NovelToon NovelToon
Ketika Istriku Berbeda

Ketika Istriku Berbeda

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Muhammad Yunus

"Mas kamu sudah pulang?" tanya itu sudah menjadi hal wajib ketika lelaki itu pulang dari mengajar.

Senyum wanita itu tak tersambut. Lelaki yang disambutnya dengan senyum manis justru pergi melewatinya begitu saja.

"Mas, tadi..."

Ucapan wanita itu terhenti mendapati tatapan mata tajam suaminya.

"Demi Allah aku lelah dengan semua ini. Bisakah barang sejenak kamu dan Ilyas pulang kerumah Abah."

Dinar tertegun mendengar ucapan suaminya.

Bukankah selama ini pernikahan mereka baik-baik saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ta'aruf.

"Terima kasih sudah memberi Mas kesempatan untuk berubah." Dinar hanya mengangguk dengan memberikan senyum terbaiknya. Ia merasa sangat bahagia pasalnya sang suami sudah kembali menghangat, bahkan lebih dari biasanya.

Dinar ingin memberikan yang terbaik agar Irham betah di rumah, ingin menjadi istri yang tidak menjadi beban. Dinar akan berusaha.

"Aku ke kamar Ilyas dulu, takut bangun." Irham mencekal lengan Dinar. Menahan tangan itu agar tak beranjak.

"Aku saja, kamu istirahat dulu, nanti Ilyas biar mas yang urus " Dinar tak paham tapi ia turuti saja. Suaminya benar-benar berubah, bukan seperti Irham yang dulu.

"Mas, tapi makan siang kita juga belum selesai aku siapkan."

"Yank, biarkan hari ini ku berikan waktu ku untuk kalian berdua, oke,?"

Ucapan Irham membuat Dinar terdiam. Suaminya benar-benar berubah 180°

*********

Hari yang di tunggu oleh Kiai Ahmad Sulaiman tiba. Irham membawa Dinar dan cucunya ke kampung halamannya, di Madiun.

Kiai Ahmad Sulaiman membawa Hassan ke rumah sahabatnya, di Jakarta.

Keluarga Kiai Ahmad Sulaiman tiba di kediaman Ustadz Salim pukul setengah delapan, setelah sempat semalam tidur di hotel bandara Soekarno Hatta. Acara syukuran sedang berlangsung dan merekapun disambut hangat.

Hassan memperhatikan bangunan rumah dengan warna hijau daun, menghiasi bangunan. Rumahnya tak terlalu besar tapi cukup nyaman untuk ditinggali.

Lampu kristal menggantung di atas ruang tamu, tak sebesar rumah Kiai Ahmad Sulaiman tapi cukup elegan. Pilihan interior yang cukup baik dan jeli. Penataan yang pas membuat rumah terkesan mewah dengan cara yang sederhana.

Mereka di sambut oleh Ustadz Salim dan istrinya, Ustadzah Menur, di sebelahnya tampak gadis yang ingin di perkenalkan pada Hassan, ia memakai gamis warna Salem, di tutup hijab panjang dengan warna senada. Wajahnya cantik, kulitnya khas kulit orang asia. Wanita itu sendiri yang menyuguhkan mereka minum dan cemilan.

"Selamat dinikmati, maaf seadanya." ucapnya merendah. Padahal yang disajikan adalah yang terbaik. Hassan menikmati sembari mendengar lantunan doa-doa yang tengah dibacakan oleh pembawa acara.

Acara selesai namun mereka masih di tempat. Karena baru bisa mengobrol setelah semua tamu kembali kerumah masing-masing dengan se kotak kurma dan air zamzam sebagai buah tangan.

"Ini Hassan putrane Kiai Ahmad Sulaiman, mereka datang dari Jawa Timur." Ustadz Salim perkenalkan satu persatu termasuk Hassan.

"MasyaAllah, terima kasih banyak, Pak. Sudah mau hadir di acara sederhana ini, semoga kami tidak mengecewakan dalam menjamu." ternyata Risma cukup ramah dan terlihat bukan tipe pemalu. Hanya dengan wanita itu mau menyambut bahkan menjamu tamu dengan tangannya sendiri menggambarkan pribadinya ramah serta mudah beradaptasi.

"Terkait keinginan kita untuk anak-anak kita serahkan pada mereka saja, kalian bisa tular CV." Kiai Ahmad Sulaiman membuka suara setelah sebelumnya hanya obrolan ringan.

"Ning Risma bagaimana? Mau kah ta'aruf?" Umi Zalianty ikut bertanya.

"Ana memang tidak ingin berpacaran, itu tidak baik. Ana memang ingin ta'aruf, seperti yang dikatakan Abah ana," Risma menunduk malu, sebelum tangannya meraih sesuatu dari balik punggungnya.

"Afwan, ana bukan tidak berkeinginan untuk menulis kekurangan ana, tapi untuk kekurangan ana biarlah ana dan Allah yang mengetahui, untuk itu ini yang ana tulis yang baik-baiknya saja."

