Kisah cinta antara Kharisma dan Soni putus karena orang ketiga yang tak lain adalah kakak Kharisma sendiri yang membuat hubungan Kharis dan Soni putus.
Setelah putus dari Soni.
Raihan mendekati Kharis hanya untuk mendapatkan Karina yang tak lain kakak keponakan Kharis sendiri.
Kharis yang kecewa dan patah hati memilih pergi dari kehidupan semua orang, kesedihan Kharis tak hanya tentang percintaan tapi dia juga di diagnosa kanker otak. Tak ada yang tau tentang penyakit hanya dia dan dokter nya saja.
Kharis memilih pergi menjauh dari semua orang. Hingga dia di pertemuan bertemu kembali dengan sang mantan yang memang masih belum bisa melupakan cinta pertama nya.
Soni pergi karena kecewa saat tau orang yang dia cintai sudah mengkhianati nya dan lebih percaya dengan semua ucapan kakak Kharis dari pada ucapan Kharis.
Akan kah benih cinta itu tumbuh kembali. Atau mereka berdua bagaikan orang asing yang tak saling mengenal.
yuk baca kisah nya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Sang bibi yang melihat botol obat itu langsung menatap kearah majikan nya. Dia pernah melihat botol tersebut.
"Non itu bukan kah botol obat untuk sakit kankernya?
Kharis terkejut saat mendengar ucapan sang bibi yang mengetahui jenis botol yang dia keluarkan.
"Haha...! bibi salah ini hanya vitamin penambah darah." ucap Kharis bohong.
"Gak mungkin non. bibi pernah membeli obat dengan botol yang seperti itu. Karena dulu suami bibi juga meminum obat dari botol yang sama seperti itu yang non punya." ucap nya.
Kharis hanya tersenyum saat ada yang mengetahui jenis botol tersebut. Dia hanya diam dan tak menjawab pertanyaan sang asisten rumah tangga.
"Kenapa non?"
"Gak ada Bik! saya hanya rindu sama semua orang."
"Jika non rindu kenapa gak berkunjung kerumah keluar non?"
"Saya bukan tak ingin berkunjung bik. tapi saya takut di hina. semua orang menganggap saya ini hina bik. Saya juga gak pernah berharap lebih untuk di cintai oleh siapa pun. mungkin bibi tau obat apa. saya tak ingin di kasihani bik. anggap bibi tak pernah melihat botol obat itu." ucap Kharis.
"Stadium berapa non?" tanya sang bibi.
Kharis hanya tersenyum dia tak ingin menjawab pertanyaan sang asisten rumah tangganya.
"Ohiya bik, bibi sudah masak saya lapar."
"Sudah non. Bibi juga sudah siap kan di meja makan." ucap nya.
Kharis langsung meninggalkan semua pekerjaan nya dan menuju ke meja di melihat masakan yang sudah siap dan mengajak sang asisten rumah tangga untuk makan bersama dengan dirinya.
"Ayo bik duduk sini kita makan sama - sama." ajak Kharis.
Bik Tuti art Kharis terperangah mendengar jika majikan nya mengajaknya makan satu meja makan. Selama dia bekerja di rumah mana pun menjadi pembantu tak pernah ada yang mengajak nya untuk makan bersama dengan majikan.
"Ayo bik kenapa bengong? Temani saya makan gak enak makan sendirian."
"Tapi non gak pantas majikan makan satu meja makan dengan majikan nya. non ada - ada saja." ucap nya.
Kharis tersenyum dia tau tak semua orang mau makan satu meja dengan pembantu, tapi Kharis tak ingin menganggap orang itu rendah.
"Semua orang itu sama ayo makan." ajak Kharis dengan menarik kursi di dekat nya agar art nya juga ikut duduk.
Mereka berdua makan bersama. Karena mereka hanya tinggal berdua jadi Kharis tak. ingin mengganggap bik Tuti pembantu tapi bagian dari keluarganya karena mereka sama - sama tak memiliki keluarga. Walau Kharis tau dia masih memiliki Keluarga dari sebelah ayah nya tapi mereka tak pernah menganggap dirinya ada sejak sejak kejadian buruk itu.
Selesai makan Kharis membawa laptop nya ke dalam kamar dia ingin sendirian di kamar untuk mengerjakan pekerjaan nya yang di seberapa. saat di kamar dia berpikir ingin melihat sang nenek walau dia tau resikonya pasti akan ada penolakan dia siap.
