JANGAB LUPA IKUTU AKUN AUTHOR DAN LIKE KOMEN CERITA INI, MAKASIH💙✨
Keyla Azalea Adhitama dan Arka Arion Adhitama. Kedua remaja itu merupakan saudara sepupu, memiliki kemampuan di luar nalar, yaitu bisa melihat sosok tak kasat mata. Tidak jarang sosok-sosok itu akan menampakan wujudnya yang mengerikan di hadapan Arka dan Keyla, bukan tanpa alasan sosok-sosok itu menampakan wujudnya, namun ada tujuan lain kenapa mereka mendatangi Keyla dan Arka.
Yuk, ikuti ceritanya sampai tamat. Bagaimana perjalanan dua remaja yang menghadapi arwah penasaran yang kerap kali mendatangi mereka, untuk minta bantuan menyelesaikan urusannya di dunia. Dan bukan hanya itu, di cerita ini juga ada kisah percintaan anak sekolah yang manis, dan anak geng motor yang di ketua oleh Arka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tatatu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keyla pingsan
Dengan perlahan Keyla menurunkan tangannya yang menutup mulut. Lalu menatap ke bawah, terlihat dari celah pintu ada bayangan.
Tok tok.
"Di sinii?"
"Keylaa!!"
Bibir Keyla terkatup rapat badannya gemetar hebat, untuk bernafas pun rasanya takut.
Keyla yakin bayangan itu bukanlah manusia.
"Keylaa" Ucap mahluk itu lagi dengan suara lirih memenuhi indra pendengaran Keyla.
Wusssh.
Brak.
"Akkh"
Tiba-tiba angin kencang masuk begitu saja membuat pintu terbanting, Keyla langsung memejamkan mata.
"Keylaa"
Tubuh Keyla membeku dengan nafas memburu, wajahnya semakin pucat, keringat dingin membasahi tubuhnya.
Keyla rasa suara itu begitu dekat.
Tangannya terkepal kuat menyalurkan rasa takut. Perlahan Keyla membuka matanya.
Degh.
Mata Keyla terbelalak mulutnya menganga.
"Keylaa!!"
"AAARGHH"
Bruk
Keyla langsung terjatuh pingsan.
Ternyata sosok itu tepat di hadapan wajahnya, menyeringai dengan mulut berdarah menunjukkan wajah hancur penuh luka.
*****
"Putri!!"
Putri yang sedang berjalan sambil membawa seragam untuk Keyla seketika menghentikan langkahnya, ketika mendengar seseorang memanggil namanya, berbalik badan melihat siapa orang itu.
Mata Putri mengerjap.
"Farell." Gumam Putri, ternyata yang memanggilnya adalah Farell.
Deg
Deg
Jantung Putri berdetak kencang, menatap Farell yang sedang berjalan mendekatinya.
'Farell ngapain panggil gue?' Batin Putri sedikit heran, karena tidak biasanya cowok tampan itu memanggilnya.
Ah tidak. Mungkin ini kali pertama Farell memanggilnya.
Seketika putri berfikir, ternyata Farell tau dirinya hidup. Ya, karena Farell tidak pernah meliriknya, jadi Putri sedikit ragu jika Farell tau dirinya ada di sekolah ini.
"Farell ganteng banget lagii. Tolong jantung gue!!" Pekik Putri dalam hati.
Jantungnya semakin berdetak kencang ketika Farell semakin mendekatinya.
Mencekal erat baju seragam yang di bawahnya untuk menyalurkan rasa gugup.
Kini Farell berdiri di hadapan Putri, menatap datar tanpa ekspresi.
Blushh.
Wajah Putri tiba-tiba menghangat, gadis itu blushing hanya di tatap seperti itu oleh Farell.
Putri menundukan kepalanya gugup.
"Ini untuk Keyla" Tanpa basa-basi Farell menyodorkan sesuatu.
Putri pun langsung menatap tangan Farell yang menyodor ke hadapannya.
'Handuk?'
Ya, Farell menyodorkan sebuah handuk
Untuk apa Farell memberikan Keyla handuk? Dan dari mana cowok ini mendapatkan handuknya?
Entah lah Putri merasa Farell memperlakukan Keyla spesial. Ya, perhatian-perhatian kecil Farell membuat Putri curiga jika cowok ini menyukai Keyla.
