"Devina, tolong goda suami Saya."
Kalimat permintaan yang keluar dari mulut istri bosnya membuat Devina speechless. Pada umumnya, para istri akan membasmi pelakor. Namun berbeda dengan istri bosnya. Dia bahkan rela membayar Devina untuk menjadi pelakor dalam rumah tangganya.
Apakah Devina menerima permintaan tersebut?
Jika iya, berhasilkah dia jadi pelakor?
Yuk simak kisah Devina dalam novel, Diminta Jadi Pelakor
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Penjelasan Gilang
Ayah kandung Gilang dan tuan Aksa adalah sahabat lama. Disaat-saat terakhir hidupnya, ayah kandung Gilang menghubungi tuan Aksa. Dia meminta sahabatnya itu untuk menjaga Gilang dan istrinya. Hanya menjaga. Karena kehidupan Gilang dan istrinya tidak akan kekurangan. Ayah kandung Gilang adalah pemilik Hans Company.
Tuan Aksa yang sebenarnya sudah lama memiliki rasa dengan ibu kandung dari Gilang dan si kembar Langit dan Bumi itu, memutuskan untuk menikahi janda sahabatnya. Ibu Gilang bersedia, karena tuan Aksa mengatakan bahwa itu adalah permintaan terakhir suaminya.
Namun sayang, pernikahan itu tidak direstui. Ibu dari tuan Aksa tidak setuju jika tuan Aksa menikahi ibunya Gilang.
"Kamu itu ngapain menikahi janda miskin. Kamu tidak punya kewajiban untuk merawat dan menafkahi mereka. Apalagi untuk menikahinya. Kamu itu tampan dan mapan, cari gadis yang setara dengan kita," ucap ibu tuan Aksa, setelah tahu putranya menikahi janda dari sahabatnya.
"Aksa mencintainya Bu," jawab tuan Aksa.
"Cinta itu dengan orang setara. Cinta apanya sama janda anak satu. Kamu itu hanya kasihan saja. Beri saja mereka uang, setelah itu kamu biarkan mereka hidup sendiri."
Ibu tuan Aksa terus saja memaksa putranya untuk menceraikan ibunya Gilang. Karena yang dia inginkan sejak dulu yang jadi menantunya adalah tante Meri.
Tuan Aksa mengabaikan permintaan ibunya. Apa lagi istrinya saat ini sudah mengandung benih darinya. Mengetahui hal tersebut, ibu tuan Aksa mengajak Meri bekerja sama. Kedua wanita beda usia itu memfitnah ibunya Gilang. Mereka mengatakan bahwa, ibu Gilang telah selingkuh dengan pria lain. Dan anak yang wanita itu kandung bukanlah anak dari tuan Aksa.
Tuan Aksa tidak percaya dengan fitnah tersebut. Dia sangat mengenal seperti apa istrinya. Karena tuan Aksa tidak percaya dengan semua yang mereka katakan. Maka, ibu tuan Aksa dan Meri menyusun rencana baru.
Mereka membayar seseorang untuk menculik ibu Gilang, Gilang dan kedua bayinya. Tapi mereka kesulitan untuk membawa Gilang. Karena anak itu selalu bersama tuan Aksa. Akhirnya mereka hanya menculik ibunya Gilang dan kedua adik kembarnya.
Tidak ada yang menduga, saat dalam perjalanan menuju tempat pengasingan, terjadi kecelakaan. Kedua bayi kembar hilang tanpa jejak, sementara sang ibu nyawanya tidak tertolong.
Yang sangat terpukul dengan kejadian itu tentu saja Gilang. Dia sudah kehilangan ayahnya, dia juga harus kehilangan ibu dan kedua adiknya. Tuan Aksa sangat menyayangi Gilang, sebagai penerusnya, dia memberikan nama Cakrawala sebagai nama keluarga Gilang.
Gilang hidup dengan baik bersama tuan Aksa. Namun ibu tuan Aksa, terus saja meminta tuan Aksa menikah dengan Meri, agar mereka mendapatkan keturunan. Tuan Aksa merasa tidak butuh keturunan, karena dia sudah memiliki Gilang yang sudah dia anggap sebagai putranya sendiri. Namun tuan Aksa terus dipaksa. Akhirnya dia pun menikah dengan Meri.
Masalah mulai terjadi. Setelah menikah dengan Meri, tuan Aksa terpaksa mengungsikan Gilang ke rumah tuan Aksa yang lain. Rumah yang sangat sederhana. Tuan Aksa tidak ingin Meri yang merawat Gilang. Gilang kecewa. Tapi bukan rumah sederhana itu yang membuat Gilang kecewa. Melainkan dia terpisah dari tuan Aksa, pria yang dia kagumi.
Gilang kecil saat itu hanya bisa menerima keadaan dan tidak bisa berbuat apa-apa, karena dia tidak punya kuasa. Semua berubah setelah Gilang berusia tujuh belas tahun. Seorang pria paruh baya datang menemuinya. Lalu menyerahkan Hans Company pada Gilang, sebagai pewaris satu-satunya.
