Suaminya berkhianat dan selalu mengabaikan nya, Calista malah tak sengaja bermalam dengan seorang Office Boy hotel tempat dia dijebak.
"Kamu masih perjaka?" tanya Calista pada lelaki tampan yang tidur dengan nya.
"Ya, Nona."
"Baiklah, aku akan bertanggung jawab! Kita akan jadi kekasih!" tutur Calista dengan serius, dia adalah orang yang selalu bertanggung jawab pada hal yang telah ia lakukan.
"Tapi saya hanya seorang Office Boy miskin."
"Aku nggak perduli latar belakang mu, aku hanya harus bertanggung jawab telah mengambil keperjakaan mu! Aku orang yang berpikiran sangat kuno, dimana keperawanaan atau keperjakaan sangat penting!"
Siapa sangka, ternyata lelaki itu bukan lah seorang OB biasa... akan tetapi seorang Bos besar misterius yang menyembunyikan identitas aslinya dari Calista dan pria itu mencintai Calista dengan ugal-ugalan!
Bagaimana rasanya dikhianati dan diabaikan suami lalu diceraikan, namun malah dicintai secara ugal-ugalan oleh kekasih misterius?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter - 31.
Di perjalanan, suasana terasa hangat karena Ravindra terus mengajak bicara Calista. Lagipula, waktu sampai ke hotel tempat resepsi membutuhkan waktu 1 jam lamanya.
"Produk-produk perusahaan kami yang kamu promosikan mendapatkan respons bagus dari masyarakat, baru dua hari tapi pencapaian laba meningkat 20 persen dari biasanya." Ucap Ravindra.
"Benarkah? Wah, syukurlah. Saya sempat tak percaya diri saat membuat konten dan blog promosi untuk produknya." Calista benar-benar lega, setidaknya dia bisa melakukan sesuatu untuk membalas semua kebaikan Ravindra padanya dengan menambah laba perusahaan.
"Besok... kamu ada jadwal syuting dan mempromosikan merek sabun kami, kan."
Calista tersenyum, menahan tawanya. Tentu saja Ravindra mengetahui semua jadwalnya, "Ya, Tuan. Saya harus syuting sinetron sampai pukul 2 siang, dan membuat konten promosi sabun pukul 4 sore."
"Hm."
Calista menoleh ke samping, dia menatap sebagian sisi wajah Ravindra yang tidak memakai topeng. Sekarang jika diperhatikan lebih intens, itu memang adalah wajah Indra.
"Tuan..." panggil Calista.
Ravindra menoleh ke arah Calista, dia dan wanita itu saling bertatapan dengan penuh arti. Calista ingin sekali mencium bibir pria itu, tapi dia harus menahannya karena masih harus mengikuti sandiwara Ravindra.
"Ada apa?" suara Ravindra pun terdengar serak, dia sepertinya juga menahan keinginan untuk menariik wajah Calista dan mencummbui wanita itu di dalam mobil apalagi tiba-tiba saja terlintas keinginan untuk bercinta disana.
Tanpa aba-aba Calista memajukan wajahnya ke arah pria itu membuat Ravindra tak siap untuk menghindar, ujung hidung mancung mereka hampir bersentuhan dan jantung keduanya berdebar kencang.
"Aku merasa familiar dengan wangi parfum Tuan, seperti milik pacarku."
Degh!
Parfum yang dipakai Ravindra memang adalah parfum favorit laki-laki itu, jadi saat memerankan tokoh Indra pun dia selalu memakainya.
Kenapa aku baru menyadari hal sekecil ini? Gawat! Apa Calista mencurigai sesuatu? Pikir Ravindra.
"Tapi kalian tidak mungkin orang yang sama, kalian sangat berbeda. Hufff!" Calista bersandiwara berwajah sedih, dia mendessahh lalu memundurkan kembali wajahnya.
Saat Calista menarik kembali wajahnya menjauh darinya, seketika Ravindra menghembuskan nafasnya yang tertahan.
"Apa bedanya?" tanya Ravindra penasaran karena ingin tahu pendapat Calista tentang dua peran yang ia mainkan.
"Hm, bedanya banyak. Yang lebih penting dia itu adalah laki-laki mokondo!" Calista berpura-pura kesal.
"Apa itu mokondo?" tanya Ravindra baru mendengar istilah itu.
Calista menoleh menatap Ravindra dengan wajah kesalnya, "Laki-laki yang hanya bisanya numpang hidup pada wanita dan menghabiskan uang."
Mata Ravindra melebar, Calista sedang menghinanya sebagai sosok Indra!
"Apa pacar yang kau bicarakan itu, adalah pria yang sering datang ke rumah mu?"
"Iya, dia. Dia tinggal di apartemenku sekarang, memakai uang hasil kerja kerasku. Yah... intinya dia hanya ingin hidup bersenang-senang dari uang hasil kerjaku!"
Hei! Aku nggak seperti itu! Ravindra mulai gerah dengan hinaan Calista padanya.
"Yah mau bagaimana lagi sih, aku sudah kepalang tangung bilang padanya akan bertanggung jawab sepenuhnya padanya karena kami tak sengaja tidur bersama ulah seseorang yang berniat jahat padaku. Tapi ya, harusnya dia tahu diri lah... masa mau selamanya bergantung padaku untuk hidup. Aku menawarinya jadi model atau aktor, gajinya bisa buat hidupnya sendiri dan keluarga nya. Tapi dia menolak, dengan alasan dia itu introvert.... padahal tinggal jujur saja padaku kalau dia hanya tak ingin capek kerja dan ingin menikmati uangku! Dasar pria nggak bisa diandalkan! Apa aku putus saja ya?"