Siapapun tau bagaimana cueknya Farell. Tapi dengan tiba-tiba berubah perhatian kepada seorang gadis.
Kening Farell sedikit mengerut ketika Putri hanya diam saja sambil menatap handuk di tangannya.
"Putri?" Panggil Farell dengan suara rendah.
Membuat Putri mengerjap, lalu tersenyum canggung.
"Emm, i-iya aku bakal kasih ke Keyla" Putri mengambil handuk itu dari tangan Farell.
Farell hanya mengangguk singkat.
"Emmm, kamu....dapet dari mana handuk ini?" Tanya Putri sedikit canggung dan ragu untuk mempertahankannya, tapi rasa penasarannya lebih besar.
Satu alis Farell terangkat. Apa gadis ini harus tau dari mana dirinya mendapatkan handuk itu?
"Daru rumah, itu masih bersih." Jawab Farell singkat padan dan jelas tanpa mau basa-basi.
Tapi Putri belum puas dengan jawaban Farell. Untuk apa Farell membawa handuk ke sekolah?
Dengan berani Putri menatap Farell.
"Kok lu bawa handuk ke sekolah?"
Rahang Farell sedikit mengeras, menatap datar Putri. Gadis ini terlalu banyak tanya.
"Apa gue harus jelasin semuanya?" Suara Farell berubah dingin dan datar.
Sungguh Farell tidak suka banyak bicara apa lagi dengan seorang gadis. Terkecuali dengan Keyla, bahkan Farell sendiri yang akan mencari topik jika bicara dengan Keyla.
"Eh."
Putri menggaruk kepalanya yang tidak gatal, tersenyum canggung. Kelihatannya dirinya terlalu banyak bicara.
"Emm. Maaf kalau aku banyak tanya" Ucap Putri kikuk.
"Cepat kasi handuk itu kepada Keyla, jangan sampai dia kedinginan dan sakit"
Setelah mengatakan itu Farell pun pergi.
Putri menatap punggung Farell yang sedang berjalan dengan satu tangan di masukan kedalam saku celana. Di koridor banyak siswa yang sedang menatap Farell kagum.
Farell memang setampan itu. Menurut Putri di Scary Tiger Farell lah yang paling tampan.
Ah tidak, mungkin sebelum Farell ada Arka.
Ya, Arka memang setampan itu. Tapi sayangnya Arka sudah memiliki seorang kekasih yang sangat posesif, bahkan para siswi tidak berani menatap Arka. Mereka takut kena semprot seorang Sasya, karena itu bisa sangat fatal.
"Kelihatannya Farell memang menyukai Keyla" Gumam Putri, wajahnya berubah sendu menatap lesu handuk di tangannya.
.....
"Cek, Gue bisa sendiri" Bunga merebut kapas dari tangan Gama.
Saat ini Bunga berada di UKS, duduk di pinggir brankar, sementara Gama duduk di sebelahnya.
Cowok itu berniat mengobati luka Bunga. Tapi Bunga tidak membiarkan Gama mengobati lukanya.
Gama menghela nafas wajahnya berubah lesu. Hati mungilnya sedikit terasa sakit terus mendapatkan tolakan, padahal niat Gama baik.
"Bub, gimana Bubu mau obati lukanya? kan nggak kelihatan?"
Bunga melirik Gama sekilas, lalu berdecak kesal.
"Bubu bubu, pala bapak lu Bubu. Nama gue Bunga, mau gue colok matanya haah?!!"
Mata Bunga melotot sambil menunjukan jari telunjuknya di hadapan wajah Gama seperti ingin mencolok mata Gama.
Bunga kesal, dengan se enak jidat Gama mengganti namanya.
"HAHAHAH" Tawa Febian yang sedari tadi di tahan langsung pecah.
"Hama memang harus di musnahkan Bunga!!"
Tatapan Gama langsung beralih menatap Febian yang sedang duduk di kursi dekat pintu UKS.
Gama berdengkus sebal.
"Berisik Lo, mau gue colok matanya." Ancam Gama sambil menunjukan jari telunjuknya, persis seperti yang di lakukan Bunga kepadanya.
Febian mengangkat sudut bibir atasnya sinis.
"Anjirrr, gue colok balik mata Lo." Tentu saja Febian tidak mau kalah.
