Arya, seorang pria yang memiliki istri yang sangat cantik dan juga memiliki seorang putera yang masih balita harus menelan pil pahit saat mengetahui sang istri dijodohkan oleh keluarganya dengan pria kaya raya.
Hal yang menyakitkannya, sang istri menerima perjodohan itu dan berniat melangsungkan pernikahan meskipun mereka belum sah bercerai.
Semua itu karena Arya dianggap pria miskin dan tak layak mendampingi Tafasya yang cantik dan memiliki body sempurna.
Bagaimana kisah selanjutnya, maka ikuti novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode-22
Arya terbangun dari tidurnya saat suara dering ponselnya berbunyi dengan nyaring.
Ia meraih benda pipih tersebut, dan menggeser tombol hijau layar. "Ya, ada apa?" tanyanya dengan nada serak khas bangun tidut. Ia menyingkap tirai jendela, dan hari masih gelap, sepertinya hampir subuh.
Terdengar seseorang memberikan informasi tentang perusahaan milik Arya yang saat ini sedang berada dalam ancaman seseorang.
Mereka menyebarkan fitnah jika produk yang diproduksi mengandung bahan yang berbahaya dan dapat merusak ginjal bagi siapa saja yang mengkonsumsinya, terutama anak-anak, karena makanan produk mereka dipasarkan dengan target anak-anak.
Arya mengakhiri panggilan tersebut. Lalu meraih laptopnya dan melakukan pencarian diapplikasi google untuk menemukan artikel yang tersebar tentang produknya.
Bahkan tanpa ia duga, beberapa konten kreator ikut memposting dan menyebarkan berita tersebut, dan dampaknya pasti sangat signifikan untuk penjualannya.
Tentu saja hal ini berpengaruh pada pendapatan dan keuntungannya.
Ia menghentikan pencariannya. Sayup-sayup terdengar suara adzan berkumandang. Ia tahu jika semua permasalahannya akan terselesaikan dengan memohon pertolongan pada Rabb-Nya. Ini bukan tentang untuk dirinya saja, tetapi ada banyak orang yang harus ia selamatkan dari pemutusan hubungan Kerja.
Ia mencoba untuk tenang, dan memastikan semuanya akan baik-baik saja.
******
Arya melakukan meeting mendadak. Ia memanggil semua staf yang berhubungan dengan produksi. Bahkan ia juga mengundang ahli BPOM untuk menguji sample bahan miliknya. Ia sudah melakukan yang terbaik, bagaimana mungkin ia meracuni anak-anak untuk keuntungannya.
Setelah meeting selesai, ia mendapatkan kejelasan, jika ia menggunakan bahan berkualitas tinggi, dan meyakini jika ini hanya sebuah sabotase yang berusaha untuk menjatuhkannya.
Ia memiliki rencana untuk mengubah image buruk tentang perusahaannya, dan itu harus secepatnya.
"Tarik semua produk yang telah dipasarkan. Langkah selanjutnya ialah merubah merk dan kemasan yang berbeda, meski isinya sama, tetapi kualitas yang lebih baik," ucap Arya dengan menegaskan perintahnya.
"Hubungi kominfo untuk mem-banned akun dan juga artikel yang menyebarkan berita hoaks tersebut," ia menimpali ucapannya.
Para peserta rapat menyetujui, dan semua berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan..
Setelah semua selesai, satu persatu meninggalkan ruangan rapat. Arya ingin beranjak dari tempatnya, tetapi sebuah pesan kembali masuk kedalam ponselnya.
Ia membukanya. "Bro, aku harap kamu kembali lagi dengan Tafasya, ini demi Rayan. Kasihan dia jika harus kehilangan kasih sayang dari kedua orangtuanya," pesan yang sama, dan dari nomor yang sama, yaitu, Tony mantan adik iparnya.
Ia mengabaikan pesan tersebut, dan tidak menggubris apa yang disampaikan oleh pemuda toxcid tersebut.
Ia menghela nafasnya dengan berat. Lalu menutup layar ponsel dan beranjak dari tempatnya.
Sementara itu, Tony merasa uring-uringan. Ia harus mendapatkan balasan dari Arya. Ia tak dapat menunggu lama, sebab hutangnya untuk membeli narkoba sudah sangay banyak, dan ini berhubungan dengan mafia.
Ia keluar dari kamarnya. Lalu bertemu dengan Tafasya yang baru saja selesai mandi, dan itu terlihat dari rambutnya yang basah. Jujur saja wanita yang ia panggil kakak itu sangat cantik. Jika ia tidak dapat membuat Arya kembali rujuk, maka ia akan memaksa, jika tidak berhasil, maka rencana B akan ia lakukan.
