Shakila Anara Ainur adalah gadis yang sedang dalam proses hijrah.
Demi memenuhi permintaan wanita yang sedang berjuang melawan penyakitnya, Shakila terpaksa menjadi istri kedua dai muda bernama Abian Devan Sanjaya.
Bagaimana kehidupan Shakila setelah menikahi Abian? ikuti terus ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Alquinsha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 : Kecemburuan Abian
"Maaf, mas," Shakila langsung menurunkan tangannya yang mencapit hidung Abian karena takut suaminya terbunuh oleh tangannya sendiri.
"Tapi mas harus bangun dan pulang sekarang, sudah jam dua malam," ucap Shakila memberitahu sambil menunjukkan jam di layar handphonenya.
Abian melihat layar handphone Shakila, tapi Ia tidak melihat jam, justru yang Ia lihat adalah foto yang dijadikan wallpaper oleh istrinya.
Mata Abian yang semula mengantuk sekarang melebar sempurna melihat wallpaper Shakila.
"Kamu pake foto Adam sebagai wallpaper?" tanya Abian membuat Shakila menatap layar handphonenya sendiri.
Foto yang Shakila pasang sebagai wallpaper bukan foto Adam, tapi foto masa kecil Abian yang kebetulan ada Adam juga di dalamnya.
"Ini foto mas, kan?" Shakila menunjuk foto salah satu anak laki-laki di wallpaper nya.
"Iya, dan yang berdiri disamping mas itu Adam. Kenapa kamu memakai foto itu sebagai wallpaper?"
"Karena mas lucu disini," jawab Shakila dengan senyuman cerahnya. Ia senang karena mertuanya memberikan foto itu padanya.
Shakila baru tahu foto masa kecil Abian, ternyata suaminya sudah tampan sejak kecil. Tidak ada yang berubah dari wajah suaminya, hanya tubuhnya saja yang semakin tinggi dan dewasa.
"Tapi di sampingnya ada Adam, Shakila!" ucap Abian tidak suka Shakila memakai foto laki-laki lain sebagai wallpaper, meskipun ada dirinya juga di foto itu.
"Kamu ganti wallpaper nya, mas tidak suka kamu pake foto itu. Fotonya tidak bagus."
"Bagus kok, mas tampan dan lucu disini."
"Ganti, Shakila," tegas Abian tidak ingin dibantah. Apapun alasannya Shakila tidak boleh memakai foto yang ada laki-laki lain di dalamnya.
"Kenapa sih, mas? mas tidak suka foto mas aku jadikan wallpaper handphone ku?"
"Mas tidak suka karena ada Adam di foto itu!"
"Mas pulang sana!" usir Shakila tidak peka bahwa suaminya cemburu karena foto Adam.
Shakila berpikir suaminya hanya tidak suka fotonya dijadikan wallpaper olehnya. Tidak sampai berpikir kalau suaminya cemburu karena foto itu.
Lagipula, satu-satunya alasan Shakila memakai foto itu sebagai wallpaper hanya karena foto itu foto suaminya. Bukan karena ada alasan lainnya.
"Sekarang sudah jam dua lebih, istri dan mertua mas pasti menunggu mas di rumah," tambahnya.
Abian menghela nafasnya. Menyadari ketidak pekaan istrinya terhadap rasa cemburunya.
"Mas sudah memberitahu Zahra kalau mas akan tidur disini malam ini."
"Apa yang akan mertua mas pikirkan jika mas tidak pulang semalaman?"
"Mas tidak tahu," Abian yang tidak ingin memikirkan itu sekarang menarik Shakila ke dalam pelukannya kemudian membisikkan sesuatu di telinga istrinya itu.
"Ganti wallpapernya ya, sayang. Mas cemburu ada foto laki-laki lain di handphone kamu."
Shakila tidak menyangka itu alasan suaminya memintanya mengganti wallpaper, "astaghfirullah, mas. Cuma foto adik kamu waktu kecil loh."
"Tapi kamu pasti akan sering melihat foto itu setiap kali buka handphone."
"Kan ada foto mas juga disana, aku akan lebih sering melihat foto mas."
"Tetap saja, tolong ganti wallpapernya. Nanti mas kasih foto mas waktu kecil yang cuma ada foto mas saja dalam foto itu."
Shakila terkekeh mendengar suaminya merengek seperti itu hanya karena wallpaper handphonenya.
"Mas jadi mirip Khansa loh kalau merengek seperti ini," ledek Shakila.
Abian nampak tidak peduli. Ia hanya ingin istrinya mengganti wallpaper handphonenya.
"Iya, nanti aku ganti wallpapernya."
