apa jadinya kalau seorang istri dari CEO ternama selalu dipandang sebelah mata di mata keluarga sang suami.
kekerasan Verbal sekaligus kekerasan fisik pun kerap dialami oleh seorang istri bernama Anindyta steviona. memiliki paras cantik ternyata tak membuat dirinya di hargai oleh keluarga suaminya.
sedangkan sang suami yang bernama Adriel ramon hanya mampu melihat tanpa membela sang istri.
hingga suatu hari Anin mengalami hal yang membuat kesabaran nya habis.
akan kah Anin dapat membuat keluarga suaminya itu menerima balasan dendam darinya. semua jawaban itu terkuak dari novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Pukul 09.00
Anin berjalan menuruni tangga dengan pakaian nya seperti orang kantoran.
Adriel yang keluar dari kamar tamu, dan menatap penampilan Anin. Membuat rasa penasaran nya pun mencuak.
Pria itu menghampiri Anin istrinya. "Mau kemana kamu?" Tanya Adriel.
Sambil melangkah kan kakinya Anin menjawab dengan nada dingin dan ketus. "Bukan urusan kamu."
Pergelangan tangan Anin langsung di tarik oleh Adriel.
Sontak Anin pun menghempaskan dengan kasar. "Lepas!" Sembari menatap tajam ke arah pria di depannya itu.
Tatapan seperti ingin membunuh. Membuat Adriel tertegun.
"Apa urusan mu dengan ku? Bisakah kau jangan mengusikku? Kenapa kau selalu saja membuatku, semakin membenci dirimu, ha?" Sentak Anin.
Tak seperti biasanya. Adriel yang selalu lebih menaikkan nada bicaranya untuk mendebat ucapan Anin. Kini pria itu malah terdiam seribu bahasa.
Melihat sikap Adriel. Langkah Anin pun langsung melangkah pergi begitu saja, meninggal kan Adriel yang masih terpaku menatap ke arah dirinya.
******
Perusahaan
Ditemani oleh seorang wanita cantik yang tak lain adalah orang khusus yang Anin pekerjakan untuk mengajarinya perihal bisnis.
Sengaja ia ingin mempelajari soal bisnis, sembari meneruskan pendidikan nya di jurusan perbisnisan.
Sambil menjelaskan satu persatu semua perihal soal bisnis di kantor pada Anin.
Tiba-tiba langkah kaki Anin terhenti. Matanya menatap ke arah Adriel dengan sekertaris cantik di sampingnya, yaitu Jessica.
"Anin!" Ucap Jessica.
Tak ingin terlihat sebagai Anin yang dulu, ketika bertemu dengan Jessica ia akan terdiam dan mengalah. Kini Anin lebih memilih untuk menanggapi selingkuhan suaminya itu.
Dengan percaya diri, Anin melangkah ke arah Adriel dan Jessica yang berada tak jauh dari darinya.
"Hay! Jessica." Sapa Anin, sembari di imbangi dengan senyuman manis.
Jessica membalas senyuman.
"Kamu ngapain disini?" Tanya Adriel.
"Menurut mu? Untuk apa aku ada disini?"
Jessica hendak angkat bicara. Akan tetapi, langsung di halau oleh Anin. "Orang luar sebaiknya nggak ikut campur urusan rumah tangga orang lain."
Merasa mendapat sindiran. Jessica pun mengurungkan niatnya untuk bicara.
"Dan juga.... Tolong pergi dari sini, saya nggak nyaman berbicara dengan suami saya kalau ada orang luar." Imbuh Anin.
Jessica kembali tersentak. Dengan sindiran Anin padanya secara bertubi-tubi.
"Tapi saya bukan orang lain." Sahut Jessica.
"Lalu siapa? Ah, selingkuhan?"
"Anin!!!" Sentak Adriel.
Senyuman remeh Anin berikan.
Tangan Anin langsung di tarik oleh Adriel untuk menjauh dari tempat itu.
Melihat Adriel menggenggam tangan Anin. Membuat Jessica merasa sakit hati sekaligus cemburu. "Mas Adriel milik ku, selamanya akan menjadi milikku." Ucap Jessica dalam hatinya.
