Demi menyelamatkan perekonomian keluarganya, Herlina terpaksa menikah dengan Harlord, seorang CEO muda yang tampan, namun terkenal dengan sifat dingin dan kejam tanpa belas kasihan terhadap lawannya.
Meski sudah menikah, Herlina tidak bisa melupakan perasaannya kepada George, kekasih yang telah ia cintai sejak masa SMA.
Namun, seiring berjalannya waktu, Herlina mulai terombang-ambing antara perasaan cintanya yang mendalam kepada George dan godaan yang semakin kuat dari suaminya.
Harlord, dengan segala daya tariknya, berhasil menggoyahkan pertahanan cinta Herlina.
Ciuman Harlord yang penuh desakan membuat Herlina merasakan sensasi yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Entah kenapa aku tidak bisa menolaknya?" Herlina terperangah dengan perasaannya sendiri. Tanpa sadar, ia mulai menyerahkan diri kepada suami yang selalu ia anggap dingin dan tidak berperasaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
"Maaf tuan, tapi aku harus menolakmu. Aku sudah punya pacar, kami juga sudah berencana untuk menikah." dengan tegas Herlina menolak lamaran seorang pria tampan yang kaya raya, masih mempertahankan kesetiaan cintanya pada George.
Walaupun secara tidak sadar jemari manis Herlina sudah terpasang sebuah cincin berlian yang mewah. Cincin model victoria, berlian besar ditengah dikelilingi berlian-berlian kecil dan sangat berkilau.
"Mulai besok persiapkan dirimu, dua minggu lagi kita akan menikah. Besok lusa ikutlah denganku untuk memilih gaun pengantinmu." Harlord tidak peduli dengan penolakan Herlina barusan.
Ucapan Herlina mungkin menolaknya, namun hatinya tidak, tanpa sadar Herlina malah menerima cincin pemberiannya.
"Eeehhh!" Herlina langsung memasang tampang kesal, omongannya sama sekali tidak di gubris.
"Tuan apa Anda tidak dengar perkataanku tadi! Aku ini sudah punya kekasih dan kami berencana menikah, percuma anda memaksaku, aku tidak akan menerima lamaran anda!!" dengus Herlina dengan tegas, sambil berkacak pinggang.
Harlord tetap pada ekspresinya yang datar saat mendengar penolakan kedua kalinya itu, "Baiklah, kalau begitu tolong kembalikan cincin itu, jam rolex pemberianku pada ayahmu, dan set perhiasan yang kuberikan pada ibumu." Harlord menyeringai licik saat melontarkan ancaman pada Herlina.
Ancaman itu membuat hati Herlina jadi ciut, pasalnya ia dan kedua orangtuanya ingin sekali merasakan kembali kemewahan hidup, semua pemberian Harlord secara cuma-cuma tadi itu, benar-benar membuat hati Herlina jadi terlena pada kemewahan yang akan di tawarkan pria ini jika ia bersedia menikah.
"Jangan menolaknya, Nak!!" Herman yang dari tadi mengintip dari balik dapur, kembali menghampiri mereka berdua.
"Herlina sayang! Mama mohon menikahlah dengannya, lakukan itu demi kedua keluarga mu! Kalau kamu menolaknya, satu bulan kedepan, kita tidak akan bisa bertahan lagi, kalau rumah ini di jual kamu mau tinggal dimana!!" Liana menggenggam erat tangan Herlina, ia memaksa putrinya agar tidak menolak lamaran dari pria kaya.
"Ta.... Tapi... Ma, aku mencintai George!!" ucap Herlina dengan lantang.
Liana memutar malas kedua bola matanya, kini tak peduli lagi dengan pembelaan putrinya. "Nak! Harlord tenang saja kami pastikan lusa Herlina akan datang ke butik untuk memilih gaun pengantinnya." tanpa bertanya dulu pada Herlina, Liana langsung menyetujui lamaran paksa ini, tidak lagi memperdulikan perasaan putrinya.
"Mama!!" Herlina geram, merasa sedang di jual oleh kedua orangtuanya.
"Sssttt! Sudah Nak, jangan membantah ibumu!" bentak Herman tegas.
Herlina begitu syok, namun sudah tidak bisa protes lagi.
Harlord pun tersenyum puas melihat kedua orangtua Herlina begitu menginginkan dirinya menjadi menantu mereka, tanpa perlu repot-repot memaksa atau membujuk gadis muda ini.
"Kalau begitu saya pamit pulang dahulu." ucap Harlord mengangguk dengan sopan kepada kedua calon mertua.
Senyum Herman dan Liana mengembang. karena besok, Harlord sudah berjanji akan mengirimkan sebuah mobil, sebagai hadiah lamaran malam ini.
Sebelum pergi melangkah keluar dari pintu rumah, Harlord memandang dahulu pada wajah suram calon istrinya. Herlina menunduk sedih, bibirnya mengerucut, kedua tangannya meremas rok dress yang ia kenakan.
Dengan senyum licik, Harlord menghampirinya lalu meraih satu tangan gadis itu dan mengecupnya sopan.
"Iiihhss!!" seluruh indera tubuh Herlina langsung merinding saat punggung tangannya disentuh bibir Harlord.
"Sampai jumpa lusa sayang," ucap Harlord, tersenyum penuh pesona.
Sekejap Herlina langsung terpana saat melihat senyum mempesona wajah tampan blesteran belanda-indo itu. Tak bisa dipungkiri calon suaminya ini memang sangat tampan, lebih tampan dari pada George kekasihnya.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**