NovelToon NovelToon
Gadis Polos Tawanan Mafia Dingin

Gadis Polos Tawanan Mafia Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: bungabunga2929

Aurora Steffani Leandra, gadis polos berusia 18 tahun yang dalam sekejap nasibnya berubah.
Setelah kedua orang tuanya meninggal, tiba-tiba Aurora dikejutkan dengan sebuah kenyataan bahwa dirinya harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.

Siapakah pria yang akan menikah dengan Aurora?.
Dan kenapa Aurora harus menikah dengan pria tersebut?.

Jangan lupa ikuti terus kelanjutan ceritanya ya🤗🤗🙏🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungabunga2929, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Aurora yang melihat sang satpam bersujud didepan sang tuan langsung merasa kasihan.

"Tuan, tolong maafkan pak satpam itu ya. Kasihan dia, lagipula dia hanya menjalankan tugasnya kan" bujuk Aurora.

"Tapi dia sudah melukaimu, lihat pergelangan tanganmu merah seperti ini kan" ucap Edgar.

"Aku gak papa kok, udah ya jangan diperpanjang lagi. Kasihan pak satpamnya" ucap Aurora.

"Yaudah lah, karena kamu yang meminta aku akan memaafkan mu. Tapi tidak untuk selanjutnya, jika dia melakukan hal seperti itu lagi padamu, aku akan langsung memecatnya" ucap Edgar.

"Terima kasih banyak pak, saya tidak akan melakukan hal seperti tadi lagi. Saya benar benar minta maaf" ucap sang satpam.

"Minta maaflah pada gadis ini, jangan padaku" perintah Edgar.

"Sekali lagi maafkan saya nona, saya benar-benar tidak tahu" ucap sang satpam.

"Iya gak papa pak, saya udah memaafkan bapak kok. Lagipula ini hanya salah paham aja" ucap Aurora.

"Ingat wajahnya, jangan pernah kau sentuh gadis ini jika dia datang kemari. Kalau kau lakukan itu lagi, bukan hanya kau tapi juga keluargamu akan aku singkirkan" tegas Edgar.

"I-iya pak, saya akan mengingatnya" ucap sang satpam dengan takut.

Edgar langsung menggandeng tangan Aurora dan mengajaknya ke ruang kerjanya.

Aurora sendiri hanya pasrah mengikuti kemana sang tuan membawanya.

Sampai di ruang kerja, Edgar langsung mendudukkan Aurora di sofa.

"Tunggu sebentar" ucap Edgar.

"Anda mau kemana tuan?" tanya Aurora.

"Diamlah, dan turuti ucapanku" ucap Edgar.

Aurora langsung terdiam mendengar ucapan Edgar. Dia tidak ingin membuat sang tuan marah padanya.

Edgar kembali dengan membawa kotak obat-obatan.

"Mana tanganmu?" tanya Edgar.

"Untuk apa?" tanya Aurora.

"Kenapa sejak tadi kamu selalu bertanya, sudah ikuti saja ucapanku" ucap Edgar.

"Iya iya, jangan marah-marah terus dong" ucap Aurora.

Karena Aurora tidak tahu Edgar meminta tangan yang mana, akhirnya Aurora mengulurkan kedua tangannya.

"Ini" ucapnya.

Tidak perlu keduanya, aku hanya butuh tangan kananmu saja" ucap Edgar.

"Bilang dong" ucap Aurora.

"Dasar anak kecil" gumam Edgar.

"Aku bukan anak kecil ya" ucap Aurora yang tidak terima mendengar gumaman Edgar.

"Sudahlah, memang itu kenyataannya kan" ucap Edgar.

"Ihh nyebelin banget si" ucap Aurora.

"Shuttt diamlah, aku harus fokus agar tidak salah mengobati mu" ucap Edgar.

"Dasar tuan menyebalkan" batin Aurora.

Edgar langsung mengobati tangan Aurora yang memar karena tarikan satpam tadi. Dengan lembut Edgar mengoleskan salep pada tangan Aurora.

"Udah selesai" ucap Edgar.

"Makasih tuan" ucap Aurora.

"Hemm, sekarang lebih baik kamu masuk ke ruangan itu. Disana ada kamar pribadiku, kamu bisa beristirahat dengan nyaman" ucap Edgar.

"Loh kok istirahat?".

"Bukannya tuan memintaku kesini untuk bekerja?" tanya Aurora.

"Sudahlah, aku bosnya. Ikuti saja ucapanku" ucap Edgar.

"Astaga, ternyata selain menyebalkan tuan juga aneh".

"Tapi baguslah, enak juga bekerja dengan tuan Edgar. Aku tidak perlu capek bekerja" batin Aurora.

Aurora langsung masuk ke kamar pribadi sang tuan. Saat membuka pintu, Aurora merasa takjub.

"Astaga, didalam ruang kerjanya ada kamar sebagus dan seluas ini. Kalau aku jadi tuan, tidak perlu pulang, tinggal disini saja sudah cukup" batin Aurora.

