Kenzo Abriano sang mafia datang kenegara X untuk bertemu ibunya, ia tidak menyangka hari pertama kedatangan dia dituduh melakukan pembunuh, untuk membersihkan namanya ia harus berkerja sama dengan polisi, bagaimana ia akan menghadapinya saat orang terdekat dan tersayang menjadi terancam karena keterlibatannya mengungkap kematian saudaranya yang tidak memiliki kejelasan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Loka Jiwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 mengulas masa lalu
Kenzo sedang melihat laporan masuk dan menandatanganinya sudah dua hari dia berkerja, Yura hanya menemani ruangan juga sesekali membantu, dia tidak pernah jauh dari Kenzo, dia selalu memperhatikan siapa yang keluar masuk kedalam ruangan Kenzo, Kenzo sudah terbiasa jadi ia tidak mempermasalahkan itu. Tiba-tiba Han mengirim pesan agar mereka datang kesebuah komplek perumahan, Kenzo dan Yura bergegas kesana sehingga meninggalkan pekerjaannya.
Arthur mengamuk karena Kenzo pergi tanpa memberitahu dirinya, Kenzo mengabaikannya ia sudah sampai dilingkungan komplek perumahan rumah susun. Han, Adriana dan Calvin sudah menunggu disana, Mereka bertiga terheran melihat Kenzo dan Yura memakai jas menemui mereka.
" Apa kau seorang CEO?" sindir Han melihat mereka memakai jas.
" Benar." jawab Kenzo santai membuat mereka tenganga mendengar pengakuan Kenzo seolah yang dikatakan itu benar.
" Aku ingat kau pernah mengatakan Kenzo mencari tau tentang keluarga 20 tahun yang lalu, aku dan Han menyelidiki dimana mereka tinggal setelah diusir dari panti asuhan, pria dilantai 4 adalah orang yang mengetahui dimana anak itu diadopsi." jelas Adriana tidak ingin memusingkan pakaian yang dipakai Kenzo. kenzo memang sudah menceritakan pada mereka apa yang sedang diselidiki Kenza, mulai dari foto hingga keluarga itu, ia juga menceritakan apa yang disampaikan oleh wanita dirumah sakit, karena itu Kenzo meminta mereka mencari tau apapun yang berkaitan dengan keluarga itu.
" Hei nona berwajah datar, kalian dari mana kenapa memakai jas seperti itu?" tanya Han, Yura memutarkan bola matanya malas, ia sudah terbiasa dipanggil Han nona berwajah datar jadi ia tidak marah.
" Bekerja."
" Bekerja? Kenzo sudah mendapatkan pekerjaan? Dimana?" kata Han dan Calvin serempak. Mereka berdua penasaran, Kenzo menatap aneh kedua orang itu.
" Kukira kau sudah tau?" kata Kenzo menatap Calvin.
" Aku? Kapan?..." dia kembali mengingat apa yang ia katakan dan baru ia menyadari bahwa ia pernah menyebut dua perusahaan besar properti pada Katrina.
" Jangan bilang kau benar-benar pemilik... Aku hanya bicara omong kosong pada Katrina." katanya tidak percaya bahwa Kenzo benar-benar CEO disana.
" Kau benar-benar CEO?" tanya Adriana yang juga tidak percaya. Kenzo menghela nafas lalu masuk tanpa menjawab mereka yang memasang ekspresi tidak percaya, ia menuju kelantai empat menggunakan tangga karena tidak ada lift, mereka mengikuti dari belakang sambil bertanya bermacam-macam karena masih tidak percaya.
" Kalau kau CEO, kenapa ibumu tinggal dirumah sederhana?" tanya Han, Kenzo memutar bola matanya malas. Calvin segera menutup mulut Han yang masih ingin bertanya tentang keluarga Kenzo. Jika ia menyinggung ibunya lagi Kenzo mungkin akan menendang Han dari lantai 4 ke bawah.
" Tempat ini banyak preman dan ini adalah markas mereka, kebanyakan polisi tidak berani kesini karena dipukuli mereka, markas penjudian dan transaksi narkoba sering terjadi di sini." kata Adriana hati-hati.
Melihat kedatangan mereka, banyak penghuni bangunan menatap mereka dengan mengintimidasi, mereka berpura-pura tidak melihat apa yang dilakukan para penghuni bangunan. Setiap pintu bangunan terbuka dan dapat dilihat apa yang mereka lakukan, ada yang berjudi bermabuk sehingga bangunan ini terlihat tidak terurus.
Mereka terus menuju lantai 4, orang-orang berbadan besar membawa tongkat besi mengikuti mereka menuju lantai 4. Kenzo tidak memperdulikan mereka dan terus menuju lantai 4. Han dan Calvin sudah waspada saat melihat orang yang berjumlah 8 itu mengikuti mereka sampai keatas.
Mereka Sampai kelantai 4, Kenzo tidak terkejut ketika melihat belasan orang sudah berdiri dikoridor dengan tongkat besi ditangannya.
" Apa orang yang kita cari adalah ketua preman?" tanya Kenzo pada Adriana.
" Ku dengar dia yang menjual anak itu pada sebuah keluarga, karena itu kita harus mengintrogasinya, dia memang ketua preman." katanya Adriana cengengesan melihat wajah serius Kenzo.
