Pembalasan Mantan Istri Ku

[Bella: Sudah cukup! Kalian bersikap kekanak-kanakan sekali.]

Begitu Bella mengirim pesan pada grup itu, kedua saudara itu langsung berperilaku baik.

[Bella: Justin sedang menyelidiki kita karena dia mungkin curiga dengan identitas Axel. Axel membelaku dua kali, dan Justin mungkin menyadari bahwa Asher tidak akan bertindak seperti itu.]

Mata Bella yang cerah meredup saat dia menggoyangkan anggur merah di gelas,

[Bella: Kalau begitu, tidak perlu menyembunyikannya lagi. Aku akan memberinya jawabannya.]

Dalam sekejap mata, akhir pekan pun tiba. Di bawah tekanan publik, Gold Corporation memutuskan untuk mengadakan konferensi pers di hotel bintang lima dan mengundang banyak wartawan.

Gold Corporation adalah perusahaan kecil lokal yang tidak memiliki banyak pengaruh dalam industri tersebut. Namun, keluarga Gold tiba-tiba menjadi pusat perhatian publik dalam semalam dan mendapat perhatian yang belum pernah terjadi sebelumnya karena Rosalind mengumumkan pernikahannya dengan Justin.

Saat ini, sebuah Maybach hitam terparkir di pinggir jalan di seberang pintu masuk hotel.

Justin menonton siaran langsung konferensi pers melalui iPad-nya.

“Tuan Salvador, saya pikir ketua telah mencoba memberi petunjuk kepada Anda untuk membantu keluarga Gold selama beberapa hari terakhir.”

Ian berkata dengan khawatir, "Jika kau terus melawan ketua, apakah itu akan memengaruhi hubunganmu dengannya? Aku khawatir Nyonya Shannon akan mengambil kesempatan untuk mencemarkan nama baikmu lagi."

“Aku tidak peduli jika dia melakukannya. Aku tidak akan membantu keluarga Gold.”

Justin tampak acuh tak acuh saat melanjutkan, “Ayahku dan aku tidak punya banyak hubungan sejak awal, jadi itu tidak memengaruhi apa pun.”

Ian menghela napas lega.

Justin sudah menjelaskan pendiriannya dengan jelas. Dia selalu terisolasi di keluarga Salvador, dan dia tidak punya

seseorang untuk berbagi emosinya. Tak lama kemudian, konferensi pers dimulai.

Di bawah tatapan semua orang, Zeke melangkah ke panggung dengan setelan jas hitam. Ia tampak angkuh dengan dagu terangkat. Ia merasa marah karena harus mengadakan konferensi pers ini.

“Seperti yang kalian semua tahu, Gold Corporation memiliki 32 toko Alia Furniture di Savrow dan lebih dari 400 toko di seluruh negeri. Kami selalu memiliki reputasi yang baik di industri ini. Berita negatif semacam ini terjadi karena seseorang dengan jahat menyebarkan rumor untuk mencoreng citra merek kami.”

Ian menatap layar dan mengejek. “Tuan Gold benar-benar hebat. Dia masih bisa terlihat percaya diri meskipun produknya memiliki masalah kualitas yang serius. Sungguh tidak tahu malu!”

Justin tidak berkata apa-apa. Alisnya berkerut erat.

“Tetapi KS World Hotel adalah yang pertama kali mengungkap masalah kualitas Alia Furniture. Semua orang tahu reputasi mereka. Mereka tidak pernah mencemarkan nama baik atau mencoreng citra perusahaan lain selama puluhan tahun beroperasi, jadi menurut saya masalah dengan Alia Furniture bukan sekadar kampanye kotor, bukan?” Seorang wartawan tiba-tiba bertanya dengan nada mengejek.

Wajah Zeke langsung berubah muram. “Alia Furniture sudah berdiri lebih dari sepuluh tahun. Saya cemas dan patah hati karena hal seperti ini baru pertama kali terjadi.”

“Jadi, apakah Anda mengakui bahwa ada masalah kualitas dengan produk Anda? Jika saya ingat dengan benar, keluhan serius diajukan pada awal tahun lalu. Saya pikir semua orang di sini mungkin memiliki kesan dari insiden tersebut.”

Pernyataan wartawan itu menggugah ingatan semua orang. Wajah Zeke berubah muram saat dia mengepalkan tangannya karena marah.

Di tempat parkir bawah tanah, Bella sedang duduk di dalam mobil sport, menonton siaran langsung di ponselnya. Dia mengerucutkan bibir merahnya dengan puas.

Tak seorang pun yang menduga bahwa Bella telah mengatur agar wartawan itu bergabung dalam konferensi pers dengan pertanyaan-pertanyaan yang berat.

"Dalam dua tahun sejak Zeke menjabat sebagai presiden Gold Corporation, dia telah melakukan apa pun yang dia inginkan tanpa rasa bersalah dan menghambur-hamburkan kekayaannya. Perusahaan mereka sering mengalami masalah, dan kekayaan keluarganya hampir habis."

Steven tertawa mengejek. "Aku tidak menyangka dia begitu berani berbohong terang-terangan di konferensi pers. Dia pikir tidak ada yang bisa mengalahkannya, ya?"

“Dia pikir dia punya kartu truf. Itu sebabnya dia berani bicara omong kosong.”

Bella menyipitkan matanya, tampak cerdik. Dia mengeluarkan sepotong cokelat dari saku jas Steven, membuka kertas timah, mematahkan sepotong kecil, dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

“Lihat saja. Jika kita memaksanya sedikit, dia akan menunjukkan kartu asnya. Maka kesempatan kita akan datang.”

Setelah Bella selesai memakan coklat itu, sambil bercanda ia memasukkan sisa setengah batang coklat itu ke dalam saku jas Steven dan menepuk-nepuk dadanya.

“Hm. Kamu cukup bugar.”

Jantung Steven berdebar kencang. Pipinya hangat, dan mulutnya kering karena dia menggodanya.

Steven empat tahun lebih tua dari Bella. Saat itu, ayah Steven adalah kepala departemen hukum KS Group dan selalu dihormati oleh Wyatt. Jadi Steven sering mengunjungi Yara Park saat dia remaja.

Steven masih ingat saat pertama kali bertemu Bella di taman belakang Yara Park. Ia melihat seorang gadis kecil cantik berkostum sedang berjingkrak-jingkrak dari kejauhan.

Dia pikir dia berhalusinasi, jadi dia mengusap matanya. Namun malaikat kecil itu "terbang" ke arahnya. Dia mengenakan kostum malaikat putih bersih, dan dia tampak sangat halus.

“Hei, kamu punya permen?” Bella turun dari papan luncurnya, menginjak tepinya, dan meraihnya dengan satu gerakan halus.

"Hah?"

Steven panik. Diam-diam dia mengutuk dirinya sendiri karena memiliki pikiran-pikiran kotor tentang seorang gadis kecil.

Namun gadis itu sungguh menakjubkan. Dia tampak seperti seorang dewi. Siapa pun yang memandangnya akan terpesona olehnya.

"Sudahlah…"

Bella mendesah kecewa, meletakkan papan luncurnya, dan hendak pergi, tetapi Steven menarik lengannya.

Lengannya begitu kurus sehingga jari-jarinya bisa melingkarinya.

"Tunggu."

Steven mengerutkan bibirnya, mengeluarkan sepotong cokelat dari sakunya, dan menyerahkannya padanya. “Apakah ini baik-baik saja?”

“Ya! Terima kasih banyak!”

Bella tersenyum lebar, mengambil cokelat itu, membuka bungkusnya, dan menggigitnya.

Matanya yang menawan menyipit karena gembira. Sejak saat itu, setiap kali Steven pergi ke Yara Park, ia selalu membawa coklat atau permen, seperti gerobak jajan keliling.

Dia meneruskan kebiasaan ini sampai sekarang. Selama Bella menginginkan sesuatu yang manis, dia akan mendatanginya.

Konferensi persnya berlangsung intens. Zeke merasa gelisah. Ia menatap reporter itu dan berkata dengan marah, “Saya akan mengatakannya lagi untuk terakhir kalinya.

Tidak ada masalah kualitas dengan produk Gold Corporation! Saya bersumpah demi hidup saya!”

