NovelToon NovelToon
Tiba-tiba Jadi Calon Istri Orang

Tiba-tiba Jadi Calon Istri Orang

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / CEO / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Ennita

Asira Davira Ciara, garis cantik nan manis yang saat ini bekerja di salah satu perusahaan ternama dengan kehidupan yang hanya seputar pekerjaan dan ibunya seorang.

Sampai saat ini seorang Asira masih betah dengan kesendiriannya meskipun usianya sudah menginjak dua puluh lima tahun. Bukan tak laku namun Asira memiliki trauma tersendiri tantang cinta dan berumah tangga.

Tak ada yang bisa menebak alur cerita kehidupan dari Sang Maha Pencipta...Asira tiba-tiba di akui sebagai calon istri seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah anak dari pemilik perusahan tempatnya mengais rezeki. Dia adalah Davin Brian Ardiansyah, pemuda yang saat ini ingin terbebas dari obsesi sang kakak ipar yang sangat tergila-gila dengannya.

Terjebak dalam situasi sulit dan rumit, sehingga membuat seorang Asira di landa dilema...bingung akan keputusan yang harus di pilihnya antara menerima atau menolak kehadiran Davin di hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

❤️ Happy Reading ❤️

Tiga hari sudah Davin berada di apartemen dan hari ini juga rencananya dirinya akan kembali ke kediaman keluarga Ardiansyah dimana orangtua serta kakaknya tinggal.

"Kamu jadi pulang hari ini?" tanya Riko yang sedang tidak dalam mode formal.

Kedua sahabat itu kini sedang duduk saling berhadapan di ruang kerja milik Davin.

"Hem, aku juga gak bisa menghindar terus Ko." sahut Davin. "Lagian luka aku juga sudah sembuh bahkan sudah tak terlihat lagi bekasnya." sambung Davin. "Satu lagi yang paling penting, papa sudah tau semua yang terjadi." lanjut Davin yang membuat Riko terkejut.

"Dari mana Tuan besar tau?" tanya Riko kemudian.

"Huft tempo hari papa datang ke apartemen dan menanyakan segalanya, jadi mau tak mau aku pun menceritakan semuanya." sahut Davin.

"Memang susah kalau mau membodohi Tuan besar." kata Riko yang di setujui oleh Davin. "Jadi sekarang apa rencana kamu?" tanya Riko.

"Aku akan pulang dan akan memasang beberapa kamera kecil di sudut ruangan yang mengarah ke kamar aku, aku juga akan memasangnya di kamar, yah hanya sekedar untuk mengantisipasi sekaligus mencari bukti." kata Davin. "Aku juga akan segera bertunangan dengan Sira dalam waktu dekat, dengan begitu mungkin saja kakak akan melunak." sambungnya.

Kenapa Davin bisa seyakin itu mengatakan akan bertunangan dengan Sira, karena semalam Sira sudah memberi tahunya jika dia mau bertunangan dengan Davin.

Bukan tanpa alasan Sira menetapkan dirinya untuk bertunangan dengan Davin, selain tak ingin membuat ibu sekaligus orangtua Davin terluka, Sira juga merasa kasihan pada ibunya yang selalu di cibir oleh para tetangga karena anaknya yang masih sendiri dalam usia yang bisa terbilang sangat cukup untuk berumah tangga.

Tapi yang lebih penting dari itu, jauh di lubuk hati Sira yang terdalam ada perasan tak rela jika membayangkan Davin akan menjadi milik orang lain, tanpa dia sendiri sadari kalau itu adalah tanda-tanda bahwa percikan api cinta mulai menyala di hatinya.

''Jadi setelah ini kamu mau langsung pulang?" tanya Riko lagi.

"Hem." sahut Davin yang sedikit memutar bola matanya dengan malas, kenapa pertanyaannya harus di ulang kembali padahal tadi diapun sudah jelas menjawabnya.

"Mau aku temani?" tawar Riko.

"Gak usah, kayak apa aja pakai di temani." sahut Davin dengan sedikit terkekeh.

"Ya siapa tau aja kamu takut ketemu sama kakak kamu." kata Riko.

"Ck, ya enggaklah emangnya aku anak kecil yang baru di gituin aja langsung takut dan gak mau ketemu lagi sama orangnya." sahut Davin. "Lagian nanti aku juga pulang bareng Sira kok, sekaligus mau ngomongin tentang rencana pertunangan kami ke mama, papa." imbuhnya.

"Selamat ya bro, gak nyangka banget aku ternyata kamu sudah pawang aja." ucap Riko.

"Terus kamu kapan?" tanya Davin. ''Mau sampai kapan mencintai dalam diam." sambungnya.

"Maksud kamu?" tanya Riko.

"Heh jangan pikir aku gak tau kalau kamu selama ini diam-diam mencintai seseorang Ko." kata Davin. "Buruan, di ambil orang duluan baru nyesel kamu." imbuhnya.

"Ck, kok jadi malah bahas hal yang gak jelas tentang aku sih." protes Riko. "Sudah ah aku mau balik ke ruangan dulu, kerjaan numpuk di meja." kayanya lagi dan langsung berdiri dari duduknya dan hal itu sukses membuat Davin tertawa terpingkal-pingkal karena sudah berhasil mengerjai asisten sekaligus sahabatnya.

❤️

Sore ini seperti biasa Davin sudah menunggu Sira di parkiran khusus petinggi perusahaan, lebih tepatnya di dalam mobil miliknya.

Tok

Tok

Tok

Davin yang terlalu asik dengan ponselnya pun sampai terperanjat kaget saat ada seseorang yang tiba-tiba mengetuk kaca mobilnya.

"Ngapain sih mukanya kayak gitu? kayak habis lihat setan aja." tanya Sira sambil memasangkan sabuk pengaman.