"Lu berani sama gue?" Mata Gama melotot.
Febian tersenyum sinis, cowok itu bangkit dari duduknya.
"Ayo gelut." Tantang Febian sambil meninju-ninju udara.
"Waah, lu nantangi gue?"
Gama turun dari brankar tidak mau kalah.
"Gue gak takut sama Hama yang perlu di musnahkan di dunia ini"
Gama dan Febian terus adu mulut, sementara Bunga memejamkan mata dengan kedua tangan yang terkepal kuat, kembali membuka matanya. Menatap datar dua cowok yang sedang adu mulut.
"BERISIK KALIAN"
Teriak Bunga, langsung membuat dua cowok itu terdiam mengatupkan bibir tidak berani bicara lagi. Keduanya menatap Bunga yang terlihat marah.
Gama berjalan mendekati brankar, tersenyum kepada Bunga.
Wajah Bunga yang terlihat marah, semakin membuatnya tambah cantik dan lucu. Namun itu hanya di mata Gama.
"Galak banget, untung gue cinta!!" Ucap Gama sambil tersenyum lembut menatap Bunga.
"Berisik." Sentak Bunga membuat Gama kembali mengatupkan bibirnya rapat-rapat seketika tidak berani bicara lagi.
Jika sudah seperti ini Gama tidak bisa menggoda lagi, yang ada Bunga semakin murka.
Ini yang membuat Gama suka dengan Bunga. Selain mempunyai sifat dingin dan cuek, gadis ini juga sangat galak, tidak seperti gadis-gadis di luar sana, membuat Gama tertantang, ingin mendapatkan cintanya.
Sementara Febian menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir.
Bisa-bisanya di dunia ini ada gadis seperti Bunga yang galaknya minta ampun.
Tatapan Febian berlatih menatap Gama. Dan bisa-bisanya sahabatnya suka dengan cewek galak seperti Bunga.
Seharusnya nama dan sifat itu sama dong. Bunga kan cantik enak di pandang inda dan mendamaikan. Lah ini si Bunga, karakternya tidak sesuai dengan nama.
Ah, mungkin Bunga itu seperti Mawar. Ya, Bunga mawar yang indah di pandang tapi jika di sentuh akan melukai, seperti tertusuk durinya.
Bunga, wajahnya cantik tapi memiliki sifat galak.
"Ngapain lo tatap gue?"
Sadar di tatap aneh oleh Febian, Bunga langsung menatap cowok itu tidak ramah.
Gama mengerjap terkejut, Febian menatap Bunga-nya? Ini tidak boleh di biarkan, yang ada Febian menyukai Bunga lalu menjadikannya pacar yang ke dua puluh.
Langsung menatap Febian tidak suka.
"Lu natap cewek gue, Febian?" Gama tidak terima pujaan hatinya di tatap oleh temannya sendiri.
Febian berdengkus, memutar bola matanya jengah. "Taik, gue punya mata kali. Udah ah disini gue pusing ngadepin dua mahluk tukang marah seperti kalian berdua!!"
Dengan kesal Febian berjalan keluar dari UKS meninggalkan Gama dan Bunga.
"Siapa juga yang suruh lu ikutin gue sama Bebeb Bunga" Teriak Gama sambil menatap Febian dari jendela kaca.
Febian tidak menyahuti hanya menunjukan jari tengahnya ke arah jendela dan sudah di pastikan Gama melihatnya.
"Lu juga ngapain di sini? Sana pergi jangan ganggu gue." Usir Bunga tak berperasaan, tapi tidak membuat Gama tersinggung sedikit pun.
Tatapan Gama beralih menatap Bunga. Wajahnya berubah memelas.
"Ya elah ayang!! Masa di usir sih. Kan aku mau obati luka kamu!!"
Sungguh mendengar ucapan Gama membuat Bunga merinding. Ingin sekali muntah mendengarnya.
Entah mimpi apa Bunga di kejar-kejar cowok seperti Gama. Tentu saja tipe Bunga itu bukan seperti Gama, si cowok petakilan suka membuat keributan, ah satu lagi Playboy.
Tipe Bunga itu cowok cool tidak banyak tingkah tidak banyak bicara dan setia, cukup satu cewek.
......
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN VOTE DAN IKUTI AKUN AUTHOR, makasih yang udah mau membaca🤗🙏