Wanita Yang Dirindukan Surga
"Menikahlah dengan suamiku."
Mata Shakila dibalik burqa melebar mendengar apa yang baru saja Zahra katakan. Ia tidak menyangka Zahra mengatakan hal tidak masuk akal seperti itu kepadanya.
Mereka tidak mengenal satu sama lain dengan baik. Zahra hanya salah satu pelanggan di butik pakaian muslim milik Shakila dan mereka juga tidak pernah saling mengenal sebelumnya.
Shakila sedikit mengenal tentang Zahra dan suaminya yang merupakan pasangan yang diidamkan banyak orang di media sosial. Tapi hanya sebatas itu yang Shakila tahu tentang mereka. Selebihnya mereka hanya mengenal sebagai pemilik butik dan pelanggan.
"Maaf?" tanya Shakila barangkali telinganya mengalami masalah pendengaran.
Rasanya tidak mungkin ada perempuan yang mau suaminya menikah lagi. Apalagi di media sosial Zahra dan suaminya dikenal sebagai keluarga yang harmonis dan saling mencintai.
Shakila tidak mengetahui banyak tentang Zahra dan suaminya. Ia hanya tahu suami Zahra -Abian Devan Sanjaya atau yang dikenal Ustadz Abian merupakan dai muda lulusan universitas Kairo, mesir.
Zahra dan Abian pasangan yang lumayan populer di kalangan anak muda dan menjadi pasangan yang diidamkan banyak orang. Karena betapa manisnya mereka sebagai pasangan suami istri.
Zahra perempuan bercadar yang hanya memperlihatkan kecantikannya pada suaminya, Abian laki-laki yang selalu menjaga pandangannya dari perempuan lain selain istrinya. Sangat pantas jika mereka menjadi idaman banyak orang.
Sungguh tidak masuk akal jika sekarang Zahra tiba-tiba meminta Shakila menikahi suaminya. Tidak ada perempuan yang mau dimadu dan sebagai sesama perempuan Shakila sangat mengetahui itu.
"Aku tahu ini gila, tapi menikahlah dengan suamiku dan jadilah ibu untuk anakku," jelas Zahra.
Shakila tidak salah dengar. Zahra serius ingin Shakila menikah dengan suaminya dan menjadi ibu untuk putrinya. Ini memang terdengar gila dan tidak masuk akal, tapi Zahra ingin Shakila menjadi penggantinya setelah dirinya tiada.
Zahra mengidap penyakit serius dan dokter menyatakan usianya sudah tidak akan lama lagi. Zahra ingin mencarikan pengganti terbaik untuk suaminya sebelum meninggal dan pilihannya ada pada Shakila.
Shakila adalah perempuan yang sangat terjaga. Tidak ada satupun foto Shakila di sosial media dan Shakila juga menutupi seluruh tubuhnya dengan pakaian syar'i lengkap dengan burqa. Tidak ada yang lebih pantas untuk suami Zahra selain Shakila.
"Usiaku mungkin tidak lama lagi, tolong bantu aku menjaga suami dan anakku setelah aku tiada," Zahra memberikan tatapan memohonnya pada Shakila.
Meski Zahra tidak bisa menatap mata Shakila, tapi Zahra tahu Shakila bisa melihat matanya. Ia berharap Shakila bisa melihat keseriusan dari matanya.
"Mohon maaf sebelumnya, tapi bukankah Anda bilang ada yang perlu Anda bicarakan?" tanya Shakila tidak tertarik mendengar apapun, kecuali obrolan antara pemilik butik dengan pelanggannya.
"Jika yang Anda maksud adalah mengatakan semua ini, lebih baik kita akhiri sampai disini," Shakila dengan tegas menolak melanjutkan obrolan mereka dan secara tidak langsung menolak menjadi istri Abian.
Shakila sudah berjanji dengan dirinya sendiri. Ia tidak akan menjadi orang ketiga dalam hubungan orang lain. Dan apapun alasannya Shakila akan tetap teguh pada pendiriannya.
"Tunggu, saya mohon," Zahra bersujud dibawah kaki Shakila saat Shakila berniat pergi.
Hal itu tanpa sengaja disaksikan oleh Abian yang ingin memberitahu Zahra bahwa anak mereka ingin bersama ummanya.
"Sayang, apa yang terjadi?" tanya Abian bingung melihat Zahra bersujud dibawah kaki Shakila.
Abian sudah mencoba mengetuk pintu berkali-kali, tapi baik Shakila maupun Zahra tidak ada yang mendengarnya. Sehingga Abian langsung membuka pintu ruangan Shakila dan menyaksikan semuanya.
