Roxana, sudah 8 kali dia mati dan ini adalah kehidupannya yang ke-9.
Setiap hidupnya dia pasti merasuki tubuh seorang wanita dengan berbagai posisi dan karakter. Tapi nahasnya setiap usianya mencapai 25 tahun pasti dia mati.
Pada kehidupannya kali ini pun sama, tapi kali ini dia hidup di tubuh seorang ibu yang sangat ditakuti. Bukan karena wajahnya tapi perangai dan sikapnya.
Akankan ia lagi-lagi harus mati saat usianya mencapai 25 tahun?
Atau dia akan menggunakan semua kemampuan yang pernah ia miliki untuk bisa bertahan hidup lama kali ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Duke Utara 20
Sraak sraak sraaak
Groooo
Suara yang menggema dan menakutkan di malam gelap dan dingin membuat para warga Orden bergidik ngeri. Belum lama penguasa wilayah datang untuk melihat aktivitas monster. Mereka menyatakan bahwa monster-monster itu telah pergi jauh ke dalam hutan atau bahkan ke wilayah lain.
Tapi, suara menggelegar itu mereka yakin bahwa monster-monster tersebut kembali datang dan hendak menyerang pemukiman.
" Cepat-cepat, keluar semua dan menuju tempat persembunyian. Para pria yang memiliki senjata tetap bertahan dan berusaha melawan sebaik mungkin. Paduka Grand Duke sudah membuat penghalang tapi sepertinya penghalang itu reatk dan bisa saja hancur. Kau, segera ke kastel Grand Duke dan laporkan hal ini."
" Baik Tuan Baron!"
Baron Herman Fergie, dia adalah orang yang ditunjuk oleh Leoric untuk menjadi pemimpin di wilayah Orden. Herman bukanlah orang asli keturunan bangsawan. Dia seorang rakyat biasa, tapi karena kontribusi dan kesetiaannya dalam menjaga sisi paling ujung Dukedome Albrus yang juga merupakan bagian Aterna, ia dianugerahi gelar Baron.
Herman meminta para warga mengutamakan wanita dan anak-anak agar mereka lekas berlindung. Sebenarnya situasi ini sudah biasa mereka tangani. Tapi entah mengapa Herman pun merasa kali ini sedikit berbeda. Firasatnya mengatakan bahwa situasi kali ini tidak bagus.
Pengalamannya menjaga Orden yang memang tempatnya banyak monster membuat Herman Fergie berpikir demikian. Sehingga dia membuat keputusan untuk segera mengungsikan warganya ke tempat yang aman. Herman juga meminta salah seorang melapor ke kastel Albrus karena memiliki pertimbangan.
Sebagai sword master Grand Duke Leoric memiliki kemampuan yang tidak biasa, dimana kemampuan itu melebihi manusia. Salah satunya yakni membuat sebuah perisai dari kekuatan pedangnya. Perisai itu akan menahan para monster untuk masuk ke wilayah. Tapi saat ini Baron Herman Fergie merasa bahwa perisai yang dibuat oleh Gran Duke Leoric tidak akan bertahan lama.
Hiaaat
Tuplak tuplak tuplak
Pria yang diutus oleh Baron Herman Fergie memacu kudanya dengan begitu cepat. Ia menerobos salju tebal dan angin malam yang dingin tidak ia pedulikan asal bisa segera sampai ke kastel. Ia berjibaku dengan salju yang lebih tebal di beberapa bagian.
" Ayo, sedikit lagi. Kau bertahanlah ya. Keselamatan warga ada di tangan kita sekarang," ucap pria itu kepada kuda yang ia tunggangi. Dia sungguh bekerja keras untuk bisa sampai ke kastel lebih cepat.
" Haah, sudah terlihat. Akhirnya, ayo bertahanlah sedikit lagi kuda. Kastel Albrus terlihat. Waaah, meskipun dikelilingi salju tapi kastel Albrus tampak gagah dan indah. Hiaaa!"
Pria itu terus memacu kudanya. Sebenarnya ia dan sang kuda sudah sampai batas. Nafas keduanya tengah-engah, hawa dingin yang lebih dingin saat malam membuat nafas terasa pendek. Apalagi pria itu menggunakan tubuhnya lebih keras untuk mencapai kastel.
" Tuan Ksatria, saya ... saya dari Orden diutus oleh Baron Herman. Hosh ... hosh ... hosh ... saya harus segera bertemu Paduka. Orden, Orden mendapat serangan monster."
Ksatria penjaga pintu gerbang langsung membukakan gerbang dan membawa pria itu bertemu dengan Leoric. Beruntung Leoric saat ini masih terjaga bersama Oland di ruang kerja.
" Paduka, ada utusan Baron Herman dari Orden meminta bertemu," ucap ksatria dari luar ruang kerja Leoric.
" Masuk, ada apa?"
Utusan itu menjelaskan apa yang terjadi kepada Leoric. Wajah Leoric berubah, dan sepertinya ia sudah memprediksi akan hal ini.
" Temui Levin dan minta dia bersiap. Dan kamu, istirahatlah sejenak. Kau pasti lelah."
" Baik Paduka!"
" Baik Paduka, terimakasih."
Ksatria dan utusan itu meninggalkan ruang kerja sesuai perintah Leoric. Dan sekarang Leoric tengah bersiap untuk pergi ke wilayah Orden. Ia berbicara sejenak kepada Oland. Isi pembicaraan mereka hanyalah mereka berdua yang tahu.
" Baik, saya mengerti paduka!" Hanya itu yang Oland katakan. Ia mengantarkan Leoric keluar kastel. Di sana sudah ada Levin bersama pasukan pemberantas monster yang siap menerima perintah dari Leoric.
Levin memang bisa diandalkan. Hanya dengan sebuah perintah, ia sudah langsung menyiapkan pasukan dengan cepat.
" Kami berangkat, ingat pesanku Oland!"
" Siap Paduka, saya tidak akan melakukan kesalahan sedikitpun."
Hiaaat
Tuplak tuplak tuplak
Leoric beserta pasukan ksatria Albrus bergerak cepat menuju Orden. Mereka harus cepat sampai di Orden agar tidak ada korban jiwa akibat monster yang menyerang.
Aku berharap perisai ku belum pecah. Setidaknya menunggu aku sampai sana dulu," gumam Leoric lirih sambil memacu kudanya.
Harapan Leoric bukan tanpa alasan. Ia sendiri sedikit tidak yakin karena seperti yang dibicarakan beberapa waktu lalu bahwa monster kali ini sedikit berbeda. Leoric merasa bahwa perisai yang ia buat dari aura pedang miliknya tidak akan mampu bertahan lama.
" Apa Anda khawatir, Paduka?"
" Ya levin, kau tahu sendiri bagaimana monster ini. Jenis ini belum pernah kutemui selama aku berhadapan dengan para monster sebelumnya."
Levin mengangguk setuju. Dia juga merasa begitu. Bahkan waktu itu, dia seperti dibuat takut dengan suara si monster.
Aneh bukan, Levin yang berada di barisan depan bersama Leoric dalam pembasmian monster tiba-tiba dibuat menciut hanya dengan suara dan energi yang dikeluarkan oleh monster-monster itu.
" Paduka, apakah Anda memiliki kecurigaan lain. Misal, monster itu dibuat oleh seseorang menggunakan sihir atau apa begitu?"
Degh!
Leoric tercengang mendengar praduga dari Levin. Ia malah tidak berpikir hingga sana. Tapi mengingat bahwa Roxane dikirimi kristal sihir, membuat Leoric merasa apa yang dikatakan levin mungkin saja benar.
" Marquis Ethelwyn tidak mungkin memiliki keberanian menggunakan alat sihir. Semua itu pasti ulah dari kaisar brengsek itu. Lalu, apakah mungkin dia juga menarik monster-monster itu dengan sihir untuk membuatku sibuk di dukedome Albrus? Agar kedaulatannya di kekaisaran tidak diganggu gugat mengingat Carrington ikut andil juga dalam pengertian kekaisaran Aterna."
Leoric bergumam sendiri. Banyak hal yang kini masuk ke pikirannya yang menurutnya saling berhubungan. Bahkan kasus Baron Flandria yang merupakan keluarga Roxane pun ikut menjadi salah satu garis lurus yang terpaut. Juga keinginan kuat kaisar dalam menginginkan Lilian sebagai putri mahkota, semua tampak seperti sudah direncakan dari jauh.
" Setelah ini selesai, aku harus benar-benar membahasnya bersama Roxane. Bukan sebuah kebetulan Carrington dinikahkan dengan Flandria yang sudah jatuh. Aku rasa Kaisar Rowan sialan itu ingin menjatuhkan kami secara bersama-sama."
Dugaan Leoric semakin kuat, terlebih jika mengingat sejarah Aterna. Dimana tiga nama keluarga besar di Aterna saling terhubung satu sama lain.
TBC
.