Lengkap sudah,kesedihan dan sakit hati yang Laura rasakan.
Baru saja ditinggalkan oleh ayahnya,ia harus kembali merasakan sakit hati karena
kekasih yang sebentar lagi akan menjadi suaminya,ternyata berkhianat dengan seseorang yang tidak pernah ia sangka.
Seperti apa kelanjutan kisah Laura,yuukkk baca kisahnya hanya di novel ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Laura dan ibu Arya pun sudah berada di dalam mall,sejenak Laura melupakan rasa sedihnya,karen rindu akan ibu tiri Laura.
"Kita kemana yaa...kamu ada tujuan gak,Laura?"Tanya ibu Arya.
"Mmmm...kemana yaa bu,Laura juga bingung."Balas Laura.
"Ibu juga bingung,kita belanja aja yuk,atau belanja buat kebutuhan kamu di apartemen."Ucap ibu Arya lagi.
Keduanya pun berjalan kearah supermarket terbesar yang berada di dalam mall.
Orang yang tidak mengetahui Laura dan ibu Arya,pasti akan mengira keduanya adalah ibu dan anak.
Keduanya terlihat sangat kompak,berjalan bersama,sesekali terdengar suara canda tawa diantara keduanya.
Bahkan ketika memilih apa saja yang akan mereka beli pun,keduanya sangat kompak,saling bertukar pendapat.
Laura merasa senang dan juga bahagia,ia seperti mendapatkan perhatian dan juga kasih sayang seorang ibu.
Apalagi ibu Arya ternyata adalah sahabat ibu kandungnya,membuat Laura merasa,ia sedang berada dekat dengan mendiang ibu kandungnya.
Sepanjang mereka berbelanja,ibu Arya terus saja menceritakan kenangan-kenangan dirinya bersama mendiang ibu Laura.
Dari cerita lucu sampai cerita sedih.
Tidak ada lagi yang perlu di ragukan oleh Laura,Arya lelaki yang baik dan juga setia,terbukti dari dirinya,yang masih menyimpan rapih rasa cinta nya untuk Laura hingga saat ini.
Ibu Arya pun ternyata bersahabat dengan mendiang ibu kandungnya.
"Bu...".
"Iya Laura."Jawab ibu Arya.
"Kita duduk disana yuk."Laura menunjuk sebuah cafe yang tidak jauh dari supermarket.
Setelah menyelesaikan semua pembayaran di kasir,keduanya berjalan bersama ke arah cafe yang sebelumnya di tunjuk oleh Laura.
"Ibu boleh tolong telpon Arya gak?"Tanya Laura.
"Kira-kira dia bisa nyusul kita kesini gak yaa,bu."Ucap Laura lagi.
"Kita coba aja,kalo ibu bilang kamu yang suruh kesini,ibu yakin,dia akan ninggalin semua kerjaannya dan langsung kesini."Balas ibu Arya.
"Gitu yaaa bu".
"Iya,ibu yakin,bentar yaa ibu telpon Arya dulu".
Ibu Arya pun menelpon Arya,dan benar saja seperti tebakannya.
Arya langsung bersedia menyusul mereka di mall,dan meninggalkan meeting berikutnya yang sudah di jadwalkan oleh Rangga.
"Gimana bu?,apa Arya bisa kesini?"Tanya Laura.
"Bisa...kan ibu udah bilang,dia akan langsung kesini,kalo ibu bilang,kamu yang minta."Jawab ibu Arya.
Laura pun tersenyum manis,menanggapi ucapan ibu Arya.
"Ehh sampe lupa,kita belum pesan loh,kamu mau pesan apa,Laura?".
Laura dan ibu Arya,bersamaan saling melihat buku menu yang ada diatas meja mereka.
"Kalo Arya,suka nya apa yaa bu?"Tanya Laura.
"Apapun yang kamu pesan,pasti Arya suka".
"Ibu bisa aja deh."Jawab Laura tersipu malu.
Setelah menunggu beberapa menit,Arya akhirnya datang,Laura melihat ke arah Arya yang sedang berjalan.
jantungnya berdebar kencang,andai saja bisa lepas,mungkin jantung Laura sudah lepas saat itu juga.
Laura baru menyadari,Arya memang tampan,tapi ia memiliki aura yang begitu memikat,entah kenapa dirinya tidak pernah terpikat dengan Arya,mungkin karena saat itu,dihati nya hanya ada Dika.
Tapi kini ceritanya sudah berbeda,Laura harus membuang jauh-jauh Dika dari hatinya,dan memberikan kesempatan untuk Arya menempati hati nya.
"Maaf yaa,kalian nunggu lama."Ucap Arya.
"Gak papa Ar,aku sama ibu juga belum lama duduk disini."Jawab Laura.
Arya pun langsung duduk di tengah-tengah antara ibunya dan juga Laura.
"Aku belum pesen buat kamu,aku gak tau kesukaan kamu."Ucap Laura lagi.