"Jangan!" cepat-cepat Ravindra melarang, kalau putus dia tak bisa berhubungan lagi dengan Calista dong.
"Kenapa jangan? Bukankah sudah jelas, dia laki-laki nggak berguna!" Calista terus mempermainkan laki-laki itu, suruh siapa Ravindra juga berbohong dan menipunya.
"Itu..."
Belum selesai Ravindra menjawab, mobil berhenti tepat di depan gedung hotel.
"Sudah sampai, mari keluar." Akhirnya Ravindra menahan ucapannya, tak lama pintu terbuka dari luar dibuka oleh pegawai hotel.
Ravindra mengeluarkan tubuh gagahnya dari dalam mobil, saat sepatu mahalnya menginjak tanah dia mengancingkan jas malamnya.
Di sisi lain, pintu mobil juga terbuka dan memperlihatkan Calista yang turun dari mobil. Ravindra menunggu Calista berjalan ke sisinya, lalu menyodorkan lengan untuk digandeng wanita itu.
Saat keduanya berdiri bersisian dengan penampilan yang memukau, meski wajah Ravindra terkesan aneh karena memakai topeng tapi tak sedikitpun mengurangi penampilan mengagumkan pria itu.
"Ayo masuk, kamu siap?"
"Tentu saja." Calista menaikkan dagunya tinggi agar terlihat percaya diri.
Keduanya memasuki hotel dan menuju ballroom hotel paling mewah di hotel itu yang telah disewa oleh Adele dan Andrean. Para tamu terlihat masuk satu persatu, bahkan banyak yang berpasangan.
"Tuan, Anda nyaman dengan topeng Anda?" tanya Calista.
"Nyaman-nyaman saja, aku sudah mulai terbiasa memakainya." Ucap Ravindra tak sadar.
"Mulai terbiasa? Artinya Anda baru memakai nya akhir-akhir ini, bukan memakainya sejak lama." Calista berpura-pura tertegun.
"Eh, itu..." Ravindra kembali kesulitan menjawab.
Tuh, kan...! Makanya jangan kebanyakan bohong! Kesulitan jawab kan! Calista tertawa dalam hatinya.
Tak lama keduanya sudah masuk ke dalam ruangan pesta, beberapa orang menyapa Calista karena sudah mengenal wanita itu.
"Calista, kamu datang juga. Siapa yang bersama mu?" tanya Steffi, salah satu artis pendukung di sinetron.
Calista tak menjawab karena bingung memperkenalkan Ravindra sebagai apa.
"Saya Ravindra, investor dalam sinetron yang dibintangi Calista!" pria itu memperkenalkan dirinya sendiri.
Beberapa tamu yang terlibat dalam sinetron sontak menoleh ke arah Ravindra dan Calista, mereka sudah lama ingin bertemu sosok orang yang mendanai sinetron selain Ayah Adele karena investasi mencapai ratusan miliar.
"Astaga!" seru seseorang.
"Ya Tuhan! Akhirnya saya bisa bertemu dengan Anda Tuan Ravindra." Steffy mengulurkan tangan nya dengan begitu bersemangat, ekspresi wajah wanita itu tampak menggoda.
Namun, Ravindra bahkan tak melirik ke arah tangan yang diulurkan oleh Steffy dan malah berbisik di telinga Calista. "Saya akan mencari udara segar, kamu silahkan berbincang dengan para kenalan mu."
Ravindra langsung pergi, dia tak mempedulikan wajah Steffy yang terlihat tersinggung dan memerah karena malu.
Calista terbengong, dia menatap Steffy dengan perasan tak enak hati.
Ini bukan salahku, kan! Ngapain aku harus tak enak hati! Kalau pria itu nggak mau bersalaman, itu urusannya! Calista akhirnya tak memikirkan kelakuan absurd Ravindra lagi.
"Wah, kamu datang juga." Bara muncul di samping Calista.
"Hai, Bara. Kamu juga datang." Steffy akhirnya kembali tenang setelah penolakan Ravindra.
"Yo! Ohya... pria tadi yang menolak bersalaman dengan mu itu siapa?" Bara bagai menyiram minyak dalam api, Steffy kembali kesal. Tanpa menjawab apapun, wanita itu pergi meninggalkan Bara dan Calista dengan wajah marah.
Bara terkekeh geli, dia juga tak suka pada Steffy karena wanita itu terlalu genit pada setiap laki-laki jadi sengaja ingin mengusirnya.
"Kamu datang sama pria tadi?" tanya Bara.
"Ya, aku nggak diundang ke pesta ini sama Andrean... tapi Tuan Ravindra yang mengajakku datang."
"Oh... apa dia kekasih misterius mu yang dikabarkan beberapa hari ini karena pernah kepergok melindungi mu itu? Jadi, ternyata dia adalah Tuan Ravindra dari Grup Pratama dan investor kita. Pantas saja!" Bara terkekeh geli.
Calista tiba-tiba saja mengingat sesuatu, jika Bara pernah mengatakan jika dibayar untuk melindungi Calista oleh kekasih misterius nya.
Berarti Bara memang mengenal Ravindra!
"Kau, ikut denganku!" Calista menarik tangan Bara menuju tempat yang sepi untuk menanyakan perihal Ravindra, apa saja yang sudah diperbuat Ravindra di belakangnya selama ini.
Dari jauh, Ravindra menatap tajam ke arah kepergian Calista yang menarik Bara bersamanya. Dia pun mengikuti Calista, untuk mengetahui apa yang dilakukan wanita itu bersama Bara.
bener gak sih dia yg anuu sama Cal?/Awkward/