"Karena ini bukan masalah kualitas, mengapa hotel-hotel KS Group di seluruh negeri membatalkan semua pesanan mereka dengan perusahaan Anda dalam semalam? Tuan Gold, Anda seharusnya memberi masyarakat penjelasan yang masuk akal tentang masalah ini." Tatapan mata reporter itu tajam, dan dia menolak untuk melupakan topik ini.

Komentar-komentar pada siaran langsung itu tiada henti.

[Dia bersumpah demi hidupnya, ya? Sepertinya dia mengatakan yang sebenarnya jika dia serius.]

[Mungkin hidupnya tidak bernilai sepeser pun.]

[Pokoknya, saya akan tetap mengembalikan produk-produk itu terlepas dari masalah kualitasnya. Lihat saja wajahnya yang menyebalkan dan angkuh! Siapa pun yang ada di departemen humas mereka harus mencari pembicara yang lebih baik.]

“Kau ingin penjelasan, ya? Baiklah, aku akan memberimu penjelasan!”

Mata Zeke tiba-tiba menjadi sinis. “Saya jadi introspeksi diri karena kejadian ini, dan memang itu kelalaian manajemen saya. Lagi pula, ada ratusan toko Alia Furniture di seluruh negeri, dan saya tidak mungkin memeriksa semuanya. Beberapa karyawan saya merugikan kepentingan perusahaan saya karena keinginan egois mereka sendiri. Saya sudah berurusan dengan orang-orang yang terlibat dan menghukum mereka dengan serius begitu saya mengetahuinya. Saya juga sudah memikirkan semua cara yang mungkin untuk menebus kesalahan. Namun seperti kata pepatah, butuh dua orang untuk berdansa tango. Kalau bukan karena seseorang di KS Group yang menyuap staf saya, apakah semuanya akan jadi seperti ini? KS Group sekarang ingin menyalahkan perusahaan saya sepenuhnya. Tidakkah kalian semua berpikir bahwa ini keterlaluan?” Semua orang terkejut mendengarnya.

“Zeke benar-benar bisa berbohong tanpa hati nurani. Bagaimana dia bisa menyalahkan KS Group? Sungguh tidak tahu malu!” Ian menatap wajah Zeke yang tidak tahu malu dan mulai merasa kasihan pada keluarga Thompson. Mata Justin suram dan tajam seperti pisau.

“Buktikan bukti yang kukumpulkan!” perintah Zeke.

Dalam sekejap, foto dan laporan bank muncul di proyektor.

“Ini adalah rekaman obrolan antara Michael Gordon, wakil presiden Savrow's KS World Hotel, dan manajer umum Alia Furniture. Ada juga foto-foto pertemuan pribadi dan bukti suap yang diterima Michael. Semua ini tidak ada hubungannya dengan Gold Corporation. Michael, seorang eksekutif senior KS World Hotel, diam-diam berkolusi dengan karyawan saya untuk membeli produk murah. Itulah sebabnya keributan ini terjadi. Keluarga saya adalah korban di sini! KS Group mencoba melindungi diri mereka sendiri dengan menyeret kami ke dalam masalah. Bagaimana mungkin konglomerat besar seperti mereka menindas perusahaan kecil seperti kami? Kami harus melindungi hak dan kepentingan kami dengan menggunakan hukum untuk melawan mereka!”

Zeke menjadi lebih bersemangat. Wajahnya memerah, dan dia juga yakin dengan ucapannya.

Ia berpikir, 'Si jalang Thompson itu tidak akan pernah menyangka hal ini akan terjadi, kan? Aku yakin dia pasti tercengang!'

Michael adalah domba yang telah direncanakannya untuk dikorbankan sejak awal. Karena itu, Zeke telah meninggalkan jejak dan mengumpulkan bukti sejak awal interaksi mereka, menunggu untuk menggunakannya pada saat kritis untuk melakukan serangan balik menyeluruh.

Ian mengepalkan tangannya. “Sudah berakhir. Tiba-tiba, masyarakat kembali mengkritik KS Group, mengatakan bahwa mereka memonopoli pasar dan tidak membiarkan usaha kecil bertahan hidup.”

Justin mengerutkan kening. Wajahnya menjadi dingin. Tepat saat Zeke mulai terbawa suasana, pengeras suara di ruang perjamuan berdecit.