"Apa aja yang kamu pesan,aku pasti suka,Ra."Balas Arya,sambil memberikan senyuman terbaiknya untuk Laura.
Laura tersipu malu dengan jawaban Arya dan juga senyuman manis yang Arya berikan untuknya.
Keduanya saling berpandangan satu sama lain,mereka bahkan tidak sadar,jika ada orang tua Arya diantara mereka.
"Ekheemmm...ibu masih disini yaaa."Ucap ibu Arya,menyadarkan keduanya,dari saling pandang memandang.
"Bener kan yang ibu bilang,apapun yang kamu pesan,Arya pasti suka.Asal jangan kasih anak ibu racun aja."Ibu Arya tertawa,menggoda Laura.
"Ibu sama Laura,udah lama di mall?".
"Udah,kita aja udah selesai belanja tuh."Jawab ibu Arya,menunjuk ke arah troli yang terisi penuh dengan belanjaan mereka.
"Ya ampun...apa ibu mau buka toko,belanja sebanyak itu."Balas Arya.
"Gak papa dong,hari ini ibu lagi senang dan juga bahagia,akhirnya ibu punya teman yang bisa diajakin jalan".
"Ibu berlebihan deh,bukannya ibu punya banyak teman sebaya yaa,biasanya juga ibu pergi ke acara arisan,kan?"Balas Arya lagi.
"Itu mah beda,teman yang ibu maksud itu,calon istri kamu,atau istri kamu,yang nantinya bisa nemenin ibu kemanapun,dan kita bisa belanja bareng,nyalon bareng."Jawab ibu Arya.
"Perasaan sama aja deh bu,ibu juga kan bisa ngajakin temen arisan ibu untuk belanja bareng dan nyalon bareng,kan?".
"Tau aahh kamu,gak ngerti kesenangan ibu."Balas ibu Arya,merajuk,membuang muka nya ke arah Lain.
Laura tersenyum kecil,melihat perdebatan antara Arya dan juga sang ibu.
"Arya...kamu gak akan paham apa yang kita rasain,atau kaum wanita rasain,karena kalian para lelaki itu,mikirnya pake logika".
"Beda sama perempuan,beberapa dari kebanyakan perempuan,berfikir menggunakan perasaan mereka,contohnya seperti ibu."Ucap Laura,membela ibu Arya.
Ibu Arya pun langsung melihat ke arah Laura,dan tersenyum lebar,ia sangat senang,karena ada yang membela dirinya.
Pesanan mereka pun akhirnya datang,ketiga nya menikmati bersama makanan mereka,sesekali mereka bercerita.
"Setelah ini,ibu sama Laura mau kemana lagi?"Tanya Arya.
"Mmm...mungkin pulang,ibu udah lelah."Jawab ibu Arya.
"Iya,kita mau pulang ke apartemen aja Ar,kasian ibu."Sela Laura.
"Yaudah kalo gitu,ayo aku antar kalian berdua,setelah itu aku balik ke kantor lagi."Ucap Arya,hendak berdiri.
"Duduk dulu Ar...ada yang mau aku sampaikan."Laura memegang tangan Arya,dan menyuruhnya untuk duduk lagi.
Arya dan ibu Arya pun menunggu dengan cemas,apa yang ingin Laura sampaikan.
Sebelum Laura berbicara,ia terlebih dahulu menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan.
"Ar...bagi aku mungkin ini terlalu cepat,tapi bagi kamu,mungkin tidak".
"Karena kamu sudah menunggu momen ini belasan tahun".
"Aku sudah memutuskan,kalo aku menerima lamaran kamu,dan mau menjadi istri kamu."Laura mengucapkannya dengan 1 tarikan nafas.
Ia merasa sangat gugup,karena dihadapannya ada Arya dan juga ibu Arya.
"MasyaaAllah...alhamdulillah,terimakasih Ra,sudah mau memberikan aku kesempatan untuk membuktikan."Balas Arya.
Arya langsung memeluk Laura,karena terlalu senang,dirinya refleks memeluk Laura.
"Eekheemm."Ibu Arya berdehem.
Arya tersadar dan langsung melepaskan pelukannya dengan Laura.
"Maaf Ra,aku kelewat senang".
"Aku gak mau menjanjikan apapun sama kamu,aku gak mau menjanjikan bahwa setelah menikah sama aku,kita akan baik-baik saja atau pun bahagia selamanya".
"Tapi aku akan buktikan ke kamu,aku akan berusaha,untuk selalu membuat kamu bahagia,dan tidak menyesal karena menjadi istri aku."Ucap Arya.
Laura mengangguk dan tersenyum manis...
"Arumi...impian kecil kita dulu jadi kenyataan,anak kamu dan anak aku,akan menikah,kita akan jadi besan,Arumi".
"Tapi sayang,,,kamu udah gak ada lagi disini."Bathin ibu Arya...
sepertinya ibu tiri laura pergi dr rumah itu, dan laura menyendiri dlm kesunyian rumah itu,,,
moga aja arya datang dan menolong laura