Genre : Fantasy, Action, Adventure, System, Over Power, Romance.
Chen Lin, mahasiswa terbaik di Universitas Huaxia. Terkenal karena kepintarannya dalam pemrograman dan tentu juga dengan ketampanannya.
Disaat berumur 21 tahun Chen Lin mendirikan perusahaan Game berbasis VRMMOPG dan masuk dalam jajaran orang terkaya dunia. Namun sayang, saat ia dalam perjalan pulang dari kantor ia terbunuh oleh wakilnya sendiri.
Tanpa diduga jiwanya menyebrang ke dunia Cultivator, dimana yang kuat berkuasa.
Chen Lin menempati tubuh Tuan Muda keluarga Lin yang cacat.
Namun ternyata A.I buatannya juga mengikutinya ke dunia Cultivator sebagai System untuk membantu dirinya.
Tahapan :
Fana :
Pembentukan Tubuh (1-9)
Pembentukan Inti (1-9)
Penyempurnaan Qi (1-9)
Penyempurnaan Roh (1-9)
Jalan Surgawi (1-9)
Raja Surgawi (1-9)
Kaisar Surgawi (1-9)
Nirwana (1-9)
Mahayana (1-9)
Half Saint (Rendah-Sedang-Puncak)
Immortal :
Saint (1-9)
Holy Saint (1-9)
Dao (1-9)
Holy Dao (1-9)
Monarch (1-9)
Holy Monarch (1-9)
Venerable (1-9)
Holy Venerable (1-9)
Immortal (1-9)
Half God (Rendah-Sedang-Puncak)
God :
•Prajurit Dewa
Dewa Putih (1-9)
Dewa Kuning (1-9)
Dewa Ungu (1-9)
Dewa Merah (1-9)
Dewa Hitam (1-9)
•Jendral Dewa
Dewa Besi (1-9)
Dewa Perunggu (1-9)
Dewa Perak (1-9)
Dewa Emas (1-9)
Dewa Giok (1-9)
•Raja Dewa
Dewa Air (1-9)
Dewa Bumi (1-9)
Dewa Angin (1-9)
Dewa Api (1-9)
Dewa Petir (1-9)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch-28. Masalah Baru?
Masalah Baru?
***
Beberapa Jam Sebelumnya...
Di salah satu ruangan tersembunyi Paviliun Naga Merah, ada beberapa orang yang tengah berdiskusi dengan serius.
"Su Qian. Apa benar orang yang melelang 3 Senjata Perak tingkat Tinggi kultivasinya hanya berada di Ranah Raja Surgawi *1?" ucap pria paruh baya duduk diatas kursi tinggi.
"Benar Tuan. Hamba sudah mengeceknya sendiri, bahkan Malam Sunyi dan Taring Pembunuh juga sudah memastikannya" jawab Su Qian menoleh ke arah dua orang yang tengah bersujud dibelakangnya.
Merasa dirinya disebut, Malam Sunyi bangit, "Hamba bisa menjaminnya Tuan, hanya saja Ia memiliki teknik melarikan diri yang hebat" ucap Malam Sunyi yang menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
Mendengar itu, salah satu orang terkekeh kecil, "Hahaha... Teknik kecil, kirim orang lebih banyak untuk mengamatinya. Setelah pelelangan selesai, bunuh dia!" sahut orang yang tengah duduk dalam kegelapan dengan nada berat.
Su Qian menganggukkan kepalanya, "Baik Tetua. Hamba akan menugaskan lebih banyak orang dan hamba mohon izin undur diri" ucapnya membungkuk hormat.
Pria di dalam kegelapan melambaikan tangannya sebagai balasan untuk mempersilahkan keluar ruangan.
Su Qian memberi hormat dan berlalik menuju pintu keluar yang diikuti oleh kedua bawahannya.
"Dengan adanya Tetua yang telah berada di Ranah Kaisar Surgawi *2 tidak ada lagi yang perlu ditakutkan" gumamnya pelan.
Setelah Su Qian dan kedua bawahannya pergi, kini di dalam ruangan hanya tersisa dua orang dengan senyum licik di wajahnya, mereka saling memandang dan tertawa terbahak-bahak saat membayangkan harta berharga pemilik Senjata Perak tingkat Tinggi akan menjadi milik mereka.
...
***
Pria berjubah terkejut sesaat Ia merasakan aura Lin Chen kemudian tertawa terbahak-bahak, "Hahaha! Pak tua! Meskipun kau berada di Ranah Raja Surgawi, namun kau tetap akan mati ditangan kami semu-" kalimatnya terhenti saat Ia melihat tubuh tanpa kepala. "Itu... Aku?" gumamnya pelan sebelum kematiannya.
Tuk...
Bisa terdengar suara benda jatuh membuat puluhan orang terdiam seribu bahasa, mereka semua mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi.
"Tadi dia bilang apa?" tanya Lin Chen sembari menunjuk mayat disampingnya.
Semua orang yang mendengar ucapan Lin Chen kembali tersadar, puluhan pria berjubah menatap Lin Chen dengan ngeri, termasuk orang-orang suruhan keluarga besar yang mengamati dari kejauhan.
Lin Chen melihat sekeliling namun tidak ada yang menjawabnya kemudian Ia kembali menyerang orang terdekat dengan menangkap kepalanya.
Crash...
Dengan mudah Lin Chen menghancurkan kepala orang seperti meremas 'Tahu'. Tidak berhenti di sana saja, Ia berlari ke segala arah mengejar puluhan orang berjubah.
"Aaarrrrggghh!"
"Tidaaakkk!"
"Tangankuuuu!"
Teriakan kesakitan bisa terdengar, darah menyembur dimana-mana, tangan-tangan berjatuhan. