NovelToon NovelToon
Happy After Divorce

Happy After Divorce

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Konflik etika / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Pelakor / Office Romance
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: agen neptunus

Apa hal tergila yang terjadi di hidup Jessica kecuali saat suaminya berselingkuh selama tiga tahun dengan istri Noel, sahabatnya sendiri. Sementara itu di saat dia menyandang status janda cantik berkarir cemerlang, ada beberapa kandidat yang bersedia menggantikan posisi mantan suaminya:
1. Liam, sahabat sekaligus pernah menjadi pacarnya saat kuliah selama dua tahun. Greenflag parah! Jessica belum ngomong aja dia udah paham saking pekanya!
2. Noel, sahabat yang jadi korban sama seperti Jessica. Istrinya diembat suami Jessica loh!! plusnya dia punya anak cantik dan menggemaskan bernama Olivia. Jessica ngefans berat sama nih bocil~♡
3. Ferro, pengusaha kaya raya, tajir melintir, suka sama Jessica dari pandangan pertama. Rela apa aja demi membuat senang Jessica, tentunya dengan uang, uang dan uaaaang ^^
4. Delon, cinta pertama Jessica di saat SMP. Dulu Jessica saat masih aura gerhana diputusin saat lagi bucin-bucinnya. Sekarang tuh cowok balik lagi setelah Jessica punya aura subuh!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon agen neptunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20: Memanjakan Dengan Kekayaan

Sementara itu di firma hukum. Liam masuk ke ruangan Noel ingin memberitahu bahwa dia baru saja bertemu dengan Delon tanpa sengaja di lobi. Namun, ketika dia membuka pintu dari luar, pemandangan pertama yang dia lihat adalah sahabatnya duduk merenung di kursi menatap layar laptop yang belum menyala sama sekali.

“Eum … sepertinya aku datang di saat yang tidak tepat,” kata Liam dengan suara sedikit keras untuk menyadarkan Noel dari lamunannya.

“Eh,Liam. Masuk,” pinta Noel menurunkan tangannya yang sedari tadi bertopang dagu.

“Sepertinya ada yang moodnya kacau pagi ini,” celetuk Liam lalu masuk ke dalam dan menutup pintu dengan pelan.

“Ada apa? Sudah ada info dari Jessica?” tanya Noel.

Liam mengedikkan bahu dan duduk di sofa sambil meletakkan kopi di tangannya. “Belum ada. Tapi, entah kenapa feelingku bilang kalau hari ini akan ada kabar darinya,” ujarnya yakin.

“Oh, oke.”

Liam melemparkan tatapan ke Noel. Lelaki itu sedikit sendu wajahnya. “Ada apa?”

“Tadi malam aku sudah bicara dengan Alesha,” ujarnya.

Ekspresi Liam langsung tegang dan penasaran. Ia menegakkan punggungnya menunggu kelanjutan cerita dari Noel. “Lalu?”

“Selesai. Semuanya sudah selesai,” kata Noel lalu berdiri dan duduk di sofa berhadapan dengan Liam.

“Hm. Lalu?”

“Begitulah. Dia tidak mengaku tapi langsung minta maaf saat aku bilang kalau sudah tahu semua kebusukannya. Dia menangis. Mohon ampun. Dan … sepertinya sangat ketakutan saat kubilang mau ambil alih hak asuh Olivia,” cerita Noel dengan tegar.

Liam mengangguk paham. Ia kembali menyandarkan punggung di sofa. Minimal satu masalah hampir selesai.

“Sekarang apa yang kamu rasakan?” tanya Liam.

“Entahlah … rasanya aneh. Lega tapi ada rasa sakit,” aku Noel.

“Wajar saja. Tidak ada yang bahagia dengan perceraian, kecuali Jessica. Tapi, Jessica juga sempat hancur kan?”

“Ya … mungkin aku akan urus perceraiannya saat Alesha melahirkan,” kata Noel.

“Ya sudah kalau begitu … aku hanya bisa kasih kamu semangat dan selalu siap kalau kamu butuh teman untuk minum di bar,” tawarnya seraya mengulas senyum.

Noel hanya tertawa pahit. Ia berpikir sepertinya tidak akan melampiaskan pada alkohol untuk saat ini. Ia masih bisa menahan semua kesakitannya sendirian.

***

Alesha menuju sebuah hotel yang biasa dijadikan tempat bertemu dan memadu kasih dengan Deon. Ia memarkir mobil di tempat biasa lalu turun dengan langkah tergesa. Biasanya perempuan itu mengenakan masker wajah agar tidak terlihat siapapun ketika masuk ke dalam. Tapi, kali ini dia tidak peduli. Toh, Noel sudah mengetahui semuanya.

Di depan sebuah kamar Alesha mengetuk pintu dengan tidak sabar. Deon membuka dari dalam dan tersenyum senang karena kehadiran kekasihnya.

“Selamat datang, Baby,” sapanya sambil merentangkan tangan siap dipeluk oleh Alesha.

Alesha melengos dan masuk ke dalam tanpa membalas pelukan dari Deon. Lelaki itu hanya tertawa kecil lalu menutup pintu dari dalam.

“Ada apa? Keliatannya badmood banget,” kata Deon mendekati Alesha.

Plak! Alesha memulai obrolan dengan tamparan satu kali di wajah Deon. Lelaki itu jelas kaget. Ia memegang pipinya dan tercengang.

“Ada apa ini?!” tanya Deon dengan nada tinggi.

“Kamu yang ada apa!” balas Alesha marah besar.

“Salah aku apa?”