*******
Diruang ngan Adriel
"Katakan! Apa yang kamu lakukan disini?" Ucap Adriel.
"Ini perusahaan ku, untuk apa aku harus menjawab pertanyaan mu itu?"
"Anin..."
Ucapan Adriel di selak oleh Anin. "Jangan membuat ku muak dengan perlakuan mu itu. Aku sangat benci kau tau."
"Sampai kapan kau akan keras kepala seperti ini?"
Dengan tegas dan ketus Anin menjawab. "Sampai keluarga mu hancur."
Mata mereka pun saling adu pandang.
"Kau hanya akan hancur. Sudahi semua balas dendam ini, lebih baik kau pergi ke luar negeri dan membawa semua harta Eyang. Hidup disana dengan baik, jangan.... "
Lagi-lagi ucapan Adriel kembali di sela oleh Anin. "Kau pikir harta yang aku inginkan selama ini?"
Tatapan Adriel menelisik ke arah mata yang seperti hendak ingin menangis. Akan tetapi, seakan di tahan oleh gadis itu.
"Kau salah besar. Aku tidak ingin harta ini sama sekali. Tapi tujuan utama ku sekarang adalah kehancuran kalian semua. Kalian yang sudah menghina dan menghancurkan kehidupanku selama ini." Imbuh Anin.
Pandangan Anin pun ia arahkan ke arah lain. Dan menyeka air mata yang jatuh begitu saja dari kelopak mata indahnya.
"Kau tunggu saja hari dimana kehancuran kalian semua, hingga berlutut di kaki ku akan menjadi jalan keluar untuk kalian." Sentak Anin kembali.
Setelah mengatakan itu, Anin berniat melangkah pergi dari ruangan Adriel. Akan tetapi, ketika langkah kaki Anin hendak melangkah pergi. Suara Adriel terdengar.
"Apa sesakit itu?" Tanya Adriel.
Tanpa membalikkan tubuhnya. Hanya langkah kaki saja yang Anin hentikan.
"Kalau begitu, bukankah jika aku yang berlutut di kakimu kau akan menghentikan semua ini."
Anin masih enggan menatap ke arah pria yang kini tengah berbicara padanya.
"Anin! Mama bukan orang yang mudah untuk kamu hadapi, aku mohon pergi dari siniDan hentikan semua ini."
Pertahanan Anin untuk tidak berbalik dan menanggapi ucapan Adriel pun runtuh begitu saja.
Tatapan Anin gadis itu arahkan pada Adriel. "Kenapa? Kau khawatir dengan ku? Atau kau khawatir dengan keluarga mu? Ah, kau takut hartamu hilang?"
"Dangan mu dan juga keluarga ku." Jawab Adriel.
Sontak tawa Anin pun mencuak begitu saja.
Tak lama tawa itu pun berubah menjadi ucapan lirih. "Kau sangat menyayangi dan patuh pada mamamu itu. Sampai hatimu berubah menjadi iblis pun kau lakukan."
Langkah Anin melangkah ke arah Adriel. "Terima kasih, dengan sikapmu ini. aku bisa lebih leluasa untuk menghancurkan kalian semua." Lontaran kata penuh penekanan.
Tanpa mendengar jawaban Adriel. Gadis itu memilih untuk pergi dari tempat itu begitu saja.
Sedangkan Adriel hanya terdiam di tempat.
Disisi lain Jessica menatap Anin keluar dari ruangan Adriel.
"Anin!" Panggil Jessica.
Akan tetapi, panggilan Jessica tak Anin hiraukan. Ia memilih terus melangkah pergi.
Melihat reaksi Anin. Seakan memberi jawaban pada Jessica kalau kini hubungannya dengan Adriel memburuk.
"Apa mereka akan bercerai?" Gumam Jessica secara pelan.
Bersambung.
bingung ihhh liat si othor
apa karena bacanya malam2 😂
turut berdukacita sedalam - dalam nya yaa Thor 😔🙏🙏🙏
semoga Othor dan keluarga yg ditinggalkan diberikan keluasan dalam sabar dan keikhlasan menerima takdir dr yg Maha Kuasa 🙏🙏😢
terimakasih juga masih menyempatkan untuk up 🙏🙏🙏🙏
nexxxttt 💞