Ucapan Risma membuat mereka semua tertawa, tak terkecuali Hassan. Meski tawa itu tak sampai ke hati sang pria.

Acara itu selesai. Dan Keluarga mereka akan kembali ke hotel, sebelum esok hari kembali ke Jombang.

Sebelum pergi Hassan di ajak bicara berdua saja oleh Risma.

Di bangku yang berada di bawah pohon randu yang berada di belakang kediaman Ustadz Salim mereka duduk saling bersebelahan.

"Ana selalu percaya kepada kedua orang tua ana, ana tidak ingin membuat mereka kecewa, saat ini usia ana sudah 24tahun, kita beda setahun. Yang ingin ana katakan, meski ana lebih tua setahun dari Akhi, akhi jangan takut untuk memberi pendapat yang ingin Akhi sampaikan, termasuk soal perjodohan ini." meski di sampaikan dengan lemah lembut, tapi ada ketegasan di setiap kata yang keluar dari bibir Risma.

"Apa yang ukhti inginkan dari ana? Jawaban?" tanya Hassan. Sepertinya perempuan dihadapannya tidak ingin menye-menye.

"Afwan, jika terkesan buru-buru. Terus terang antum adalah pria pertama yang Abah kenalkan pada ana, wajar rasanya jika ana hati-hati." tutur santun itu terdengar.

"Sama halnya Ukhti, anti juga wanita pertama yang ana temui dalam niat ta'aruf." jelas sudah, mereka membicarakan soal hubungan. Artinya jika sama-sama yang pertama tentunya dari kedua belah pihak tidak ada yang namanya mantan. Dari hal ini bisa disimpulkan mereka sama-sama free.

"Alhamdulillah," ucap Risma.

Hassan tersenyum kecil mendengar ucapan perempuan di sampingnya. Mereka sama-sama bicara, tapi tidak saling menatap satu sama lain.

"Kalau begitu, ana pamit." Hassan berdiri ketika ingin melewati Risma. Suara perempuan itu kembali terdengar.

"Akhi, ana sudah bicara sama Abah, soal perjodohan ini, ana menerimanya."

Hassan tidak membalikkan badannya.Tapi kemudian ia mengangguk.

"Kalau begitu kita sama-sama niatkan pernikahan ini karena Allah dan karena kebahagiaan orang tua. InsyaAllah ana akan datang untuk membicarakan hari dan tanggal baiknya."

Setelah mengatakan itu Hassan berlalu dari sana, meninggalkan perempuan berhijab panjang itu yang langsung tersenyum manis melihat tubuh jangkung itu kembali masuk ke dalam rumah.

Risma jatuh hati pada Hassan yang bisa menjaga pandangannya, dari cara pria itu berinteraksi sangat kentara bahwa dia laki-laki yang memiliki iman dihatinya.

Hanya dengan mendengar suaranya yang khas laki-laki hatinya bergetar, rasanya tidak ada alasan menolak perjodohan ini. Dan sebagai perempuan dengan usia siap menikah Risma menerimanya.

*******

Di Madiun. Kota dimana Irham dilahirkan. Disana, saat ini, Dinar sedang dimanjakan oleh ibu mertuanya.

Putri Kiai Ahmad Sulaiman itu bahkan tidak diizinkan untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah.

Irham juga melakukan hal yang sama, selalu melarang Dinar mengerjakan ini dan itu.

"Biar Mas, saja, yank. " itu kalimat yang selalu laki-laki itu ucapkan.

Sementara di kota Jakarta. Kiai Ahmad Sulaiman, Umi Zalianty dan juga Hassan mereka sudah siap kembali ke Jombang. Mereka sudah siap untuk cek out. Saat Hassan keluar dari pintu hotel yang ia tempati. Ia dikejutkan dengan kehadiran seorang perempuan yang langsung menegurnya.

"Kamu dari mana saja, aku sudah menunggumu berjam-jam, Troy." keluh seorang gadis yang berpakaian sangat seksi.

Hassan kaget ketika lengannya langsung di tarik perempuan tak di kenalnya.

Dan lagi, perempuan ini sembarangan menyebut namanya.

Jika Hassan di buat bingung dengan keanehan perempuan asing di hadapannya, mungkin perempuan itu juga merasa aneh dengan respon kekasihnya.

"Aku serius telah lama menunggu, Troy." wanita itu mengerucutkan bibirnya.

"Anda mengenal putra saya?" tanya Pak Kiai Ahmad Sulaiman.

Perempuan itu terbelalak. "Demi Tuhan, kita tidak ke hotel untuk bermain drama, Troy Sanjaya!"

Perempuan dengan liontin salip itu mendorong kasar dada Hassan.

"Kau marah karena aku melupakan malam panas kita?" Hassan syok dengan perkataan fulgar wanita aneh di hadapannya. Begitupun dengan Kiai Ahmad Sulaiman dan Umi Zalianty.