Saat Kharis ingin memesan travel satu nomor menghubungi nya dan Kharis langsung menjawab panggilan tersebut.
"Halo?" sapa Kharis.
"Halo! Apa benar ini dengan Kharisma kami dari pihak bank telah menyetujui permintaan pinjaman anda dengan jaminan sertifikat rumah. Silahkan datang besok pukul 10 siang untuk mengurus syarat dan keperluan yang lain nya." ucap orang dari pihak bank.
Mendengar permohonan pengajuan pinjaman nya di setujui Kharis tersenyum senang dia bahagia akhirnya bisa membuka kembali butik nya.
"Alhamdulillah! baik besok saya akan datang. Terima kasih." ucap Kharis.
Kharis yang tadinya ingin pergi menemui sang nenek di desa mengurungkan niat nya karena dia harus mengurus semua syarat untuk pinjaman nya yang akan cair besok.
*******
Sedangkan di desa mereka semua bersiap untuk pulang dengan bus besar. membawa semua keluarga untuk merayakan pesta pernikahan Karin yang tinggal 2 minggu lagi. Mereka memasukkan koper ke dalam bagasi bus, satu persatu orang naik termasuk sang nenek Rika juga ikut datang kerumah putranya Hariz.
Dia berharap di sana bisa bertemu dengan Kharis saat pernikahan Karin, Paling tidak dia bisa berkunjung ke butik Kharis saat dia ada di sana. Setelah semua orang masuk bus pribadi milik keluarga Wijaya mulai berjalan perlahan meninggalkan rumah besar milik sang nenek untuk beberapa minggu ke depan.
Hariz bahagia karena semua keluarganya ikut datang ke acara pernikahan Karin dan Raihan. Bagitu juga dengan Karin dia merangkul Raihan lengan Raihan dan memejamkan mata bersandar di pundak Raihan seolah dia sangat mencintai Raihan sebagai calon suaminya.
Dirumah Soni saat dia sampai dirumah dia langsung menemui kedua orang tuanya dia tau jika Raihan tak ada di rumah.
"Mah. Pah! Soni ingin melamar Kharisma." ucap Soni.
Nirmala dan Jamil yang mendengar ucapan putra kedua nya langsung berdiri, terutama sang ibu yang sejak jaman mereka sekolah menentang hubungan putranya dengan Kharis.
"Kamu gila ya Soni. kakak kamu saja yang waktu itu minta di lamar kan gadis itu kami tolak dan kami jodohkan denga Karin, ini kamu minta di nikahkan dengan Kharis mama gak akan setuju. Dia bukan gadis yang baik kamu akan menderita menikah dengan dia." tolak Nirmala.
Soni yang mendengar jika Raihan juga ingin melamar Kharis terkejut dia memang pernah mendengar jika Raihan menyukai seseorang tapi dia tak menyangka jika orang itu adalah Kharis.
"Soni gak perduli mah. yang jelas Soni tak ingin kehilangan Kharis untuk yang kedua kalinya." ucap Soni.
Jamil yang mendengar ucapan tegas Soni tau jika putra serius dengan pilihan nya kali ini.
"Papa sudah punya pilihan Soni, dia putri rekan kerja di perusahaan kita dan penanam saham terbesar di perusahaan kita. jika papa menolak lamaran nya dia akan mencabut saham nya dan kita akan mengalami kerugian, papa gak mau kalau sampai kita mengalami kerugian hanya karena kamu mencintai gadis murahan itu. Jadi papa harap kamu mengerti lusa mereka akan datang." ucap Jamil.
Soni yang ingin menolak tak bisa berkata apa - apa karena kedua orang tuanya pergi begitu saja dari hadapan nya tanpa mau mendengar penjelasan dari dirinya.
Melihat sikap kedua orang tuanya Soni pergi mencari Kharis, Dia melajukan motor besarnya menuju butik Kharis berharap Kharis ada di sana. Kali ini Soni tak akan main - main lagi dengan niat nya yang ingin menjadikan Kharis bagian dari hidup nya walau dia tau apa resikonya.
Tak lama dia sampai dan langsung memarkirkan motornya. Soni menatap heran ruko milik Kharis yang terlihat dari kaca tersebut kosong hanya ada Sintia yang dia kenal sedang merapikan patung - patung untuk pakaian yang akan di pajang nantinya.
Tapi tetep salah kalo ngajakin Kharis nikah lari, mending berjuang dapetin restu orang tua dulu Son