Seorang pria maju dengan wajah sangar dan berbadan besar menatap mereka. " Apa kalian tidak takut mati? beraninya polisi datang kemari." katanya menyunggingkan senyum hingga tampak jahat dilihat. Yura maju kedepan.
" Aku tidak ingin lama, 3 menit, jangan dibunuh." kata Kenzo, Yura mengangguk. Kenzo menarik Adriana ketepi, Yura segera maju kedepan, Han dan Calvin menyerang dibelakang. Pertempuran pecah, Adriana ingin membantu Han dan Calvin tetapi ditahan Kenzo.
" Kita menonton saja." Adriana langsung memukulnya.
" Bagaimana mereka bisa menghadapi begitu banyak..." ia tidak menyelesaikan kata-katanya saat melihat Yura sudah hampir menumbangkan mereka semua, matanya membulat sempurna melihat bagaimana Yura menyerang mereka hanya dengan satu pukulan mereka langsung tumbang, Calvin dan Han terlihat kewalahan menghadapi 8 orang itu.
2 orang bergegas Ingin menyerang Kenzo dan adriana yang berada disamping, tetapi belum sampai ia ingin menyerang Yura lebih dulu menyerang hingga terlempar, Adriana terpana, dia tidak menyangka bahwa pria yang sering dipanggil nona oleh Han akan sekuat ini. Adriana membayangkan jika ia benar-benar marah pada Han yang memanggilnya nona apakah Han akan tewas oleh satu pukulannya saja, beruntung Yura adalah bawahan Kenzo.
Yura sudah menumbangkan didepan, ia sudah berlari kebelakang membantu Han dan dan Calvin, kedua orang itu sudah tercengang melihat semua orang sudah tumbang mengeluh kesakitan dibawah setelah dihajar Yura. Kenzo melihat jam tangannya dan tepat sudah 3 menit Kenzo tersenyum. Han menatap Yura dengan kagum.
" Apa kau mau mengajari beladirimu nona berwajah datar?" kata Han bersemangat setelah melihat bagaimana Yura menghajar mereka. Yura hanya mendengus.
" Ayo." kata Kenzo, Calvin langsung maju dan menendang pantat Kenzo hingga pria itu hampir terjungkal kedepan. Kenzo menoleh padanya dengan senyuman.
" Tidak setia kawan." kata Calvin kesal.
" Yura bisa menyelesaikannya, kenapa aku harus turun tangan." kata Kenzo.
" Kau tidak lihat kami dipukul ha? Kau benar-benar..." Ia mengepalkan tinju menahan kesal pada Kenzo yang hanya menonton mereka berkelahi. Yura menatap tajam pada Calvin dan siap mengepalkan tinjunya.
" Aku tidak menerima penyerangan apapun pada tuanku, jika itu terjadi lagi aku akan mematahkan kakimu." kata Yura mengintimidasi, Nyali Calvin langsung ciut ia merinding melihat tatapan Yura padanya apalagi setelah melihat Kekuatannya.
" Tidak apa-apa?" kata Kenzo menepuk pelan pundak Yura.
" Tuan muda memiliki cedera di pinggang, jika tendangan tepat mengenai pinggul maka itu akan membuka luka lama, jika aku tidak ingat dia teman tuan muda, aku benar-benar akan mematahkan kakinya." kata Yura.
" Hah?" Calvin, Han dan Adriana menoleh pada Kenzo. Mereka tidak tau kalau Kenzo memiliki cedera parah pada pinggang, Calvin merasa bersalah.
" Mereka tidak tau." kata Kenzo.
" Maafkan aku, aku tidak tau." kata Calvin menyesal, jika ia tau ia tidak akan melakukannya.
" Ha, tidak apa-apa, itu hanya luka lama, Yura suka membesar-besarkan masalah, aku benar-benar tidak apa-apa." kata Kenzo melihat penyesalan yang mendalam diwajah Calvin.
" Karena cedera itu tuan muda tidak bisa berdiri selama 6 bulan, jika dia menendang mengenai pinggul, tuan muda akan lumpuh seumur hidup." kata Yura.
" Kau..." kenzo langsung menunjuk wajah Yura, Calvin hampir menangis mendengarnya, ia semakin merasa bersalah. Kenzo menghela nafas. padahal lukanya tidak terasa lagi, tetapi memang tempat itu adalah area sensitif yang tidak bisa dibentur keras karena akan membawa luka lama.
Adriana melihat pada Kenzo, dia juga merasa khawatir saat mendengar apa yang dikatakan Yura, Kenzo mengelus kepala gadis itu melihat wajah khawatirnya.
" Aku benar-benar sudah sembuh, tidak perlu khawatir, lagipula Calvin menendang pelan." kata Kenzo tersenyum.
" Apa itu sakit?" tanya Adriana, Kenzo menghela nafas, melihat wajah teman-temannya satu persatu yang khawatir.
" Tidak, aku benar-benar sudah sembuh, berhenti khawatir, Ayo" kata Kenzo. Mereka serempak mengangguk lalu menuju kamar untuk mencari orang yang mereka inginkan.