Gadis suci harus ternoda karena suatu keadaan yang membuat dia rela melakukan hal tersebut. Dia butuh dukungan dan perhatian orang sekitarnya sehingga melakukan hal diluar batas.
Penasaran dengan ceritanya, simak dan baca novel Hani_Hany, dukung terus yaa jangan lupa like! ♡♡♡♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
happy reading!
***
Dilain tempat, Diana sedang berjuang mempertahankan Tesisnya supaya argumennya diterima dengan baik oleh dosen pembimbing dan penguji.
"Jawaban yang bagus, mungkin hanya itu yang saya pertanyakan. Saya kembalikan pada ketua sidang." Ucap pembimbing seraya menutup pertanyaannya.
"Baik, semua telah dipertanyakan oleh pembimbing dan penguji. Saya ingin bertanya tentang bagaimana jika kamu tidak lulus?" Tanya sang Direktur.
"Saya akan melakukan penelitian ulang pak Doktor." Jawab Diana tegas.
"Baik. Semua telah terjawab, saatnya Diana untuk keluar ruangan sementara karena para dosen pembimbing dan penguji akan mendiskusikan nilai apa yang akan diberikan, bahkan lulus atau tidak." Ujar sang Direktur. Kemudian Diana keluar dengan hati yang bergetar dan khawatir lulus atau tidak.
"Semangat ya! Aku yakin kamu lulus." Ucap Ni'mah. "Sayangnya gak ada Hana." Ucap Ni'mah lesu.
"Makasih ya! Kamu emang sahabat terbaik. Gak apa apa Hana gak hadir, kita harus memakluminya. Dia sedang berjuang untuk program kehamilannya." Jawab Diana sambil tersenyum.
Usai diumumkan jika Diana lulus maka dia melakukan sujud Syukur.
"Alhamdulillah." Gumam Diana pelan. Yang menghadiri ujiannya adalah sang adik yaitu Dina, dia sudah masuk kuliah semester 1 di kampus Universitas Sembilan Belas November di Kolaka. Ayah dan ibunya tidak bisa hadir karena kurang sehat.
Diana telah menjadi Magister Pendidikan, dia berencana akan kembali ke kampung bersama sang adik. Dia merasa bersyukur karena pak Wijaya sudah jarang ke kampung, beliau menetap di Makassar.
"Bu, bagaimana kabar ibu?" Tanya Diana ketika sampai di rumah, ternyata ibunya baring sakit. Tanpa terasa menetes air mata Diana melihat sang ibunda terbaring tak berdaya.
"Ibu sudah baikan nak. Maaf ya, ibu tidak bisa hadir disaat kamu ujian." Sesal sang ibu.
"Ssstt ibu gak boleh ngomong gitu! Diana bersyukur jika ibu bisa sehat, nanti Diana wisuda bulan Februari, ibu hadir ya!" Ucapnya terbata sambil sesenggukan. Beberapa bulan di kampung, Diana bisa fokus merawat ibunya hingga sembuh.
***
"Kenapa juga harus dihari dan bulan dimana Diana ujian, padahal aku kan ingin hadir." gerutu Zain dalam hati ketika acara tunangannya telah selesai.
"Zain, kamu kenapa disini sayang?" tanya sang ibu yang tiba² datang menghampiri Zain yang berada di teras belakang rumah.
"Aku lagi ingin sendiri bu!" ucapnya santai sambil menyesap rokoknya karena dia merasa stres.
"Kamu merokok nak? Itu tidak baik Zain. Ayo ke dalam, keluarga Zulfa masih didalam. Gak enak nak, yang habis tunangan menghilang." omel sang ibu sambil mengajak Zain untuk bangkit dari duduknya.
"Iya bu." jawab Zain, mau gak mau dia berdiri dan membuang puntung rokok yang tersisa.
Mereka masuk ke dalam menemui keluarga Zulfa.
"Maaf kan Zain ya sayang! Dia habis cari angin di luar." ucap ibu Rianti tidak enak.
"Gak apa-apa bu, Zulfa paham kok." jawabnya dengan senyum ramah.
"Sana ajak Zulfa ngobrol Zain." ucap sang ibu pelan ditelinga Zain kemudian menuju calon besannya yang sedang berkumpul di ruang televisi.
"Kamu kenapa sih Zain?" tanya Zulfa genit, mendekat ke arah Zain untuk memeluk tunangannya.
"Kamu ngapain Fa? Aku gak suka." jawabnya datar sambil menolak pelukan Zulfa.
"Kamu gak tertarik sama aku yang seksi ini?" tanya Zulfa penasaran. Dia cantik, seksi, putih mulus, hidung mancung, perfect deh! Tapi Zain gak melirik sedikit pun. Kesalnya.
Mereka memang berdua tapi Zulfa seolah sendirian, tidak diajak ngobrol kalau bukan Zulfa yang bertanya.
"Ayahku yang suka cewek kek gini." batin Zain.
***
Maaf ya readers ku yang baik hati, ceritanya maju mundur semoga kalian paham. Tetap dukung karya Hani yaa ♡♡♡♡♡
Jangan lupa mampir dikarya Hani yang lain, lope lope se Kota de ♣︎♧♣︎♧♣︎♧♣︎