Hassan masih menatap wanita muda di depannya. Dia hampir merasa prihatin karena mengira perempuan muda itu sedikit memiliki gangguan kejiwaan sebelum suara bariton seorang pria terdengar menggema di lorong hotel.

"Sorry, gue, telat..."

Hassan terpaku di tempatnya.

Di sana, dengan jarak tak kurang dari dua meteran seorang pria dengan wajah yang familiar berdiri dengan gagahnya. Wajah yang hampir setiap hari ia tatap di cermin.

Kiai Ahmad Sulaiman dan Umi Zalianty bahkan tak bisa membuka suaranya karena melihat kebetulan ini.

Bagaimana Hassan menjadi dua?

1
Rismawati Damhoeri
banyak kali yg di bikin meninggal...
Rismawati Damhoeri
kenapa sih thor, kok meninggal....
Cinta Salsabila
saya suka ceritanya 👍👍👍👍
nietta harry
sholat berjamaah berdua?? bukankah Dinar dlm masa nifas setelah melahirkan...???
Lilan
pernah ada d posisi Dinar.. kuat Dinar kami bisaa
Lilan
sampai bab ini nyesek banget, ngebayangin ada diposisi Dinar mungkin aku gak sanggup.🙏🙏
Hera
wuuiih sad ending Dinarnya 😢😭
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Tri Utari Agustina
Ceritanya bagus banget Thor semoga bermanfaat novel bagi pembaca
Sandisalbiah
𝚋𝚎𝚗𝚎𝚛𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚍 𝚎𝚗𝚍𝚒𝚗𝚐...
Sandisalbiah
𝚍𝚞𝚕𝚞 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚢𝚐 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚜𝚎𝚐𝚊𝚕𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚔𝚎𝚓𝚊𝚖 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚞𝚓𝚊𝚝 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒𝚗𝚢𝚊.. 𝚔𝚒𝚗𝚒 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚑𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗, 𝚊𝚙𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚗𝚐 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚔𝚞𝚝𝚒 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚒𝚋𝚞 𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊? 𝚔𝚘𝚗𝚏𝚕𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚞𝚑² 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚔𝚎𝚌𝚎𝚕𝚊𝚔𝚊𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚒𝚗𝚒.. 𝚍𝚛 𝙸𝚛𝚑𝚊𝚖 𝚍𝚊𝚗 𝙸𝚕𝚢𝚊𝚜..
Dewa Rana
kok dinar gak pegang uang sedikitpun
Tri Utari Agustina
Bikin emosi aja Irham rasakan suami Ratih datang dengan emosi
Tri Utari Agustina
Rasakan Eliyas istri pergi gimana rasanya istrinya
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚙𝚞𝚝𝚞𝚜𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛, 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚒𝚗𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚝𝚎𝚛𝚓𝚊𝚍𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑, 𝚊𝚙𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚐𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚍𝚎𝚔𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊
Sandisalbiah
𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚛𝚞𝚋𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚊𝚜𝚒𝚕 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚐𝚎𝚐𝚎𝚛 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚙𝚘𝚗𝚍𝚘𝚔 𝚙𝚎𝚜𝚊𝚗𝚝𝚛𝚎𝚗.. 𝚑𝚎𝚋𝚊𝚝 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚐𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚕𝚊𝚔.. 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚕𝚊𝚐𝚒.. 𝚍𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚕𝚒𝚔 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚜𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚢𝚊𝚑 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛.. 𝚑𝚊𝚒𝚜𝚑𝚑
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊𝚊𝚗 𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚢𝚐 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚗𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚍𝚐𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚖𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚝𝚙 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚃𝚑𝚘𝚛... 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚔𝚊𝚝𝚊² 𝚍𝚕𝚖 𝚑𝚊𝚍𝚒𝚜𝚝 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝙵𝚒𝚛𝚖𝚊𝚗 𝙰𝚕𝚕𝚊𝚑, 𝚔𝚞𝚍𝚞 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚙𝚊 𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚞𝚝𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚊𝚛𝚝𝚒 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚒𝚝𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚝𝚞 𝚏𝚊𝚔𝚝𝚊 𝚋𝚊𝚑𝚠𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚐 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚛𝚗𝚊 𝚖𝚊𝚔𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝² 𝚝𝚛𝚜𝚋𝚞𝚝.. 𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚝𝚑𝚘𝚛
Sandisalbiah
𝚊𝚔𝚞 𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚙𝚘 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚐𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝚝𝚞𝚕𝚒𝚜𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛, 𝚔𝚘𝚔 𝚐𝚊𝚔 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚝𝚊𝚞 sih😔
Sandisalbiah
𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚓𝚊𝚝𝚞𝚑 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚝𝚙 𝚔𝚛𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚛𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚜𝚊𝚞𝚍𝚊𝚛𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚜𝚞𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚎𝚍𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚞𝚝𝚞𝚙𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊
Sandisalbiah
𝚏𝚒𝚛𝚊𝚜𝚊𝚝 𝚢𝚐 𝚍𝚒𝚛𝚊𝚜𝚊𝚔𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛... 𝚑𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊 𝚒𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚛𝚞𝚖𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚔𝚎𝚌𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!