Tafasya menuju dapur. Ia melihat meja makan masih kosong, dan tidak ada apapun disana. "Bu, apakah tidak ada sarapan pagi ini?" tanyanya dengan wajah cemberut.
Seketika ia teringat akan Arya sang mantan suami yang selalu menyiapkan sarapan pagi untuknya. Ia meraskan sesuatu yang salah dalam hidupnya.
"Enak saja tanya sarapan, kalau mau sarapan ya kerja dulu, kamu kira ibu ini babumu-apa?!" sahut Ani dengan kasar.
Seketika Tafasya tersentak kaget. Ia melihat jika Ani sang ibu begitu sangat berubah setelah kematian ayahnya. Bahkan ia mengingat jika wanita yang ia sebut ibu juga mengambil semua harta peninggalan sang ayah tanpa membagi untuknya sepeserpun, dan semuanya itu ia gunakan untuk menutupi hutang-hutang Tony yang tersebar dimana-mana dan hampir saja dihabisi oleh komplotan mafia yang mana pernah melarikan barang haram tersebut.
"Ibu kenapa, sih? Sekarang ibu berubah! Kalau aku tau begini nasibku, aku tidak akan mengikuti ucapan ibu untuk menikah dengan Bondan sialan itu!" jawab Tafasya kesal.
Ia beranjak keluar dari dapur dengan perut lapar. Lalu keluar dari rumah, dan baru saja ia berada diambang pintu, Nita sudah berdiri diteras rumah dengan tatapan yang penuh kekesalan.
"Heh, Tafasya! Jangan kabur kamu, bayar hutang-hutangmu, dan waktumu hanya tinggal satu hari ini saja, sebab aku akan memviralkanmu!" wanita itu mengancam dengan disertai tatapan yang tajam.
"Aku tidak punya uang! Kamu jangan macam-macam ingin memviralkanku, karena aku akan menuntutmu!" Tafsya balik mengancam.
"Kau fikir aku takut, aku tak perduli! Bayar hutangmu atau akan aku viralkan!" Nita kembali melantangkan ucapannya.
Tony berdiri dibelakang Tafasya, dan ia menepis wanita itu untuk dapat keluar dari pintu. Ia berdiri menatap Nita yang saat ini memasang wajah sangar.
"Eh, berisik! Pergi dari rumah ini, atau aku hajar!" Tony mengacungkan tinjunya yang bersiap ia arahkan pada sang wanita.
Nita tampak pucat. "Dasar gila! Yang berhutang lebih garang! Ingat saja, karma berlaku!"
"Persetan dengan karma! Segera pergi atau aku usir dengan cara kasar!" ancam Tony dengan geram.
Nita menajamkan pandangannya. Kesabarannya telah habis, dan ia mengambil ponselnya, lalu menggerakkan cepat jemarinya dan ia tersenyum puas.
"Oke, lihat apa yang akan lakukan!" ia menyimpan ponselnya dan meninggalkan rumah tersebut.
Tak berselang lama, Tafasya mendaptkan notif dari akun applikasi medianya. ia bergegas melihatnya dan benar saja, Nita membuktikan ucapannya dan buka hanya omongan saja.
Ia menemukan beragam komentar pada foto yang diposting oleh Nita, dan tentu saja itu dirinya. Berbagai hujatan dan cemoohan membanjiri akun milik Nita yang tentu saja tag akun miliknya.
"Sial! Dia benar-benar melakukannya!" maki Tafasya dengan kesal.
Tony melirik wanita muda yang saat ini terlihat sangat kesal. "Mengapa harus kesal? Kembali saja pada Arya, maka hutangmu akan selesai, atau jika tidak mau, bisa aku sarankan pada seseorang yang akan membayar jasa ranjangmu dengan sangat besar," Tony mencoba memberikan solusi pada Tafasya.
Seketika Tafasya menoleh ke arah Tony. Ia menatapnya dengan sangat dalam. "Maksudmu? Kau ingin menjualku?" tanyanya dengan tatapan datar.
"Wow, sabar dong. Aku tidak menjualmu, bukankah kau juga menikmatinya?" tanya Tony dengan senyum mencibir.
Tafasya tercengang. Ia baru menyadari, jika keluarganya bukannya menyayanginya, tetapi hanya ingij memanfaatkannya saja.
"Hei, aku ini kakakmu, dan seharusnya kau melindungiku!" ucap Tafasya dengan geram.
"Ini hidup, dan semuanya pilihan! Jika kau ingin tetap dipermalukan dengan hutangmu, ya terserah!" jawab Tony, lalu beranjak pergi dengan senyum sinis.
ide mu mang luar biasa.
melebihi luar Angkasa🤭🤣
kejam bingit bu any ini. tega meracuni suami sendiri