Pria itu adalah ayah dari Eki. Orang yang dipercaya oleh ayah Gilang untuk mengurus perusahaan, selama Gilang belum dewasa. Dan akan diserahkan pada Gilang setelah berusia tujuh belas tahun. Perintah tersebut bukan hanya perintah berdasarkan lisan, tapi juga dalam bentuk tertulis dan sah secara hukum.
Sepertinya ayah kandung Gilang sudah punya firasat, hidupnya tidak akan lama. Sehingga dia sudah menyiapkan masa depan untuk putranya. Sampai memikirkan wali untuk mengelola warisan milik Gilang.
Tuan Aksa sendiri tidak tahu, jika Hans Company adalah milik ayah kandung Gilang. Dan perusahaan itu hanya perusahaan kecil sebelumnya, tidak ada apa-apanya di bandingkan Cakrawala Company.
Dulu Gilang bertanya pada dirinya sendiri. Mengapa ayahnya mempercayakan perusahaan pada orang lain, bukan kepada tuan Aksa? Padahal ayahnya menitipkan Gilang dan ibunya pada tuan Aksa. Jawaban pertanyaan Gilang dimasa lalu itu baru terjawab saat ini. Gilang kecewa setelah tahu jawabannya. Pria yang dia kira baik itu, telah membohongi dirinya selama ini.
Sejak kursi kepemimpinan Hans Company diduduki Gilang, perusahaan itu berkembang pesat. Sekarang Hans Company sudah mengalahkan Cakrawala Company.
"Jadi sekarang kamu bekerja di perusahaan milik ayahnya Gilang," ujar bunda Helen memastikan lagi.
"Hanya sementara Bun. Sampai kami bisa mengambil alih Cakrawala Company untuk Langit dan Bumi," sahut Gilang.
"Kamu akan memecat Devi setelah dia berhasil membantu kamu. Enak saja!" Bunda Helen kesal mendengar ucapan Gilang.
"Bunda," tegur ayah Dewa.
"Tidak apa-apa Yah." Gilang menahan ayah Dewa yang akan kembali bicara.
"Bunda, Saya memang akan memecat Vivi. Karena Saya tidak ingin dia bekerja. Cukup duduk manis saja di rumah sebagai istri Gilang. Setelah kami berhasil mengambil Cakrawala Company untuk Langit dan Bumi, izinkan Saya menikah dengan putri Bunda,"
Bukan hanya bunda Helen dan ayah Dewa saja yang terkejut mendengar penjelasan Gilang. Devina pun sama. Lebih ketidak percaya dengan keberanian Gilang yang memintanya menjadi istri.
"Kalau itu terserah Devi," jawab bunda Helen.
Gilang melihat pada Devina yang juga sedang melihat padanya. "Bagaimana Sayang?" tanyanya.
Devina memalingkan wajah. Dia malu pria itu memanggil sayang didepan kedua orang tuanya. Untung saja kedua adik kembarnya tiba tepat waktu, sehingga Devina tidak perlu menjawab pertanyaan Gilang. Namun atmosfer seketika berubah.
Suasana hening yang tercipta. Gilang saling tatap dengan kedua adiknya. Selama ini pria itu merasa ada sesuatu yang berbeda dengan kedua adik Devina itu. Sekarang Gilang mengetahui penyebabnya. Ada darah yang sama yang mengalir dalam tubuh mereka.
Seolah ada yang mengomando, ketiga saudara itu sama-sama berjalan mendekat. Lalu berpelukan. Devina meneteskan air mata melihat hal tersebut. Terharu, bahagia, dan sedih bercampur menjadi satu.
Gilang sampai malam berada di kediaman ayah Dewa. Bukan untuk bersama Devina, melainkan membantu Langit dan Bumi. Mereka sedang menghapus semua berita tentang Devina yang menjual adiknya demi harta.
Karena Devina merasa dia tidak melakukan hal yang dituduhkan itu, dia merasa santai saja. Tapi orang-orang yang sayang padanya tidak bisa terima, Devina difitnah.
Keesokan harinya, tante Meri menatap kesal pada smartphone miliknya. Dia kesal, berita tentang Devina menghilang begitu saja. Setiap kali dia mengangkat berita tentang Devina, secepat itu juga menghilang. Belum lagi teror yang dia terima. Sangat menggangu pikirannya.
"Bagaimana bisa hilang secepat itu?" tanya tante Meri pada orang yang dia bayar untuk menyebarkan berita bohong tentang Devina.
"Saya tidak mau tahu, kalian angkat terus berita tentang gadis itu," ucapnya memberi perintah. Setelah tidak puas dengan jawaban dari orang bayarnya.
Devina harus terpuruk, agar dia tidak bisa membantu Langit dan Bumi merebut Cakrawala Company. Istri tuan Aksa itu tidak ingin Cakrawala Company jatuh ke tangan Langit dan Bumi, pewaris Cakrawala yang sebenarnya. Wanita itu menginginkan Cakrawala Company jadi milik putrinya. Tapi Devina menghancurkan semua rencananya, sejak gadis itu menjadi sekretaris Gilang.
"Apa yang sedang kamu lakukan Meri?" tanya tuan Aksa begitu mengetahui istrinya dalang dari fitnah kepada Devina.