“Kamu sudah menipuku! Kamu bilang Jessica meminta cerai karena dia tidak ingin punya anak kan? Jelas-jelas alasannya karena Jessica tahu perselingkuhan kita!”

Deon terkejut mendengar itu. “Ka–kamu tahu darimana?”

“Noel! Dia yang memberitahuku semuanya!” kata Alesha dengan mata merah dan berkaca-kaca karena terlalu murka sekarang.

“Sayang … sayang aku bisa—”

Alesha langsung menepis kasar tangan Deon yang ingin memegang lengannya. “Jangan sentuh aku!” marahnya.

Deon mengusap wajahnya dengan kasar. Ia tidak tahu harus bagaimana sekarang. Alesha benar-benar tidak bisa dibujuk.

“Noel sadar kalau anak yang aku kandung ini adalah anakmu,” kata Alesha lagi.

“What?!” Kejutan kedua yang Deon dapatkan. “Kamu tidak serius kan?”

“Apa maksudmu dengan tidak serius?” tanya Alesha tersinggung.

“Anak itu … belum tentu anakku kan?”

Alesha tertawa sinis. Ia ingin sekali mencekik leher lelaki bodoh di hadapannya ini. “Apa maksudmu? Ini jelas-jelas anakmu. Usia kandungan ini menunjukkan saat itu Noel sedang melakukan dinas keluar kota dan selama satu bulan lebih aku tidak tidur dengannya!”

Deg! Deon terkejut bukan main. Wajahnya seketika pucat dan lututnya lemas. Ia terduduk di atas tempat tidur dengan pikiran berkecamuk.

“Kalau kamu mau, kita bisa tes DNA saat bayi ini lahir!” lanjut Alesha.

“Sebentar. Tolong tunggu sebentar. Aku … aku harus mencerna ini semua,” kata Deon.

“Apalagi yang harus dicerna. Semuanya sudah jelas! Anak ini adalah anakmu. Darah dagingmu, Deon. Kamu tidak mau mengakuinya?”

Alesha terduduk di samping Deon kemudian detik berikutnya ia mulai menangis sesegukan sambil memegang perutnya. “Aku pun tidak ingin seperti ini,” lanjutnya dengan suara bergetar.

“Alesha ….” Deon merasa iba mendengar tangisan perempuan yang memang sebenarnya dia sayangi itu.

“Sekarang aku dituntut cerai oleh Noel … tapi, bukan itu yang membuatku sedih. Aku sakit hati ketika Noel akan mengambil hak asuh Olivia. Aku tidak bisa berpisah dengan anakku, Deon!” Alesha menutup wajahnya dengan kedua tangan lalu menangis.

Perlahan Deon merangkul Alesha lalu memeluknya. Kejadian ini benar-benar nyata baginya. Di saat dia menginginkan anak dari Jessica, justru malah anak itu lahir dari rahim selingkuhannya.

“Sudah … jangan menangis. Aku akan bertanggung jawab sepenuhnya. Itu anakku … aku akan menikahimu,” janji Deon dengan suara pelan.

Alesha tidak menjawab. Dia hanya ingin menangis dan meluapkan segala sakit hatinya di pelukan Deon. Walau bagaimanapun juga, Alesha memang lebih mencintai Deon daripada Noel. Ia membayangkan bagaimana bahagianya hidup dia bersama dengan lelaki yang selama ini membuatnya senang selama di kamar hotel.

***

Kembali ke Seasort. Jessica melepaskan ciuman lembut dari Fero. Ia menatap wajah lelaki yang balas menatapnya dengan mata sayu. Seulas senyuman diberikan Jessica ketika melihat bibir Fero menempel lipstik yang dipakainya.

“Jadi belepotan gini,” kata Jessica tertawa kecil.

“Tidak apa-apa. Aku suka rasanya. Begitu manis,” ucap Fero membiarkan Jessica menyeka bibirnya dengan ujung jari.

“Kalau kamu masuk ke dalam resort dengan bibir seperti ini, khawatir kalau karyawanmu menduga kamu itu—”

“Jess, jangan mengatakan hal yang bisa membuatku merinding,” ralat Fero.

Jessica langsung tertawa. Ia sudah selesai membersihkan bibir Fero dari sisa lipstiknya. Kemudian memegang tangan lelaki itu. “Jalan-jalan lagi, yuk!” ajaknya.

“Boleh.” Fero menjawab sambil balas menggenggam tangan Jessica. “Kamu mau pergi kemana? Paris? Swiss? Phuket?” tawarnya.

Jessica semakin keras tawanya. Lelaki yang sekarang bersamanya adalah lelaki dengan limit uang tak terbatas. Ia bisa membeli apa saja yang diinginkan. Atau pergi kemanapun yang ia mau.

“Kamu … mau memanjakanku dengan kekayaanmu?” sindir Jessica.

“Bukan hanya dengan kekayaanku, tapi—” Fero mendekatkan wajahnya ke telinga Jessica lalu berbisik lembut, “Dengan tubuhku juga.”

Jessica langsung berdebar dengan pipi yang memerah karena malu. Sebagai perempuan dewasa dia tahu apa maksud dari Fero. Memanjakan dirinya dengan tubuh Fero itu jelas hal yang mampu membuat perut Jessica seperti ada gelenyar aneh yang membuatnya sedikit gelisah dan terbakar bagian dalamnya. Diam-diam dia jadi mendambakan hal itu bersama Fero.

***

1
Lomempo112dbe
nice
Lomempo112dbe
sampah dong ya hahaha keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!