"Mas, kamu keluar dulu. Aku ingin memohon pada Shakila untuk menikah denganmu," ucap Zahra sambil terus bersujud dibawah kaki Shakila.
Zahra berharap setelah ini Shakila mau memikirkan ulang permintaannya dan bersedia menjadi istri kedua suaminya.
"Apa yang kamu bicarakan?" Abian terkejut bukan main mengetahui itu, tapi Ia berusaha untuk tenang dengan menutup pintu ruangan Shakila supaya tidak ada gosip yang tidak-tidak tentang mereka.
Abian menitipkan putrinya pada pelayan butik Shakila karena tidak ingin putri kesayangannya melihat apa yang sedang terjadi dengan ummanya.
"Sayang, apa maksudnya ini? kenapa kamu meminta perempuan lain menikah dengan mas?" Abian bertanya dengan lembut sambil mendekati Zahra dan berniat membantu Zahra berdiri.
"Ini satu-satunya hal yang bisa aku lakukan sebelum aku meninggal, mas. Tolong jangan halangi aku," ucap Zahra masih tetap bersujud dibawah kaki Shakila.
Shakila yang menyaksikan hal itu merasa tidak tega, tapi Ia juga tidak mungkin menjadi orang ketiga dalam pernikahan orang lain. Hati nuraninya tidak mengizinkannya.
"Kamu tidak akan pergi kemana-mana, kamu akan sembuh, sayang. Mas akan mengusahakan kesembuhanmu," ucap Abian masih berusaha membantu Zahra berdiri, tapi Zahra tetap tidak mau bangun.
Tubuh Shakila dibalik pakaian bergetar hebat, Ia merasa berdosa sudah membuat hamba Allah bersujud dibawah kakinya. Tapi Ia juga tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Ia tidak mungkin dan tidak mau menikah dengan suami orang.
"Kemungkinan aku bisa bertahan hanya sedikit, mas. Aku bahkan tidak tahu apakah aku masih bisa melihat matahari besok pagi," Zahra terisak dibawah kaki Shakila.
Abian menatap Shakila yang terdiam kaku di tempatnya. Abian tidak bisa melihat raut wajah Shakila karena tertutup kain, tapi Ia yakin Shakila pasti merasa tidak nyaman sekarang.
"Maaf, istri saya sedang kacau sekarang," ucap Abian pada Shakila.
Abian masih berusaha membantu Zahra berdiri, namun hasilnya nihil. Zahra masih terus bersujud dibawah kaki Shakila dan masih berharap Shakila mau menikah dengan suaminya.
Mata Shakila dari balik burqa terpejam sebentar, Ia berusaha mengontrol sesuatu dalam dirinya yang seolah ingin berontak atas apa yang sedang terjadi.
"Bangunlah, saya bukan Allah yang pantas untuk mendapat sujud Anda," ucap Shakila sambil merendahkan tubuhnya untuk membantu Zahra berdiri.
Shakila sangat mengerti kekacauan dalam hati Zahra, tapi sebagai hamba Allah tidak seharusnya Zahra bersujud pada manusia. Apalagi Shakila hanya wanita penuh dosa yang jauh dari kata baik.
Pakaian syar'i dan burqa yang Shakila kenakan hanya bentuk cintanya terhadap Baginda Rasulullah SAW yang sudah berjuang untuk kaum perempuan. Bukan karena Shakila perempuan baik ataupun suci.
"Saya minta maaf tidak bisa memenuhi permintaan Anda. Saya tidak mungkin menikah dengan pria beristri," tegasnya berharap Zahra mengerti.
"Cobalah mengenal suamiku, kamu pasti akan mencintainya," Zahra masih berusaha membujuk Shakila supaya mau menikah dengan Abian.
Zahra tidak tahu kapan ajalnya tiba. Ia ingin melihat suaminya menikahi Shakila sebelum kematiannya.
"Sayang!" Abian yang tidak setuju melakukan protes, tapi sayangnya Zahra tidak menghiraukannya.
"Setelah aku meninggal, suamiku akan menjadi milikmu seutuhnya," ucap Zahra lagi.
Shakila yang mendengar itu mengambil nafas sejenak dan membuangnya perlahan sebelum bicara.
"Jangan putus asa dengan rahmat Allah. Anda mungkin sedang sakit sekarang, tapi yakinlah bahwa Allah mampu menyembuhkan segala macam penyakit."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments