunga mawar dan bungah melatih yang masih berada di pot bunga.
"Ini untukmu Putri pujaan hatiku"
Dika bicara sambil tersenyum manis menyerahkan bunga yang dibawahnya bersama pot bunganya namun saat ini Putri langsung terpesona melihat wajah gantengnya Dika sambil menerima bunga pemberiannya walau aneh rasanya harus menerima bunga pemberian Dika masih berada dalam pot bunga.
"Kenapa harus sama potnya Dika"
"Aku ingin kamu merawatnya, agar mereka tumbuh dan berkembang sebagaimana perasaan hatiku padamu tidak seperti habis manis sepah dibuang"
Dika mulai bicara dengan syair-syair cintanya hingga pipi Putri terlihat memerah seakan-akan dia tersipu malu dengan ungkapan isi hatinya Dika
"Baiklah, aku akan menyiramnya dengan kasih sayangku setiap hari, agar bunga ini bisa tumbuh dan terus mekar dengan bunga bunga cinta yang cantik"
Putri ikut ikut bersyair cinta sebagaimana yang dilakukan Dika
"Bentar ya, aku akan meletakan bunga ini dibagian bunga dekat jendela kamarku, agar aku bisa memandang setiap saat seolah-olah melihat dirimu selalu ada di hatiku"
"Tapi jangan lama lama ya, aku takut bila harus merindukanmu"
"Iya, aku juga tidak menahan rindu ini"
Putri tersenyum dan mau masuk kedalam rumahnya tapi Dika memanggilnya
"Bentar Putri"
"Ada apa?"
"Aku menepati janjiku kan"
"Iya ganteng, kau memang selalu menjaga hatiku"
Tiba tiba terdengar suara orang yang bersin dari pintu pagar yang terbuka
"Acim"
Ternyata suara Bersin itu dari tante Ratu atau mamanya Putri yang begitu kuat sehingga membuat Putri dan Dika terkejut hingga Dika jadi salah tingkah karena bersin dari mamanya Putri sebagai pertanda peringatan atau mengingatkan mereka akan sesuatu yang tidak baik atau apa pun yang membuat Dika jadi salah tingkah
"Hei tante Ratu"
Dika langsung menyapa dan menyalami tante Ratu mamanya Putri
"Iya pikir tante ada pertunjukan Romi dan Juli tidak tahunya anak mama dan ini Dika ya, anaknya Tante Gladis ya"
"Iya tante, saya anak mama Gladis"
"Ternyata anaknya Gladis ganteng banget"
"Alhamdulillah Makasih tante, pujian tante membuat Dika jadi melayang karena di puji sama tante"
"Tapi benaran loh"
"Makasih ya Tante, boleh saya jalan jalan sama Putri kan tante?
"Boleh tapi sebelum magrib sudah dirumah ya"
Tante Ratu mengingatkan sebagaimana kata-kata mamanya Dika hingga menganggukan kepala
"Siap tante"
Tiba tiba Putri membuka pintu pagar yang sebelumnya kekamar meletakan pot bunga melatih dan mawar pemberian Dika
"Mama, kami jalan jalan sekitar komplek ya"
"Iya, hati hati ya, kalau Dika macam macam jewer kupingnya ya Putri"
Mamanya Putri bicara sambil tertawa karena melihat Dika berubah wajahnya hingga Dika memegang kupingnya.
"Waduh"
Dika langsung memegang kupingnya yang membuat tante Ratu atau mamanya Putri tertawa melihat apa yang dilakukan Dika hingga akhirnya Dika dan Putri berjalan meninggalkan kediaman mereka. Mereka berdua berjalan sekitar komplek menuju taman komplek yang sudah ramai dengan orang orang yang menikmati keindahan sore hari bahkan ada yang berlari kecil dan berjalan santai tapi ada yang sedang duduk menikmati jajanan dari abang abang pedagang yang berjualan disekitar taman namun tertata rapi dalam bentuk lapak lapak jualan yang katanya memang ditata pengelola komplek sehingga tidak kelihatan kumuh dan tetap bisa menikmati keindahan taman.
"Dika, kita duduk dibawah pohon itu ya"
"Boleh juga, tampaknya asyik juga duduk di sini"
"Iya"
Mereka berdua duduk dikursi panjang yang berada dibawah pohon dan kelihatannya mereka masih canggung hingga Dika memulai bicara
"Tidak terasa sudah enam tahun ya dan kamu tambah cantik, jujur aku tidak bisa bohong kalau aku ingin terus bersamamu"
"Benarkah?"
"Iya dan sampai saat ini aku tetap menunggu dirimu Putri"
Putri terdiam dan menundukan kepala seolah-olah ada yang disembunyikan hingga membuat Dika penasaran dengan apa yang terjadi pada Putri
"Ada apa Put?"
"Tidak apa-apa Dika"
"Kalau begitu bentar ya, Putri mau kebabkan biar Dika pesankan"
"Iya, jangan lama-lama ya nanti Putri bisa kesepian tanpa kehadiran Dika disamping Putri"
"Iya akan Dika usahakan secepat mungkin karena Dika juga tidak mau kelamaan merindukan orang yang Dika sayangi"
"Ya sudah sana nanti tidak jadi beli Kebabnya karena kelamaan merangkai kata-kata cinta di hati kita berdua"
"Iya juga, saya jalan ya"
Dika meninggalkan Putri sesaat untuk memesan kebab yang paling enak di taman itu yang menjadi kesukaan Dika.
Tidak berapa lama Dika sudah membawa Kebab yang sudah dia pesan dan menyerahkan kepada Putri yang langsung mencoba merasakan Kebab yang sudah di pesan Dika
"Em, enak ya"
"Enakan?"
"Iya Dika beda rasanya"
"Ini kebab yang terenak yang berada dikomplek ini"
"Iya benar benar enak, tapi kenapa tergigit cabe rawit ya, ini namanya ranjau sampai Putri kepedasan"
"He he he, ini es teh untuk menghilangkan pedasnya dan masih dingin"
Putri langsung meminum air minuman pemberian Dika yang terasa manis dan dingin sementara Dika masih tertawa.
"Kamu tidak tahan pedas ya Putri?"
"Sebenarnya tahan sih, mama Putri kan suku batak, jadi aku biasa makan yang pedas-pedas tapi ini pakai cabai rawit caplak ya atau cabai gunung"
"Cabai gunung ya?"
"Iya, Dika yang meletakannya ya"
Putri matanya melotot ke arah Dika yang tertawa saja ketika dipelototi oleh Putri
"Benar Put, biar ada kesan dipertemuan kita hari ini"
"Untung aku biasa makan pedas, kalau orang lain yang tidak tahan pedas, bisa langsung sakit perut"
"Iya juga ya Put"
"Jangan dibuat sama orang lain ya Dika"
Putri menasehati sambil menjewer telinga Dika hingga Dika kesakitan
"Aduh aduh maaf ya Bidadari hatiku yang cantik"
Dika pura pura kesakitan sambil tersenyum manisnya hingga Putri menjadi terbuai
"Waduh senyumanmu itu Dika seperti aku harus mau memaafkanmu"
Tapi tiba-tiba Putri memegang perutnya hingga Dika langsung pucat melihat keadaan Putri yang kesakitan
"Aduuu perutku sakit sekali Dik, aduuuu, ini mungkin karena cabai itu ya, aduuu"