-
-
Shakila tidak puasa hari ini karena terjadi sesuatu tadi malam yang membuatnya tidak bisa puasa. Ia dan Abian melakukan hubungan suami istri untuk pertama kalinya sampai mendekati waktu subuh.
Abian meminta Shakila untuk tidak puasa karena Shakila harus mandi junub dan tidak akan sempat untuk sahur.
"Mas Abian cerah banget mukanya pagi ini," ucap Adiba saat melihat Abian datang ke meja makan dengan senyuman yang terlukis di bibirnya.
"Sudah melepas rindu dengan mba Shakila ya?" goda Adiba menyenggol lengan Abian.
Adiba masih ingat sedatar apa wajah Abian saat pertama kali melihat wajah Shakila, sekarang sepertinya masnya sudah mulai mencintai Shakila.
"Adiba," ucap Annisa menegur putrinya supaya tidak menanyakan hal seperti itu pada Abian.
"Iya maaf, mah," Adiba langsung meminta maaf karena takut mendengar ceramah pagi dari mamahnya.
Tanpa sengaja Adiba melihat ada tanda kemerahan di leher Abian dan membuatnya bersorak senang dalam hatinya, "sepertinya aku akan memiliki keponakan lagi."
"Kenapa, mas?" tanya Adam saat Abian terus menatapnya seolah ingin mengatakan sesuatu padanya.
Adam tidak merasa sudah melakukan kesalahan, tapi mas nya menatapnya seolah memiliki dendam peribadi.
"Tidak apa-apa," Abian mengalihkan pandangannya dari Adam kemudian menatap mamahnya.
"Mah, aku mau bawa sarapan aku dan Shakila ke kamar," ucap Abian pada mamahnya.
"Loh? bukannya hari ini jadwal Shakila puasa ya?"
"Shakila tidak puasa," mendengar Abian mengatakan itu, Adiba rasanya ingin menjerit.
Sepertinya benar dugaan Adiba, mas nya sudah melepas rindu dengan istri keduanya dan akan memberikan keponakan untuknya. Pantas saja wajah mas nya lebih cerah dari biasanya.
Adiba sudah memiliki keponakan perempuan dari Zahra, Ia berharap bisa memiliki keponakan laki-laki dari Shakila supaya kebahagiaannya lengkap.
"Oh yaudah, mau mamah minta bibi antar sarapannya ke kamar atau bagaimana?"
"Tidak usah, aku bisa bawa sendiri sarapannya ke kamar. Tolong minta bibi siapkan saja."
-
-
Abian membawa nampan berisi menu sarapan yang sudah disiapkan pelayan untuknya dan Shakila sarapan ke dalam kamar.
"Ayo, sarapan dulu," Abian meletakkan sarapannya diatas meja yang tersedia di kamar itu.
"Apa tidak sebaiknya mas sarapan bersama mba Zahra dan mertua mas?" tanya Shakila sambil berjalan menghampiri tempat Abian.
Bukan tidak ingin sarapan bersama suaminya, Shakila hanya tidak ingin orang tua Zahra memiliki pandangan buruk terhadap suaminya.
"Aku khawatir mertua mas memiliki pandangan buruk terhadap mas karena tidak pulang ke rumah, sebaiknya mas pulang dan jelaskan pada mereka," sarannya.
Shakila tidak ingin suaminya di cap buruk oleh mertuanya hanya karena menemaninya sarapan.
"Mas juga ingin sarapan bersama kamu, Shakila. Lagipula, mas sudah meminta Zahra untuk menjelaskan jika mas ada urusan yang membuat mas tidak bisa pulang ke rumah."
Abian bicara dengan suara yang tenang. Karena memang Ia sudah meminta Zahra untuk menjelaskan tentang dirinya yang tidak bisa pulang.
"Ayo, makan sarapannya," ajak Abian memberikan alat makan pada Shakila supaya Shakila bisa memakan sarapannya.
"Baiklah," Shakila menerima alat makannya dan mereka berdua pun langsung sarapan.
-
-
"Umi yakin suamimu bukan bekerja, pasti suamimu tidur di tempat selingkuhannya," ucap nyai Aisyah tidak mempercayai penjelasan Zahra.
Dalam padangan Nyai Aisyah, laki-laki yang menikahi putrinya hanyalah laki-laki pembuat masalah. Nyai Aisyah selalu mengingat Abian sebagai pemuda yang terusir dari pondok pesantrennya.
Alasan Nyai Aisyah tidak pernah menyukai Abian karena saat remaja Abian pernah menjadi salah satu santri di pondok pesantrennya, tapi Abian dikeluarkan karena membuat masalah.
"Menuduh orang berzina dosa, umi."
"Umi tidak menuduh, suamimu memang pezina!"
trus lanjutan sugar mommy knp gk lanjut kk