"Kamu itu tadi bikin aku kaget tau gak." sahut Davin.

"Terus itu semua salahku gitu ... " kata Sira yang membuat Davin mendengus kesal.

Bukan Sira sih tapi memang dirinya saja yang terlalu asik sendiri tadi.

"Mampir ke apartemen dulu ya ... " kata Davin sebelum melajukan kendaraannya. Sira yang mendengarkan itu sontak saja langsung mengerutkan dahinya. "Mau ambil koper dan sepertinya kita juga perlu membersihkan diri terlebih dahulu." sambung Davin lagi.

"Tapi Dav, aku gak bawa pakaian ganti loh." kata Sira.

"Tenang aja, nanti kita mampir sebentar buat beli pakaian untuk kamu." kata Davin. "Hal kecil kayak gitu gak usah di buat susah." sambungnya dengan enteng.

"Ck, tau sih yang orang kaya ... jadi mau beli apa aja gampang." cibir Sira.

"Nah itu kamu tau kalau calon tunangan kamu ini orang kaya." kata Davin.

"Terserah kamu lah, suka-suka kamu mau ngomong apa." kata Sira yang menanggapi dengan malas.

❤️

Tepat pukul setengah tujuh malam, Sira dan Davin berangkat menuju kediaman Ardiansyah, setelah beberapa waktu lalu ada sedikit drama diantara mereka berdua saat di butik dan semua itu di sebabkan hanya karena harga sebuah pakaian yang menurut Sira terlalu mahal, tapi tidak untuk Davin dan tentu saja hal itu di menangkan oleh Davin.

"Ra, kamu yakin mau tunangan sama aku? Ini bukan hal yang main-main loh Ra." kata Davin saat mereka berdua tengah di pertengah perjalanan. "Masih ada waktu untuk kamu merubah segalanya sebelum kita sampai di kediaman Ardiansyah." katanya lagi.

"Kalau kamu sendiri gimana?" tanya Sira. "Aku gak tega bikin ibu juga mama dan papa kamu yang sudah terlalu berharap dengan hubungan kita menjadi sedih." kata Sira.

"Apa hanya itu? Aku gak mau kamu menyesal nantinya dan aku juga gak akan memaksa." kata Davin lagi. "Karena sekali kamu masuk ke dalam kehidupan aku, maka dapat aku pastikan kamu tak akan bisa keluar lagi." katanya lagi dengan serius dan penuh penegasan yang membuat hati sira bergetar.

"Kamu sendiri belum jawab pertanyaan aku loh." kata Sira.

Cit

Sebelum menjawab pertanyaan Sira, Davin lebih dulu menghentikan kendaraannya di pinggir jalan.

Untung saat ini mereka berdua sudah tak di jalan utama, melainkan jalan yang sudah mulai masuk ke dalam area komplek perumahan di mana rumah keluarga Ardiansyah berada, kalau tidak maka akan dapat di pastikan mereka akan mendapatkan surat cinta dari pihak yang terkait.

Klek

Davin melepas sabuk pengamannya terlebih dahulu baru setelah itu duduk menghadap ke arah Sira.

"Coba sini lihat ke arah aku." pinta Davin karena tatapan mata Sira masih saja melihat ke depan.

"Apa?" tanya Sira. "Kenapa kita berhenti di sini?" tanyanya lagi.

"Sira, entah kamu percaya atau tidak ... namun aku sudah jatuh cinta sama kamu." kata Davin sambil memegang kedua tangan Sira.

"Sejak kapan?" tanya sama Sira.

"Entahlah, aku juga tak tau kapan rasa ini hadir, tapi yang jelas aku gak mau kehilangan kamu." jawab Davin. "Aku bukan tipe orang yang pandai merangkai kata romantis, jadi maukah kamu menua bersamaku." katanya lagi dengan sungguh-sungguh sampai bibir Sira terasa kelu sehingga tak ada satu katapun yang terucap selain hanya menganggukkan kepalanya.

Grep

"Terimakasih." ucap Davin yang langsung memeluk tubuh Sira.

"Dav, Davin ... kamu terlalu membuatku sesak." kata Sira sambil memukul punggung pria itu.

"Ah maaf ... maaf ... aku terlalu kencang ya meluknya." ucap Davin. "Sekarang kita jalan lagi ke rumah papa, mama ya." katanya yang lagi-lagi di angguki oleh Sira.

Sira benar-benar tak menyangka, hubungan sandiwara yang mereka lakoni bisa berubah menjadi hubungan nyata yang lebih serius, semua ini terjadi tak lain dan tak bukan karena campur tangan Yang Maha Kuasa, sehingga bisa membolak-balikan hati serta keadaan.

1
Najla Nur Habibah
Kecewa
Najla Nur Habibah
Buruk
Kartini Davi
davin2 kenak pukulan kan
Tiwi
ke
melting_harmony
Luar biasa
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
Morin Morin
ceritanya bagus
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
Yanti Sriyanti
Buruk
Nining Nurnaningsih
Luar biasa
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
@Rinjani
Hadir Kak othor
ennita: terimakasih 🙏, semoga suka 😊
total 1 replies
Syarifah Alawiyah
Bagus dan simple
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
Sariani
Luar biasa
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
MaRyachi_97
👌
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
ct sara
Luar biasa
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
Andi wijaya
terus dilanjut nikah aja selesai
Ejan Din
rara manja...
Andi wijaya
sudah gila kau Cika sudah punya suami masih mencintai adik ipar
Irma Siregard
Luar biasa
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
Ostim katulistiwa
Lumayan
Ostim katulistiwa
Biasa
Li Tho
Luar biasa
ennita: terimakasih 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!