"Kenapa berdiri di depan pintu saja, cepatlah masuk" ucap Edgar.

"Iya iya" jawab Aurora.

Aurora langsung duduk diatas ranjang, dia merasa sangat nyaman duduk di atas tempat tidur sang tuan.

"Ya ampun, sangat empuk. Ruangannya juga rapi dan nyaman" gumam Aurora.

Melihat Aurora sudah masuk kedalam kamar pribadinya, Edgar langsung membereskan kotak obat yang tadi dia pakai untuk mengobati Aurora.

Selesai membereskan itu semua, Edgar langsung menghubungi Max.

"Hallo Max, dimana kau?" tanya Edgar.

"Iya tuan, saya ada di meja kerja. Apa tuan membutuhkan sesuatu?" tanya Max.

"Masuklah keruangan ku, ada yang ingin aku bicarakan denganmu" ucap Edgar.

Edgar langsung mematikan sambungan teleponnya setelah meminta Max untuk menemuinya.

Tidak lama, Max mengetuk pintu ruang kerja Edgar.

"Tok tok tok".

"Tuan" ucap Max.

"Masuklah Max" ucap Edgar.

"Apa yang bisa saya bantu tuan?" tanya Max.

"Pindahkan satpam yang ada di lobi bawah. Besok aku tidak mau melihat wajahnya lagi. Terserah kau mau memindahkannya kemana" ucap Edgar.

"Memangnya ada apa tuan, kenapa anda tiba-tiba ingin memindahkan satpam itu?" tanya Max.

"Sudahlah, tidak perlu banyak tanya. Jalankan saja perintahku" ucap Edgar dengan tegas.

Melihat wajah serius Edgar, Max tidak lagi banyak bertanya.

"Baiklah tuan, saya akan melakukan sesuai perintah tuan" ucap Max.

Max langsung keluar dari ruang kerja Edgar untuk menjalankan apa yang tadi diperintahkan.

"Ada apa ya, kenapa tiba-tiba tuan ingin aku memindahkan satpam itu" gumam Max.

Saat Max sedang merasa bingung, tidak sengaja dia mendengar bisik-bisik para karyawan.

"Gadis berseragam SMA tadi siapa ya, aku baru pertama kali melihat sikap pak Edgar seperti tadi" ucap salah satu karyawan.

"Iya, benar. Aku saja sampai terkejut. Apalagi saat satpam tadi memohon ampun, beruntung gadis tadi langsung menolongnya. Sampai akhirnya satpam tadi tidak dipecat" ucap temannya.

"Iya, tuan Edgar langsung menuruti ucapan gadis tadi kan. Sungguh hal yang sangat langka" ucap teman lainnya.

Max yang sejak tadi hanya mendengarkan bisik-bisik mereka langsung mendekat karena merasa penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Ekhemmm".

"Kalian sedang membicarakan apa?" tanya Max.

"Pak Max" kaget ketiga karyawan yang sedang sibuk membicarakan kejadian tadi.

"Emm itu pak.....".

"Gak ada apa apa pak" ucap ketiganya dengan menunduk.

"Aku tidak suka ada karyawan di perusahaan ini yang berbohong. Cepat katakan apa yang terjadi, atau aku akan memecat kalian" ancam Max dengan tegas.

Ketiganya langsung saling tatap, mereka semua langsung merasa takut mendengar ucapan Max tadi.

Akhirnya, dengan perasaan takut mereka mau mengatakan apa yang sedang mereka bicarakan.

"Emm begini pak tadi ada seorang gadis berseragam SMA yang ditarik-tarik oleh satpam yang ada dilobi".

"Tiba-tiba, pak Edgar keluar dan memarahi satpam tersebut. Bahkan satpam itu hampir dipecat, beruntung gadis itu meminta pak Edgar agar tidak memecatnya".

"Sampai akhirnya pak Edgar menuruti ucapan gadis itu" ucapnya.

"Benarkah?" tanya Max yang kurang percaya dengan cerita karyawan tersebut.

"Benar tuan, kita bertiga melihatnya sendiri" ucapnya.

"Jangan-jangan gadis yang mereka ceritakan Aurora" batin Max.

"Baiklah, sebaiknya kalian kembali bekerja. Ini masih jam kerja, jangan kebanyakan bergosip" ucap Max.

"Baik pak, maafkan kami" ucapnya.

"Hemm, pergilah" jawab Max.

Ketiga karyawan tadi langsung pergi ke meja kerja masing-masing dengan cepat. Mereka takut kalau sampai pak Max mengadukan ini pada pak Edgar mereka bisa dipecat.

1
Alvina Margaretha
ayo dong thor semangat up nya,, tanggung bgt
bungabunga2929: .siapp kak makasih udah mampir 🤗🙏
.ditunggu ya nanti author update lagi 🙏🙏
total 1 replies
Alvina Margaretha
bagus,, semangat up nya
bungabunga2929
.siap kak makasih ya udah mampir 🤗🙏🙏
Sri Mardiastuti
semangat thor
bungabunga2929: .siap kak makasih udah mampir 🤗🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!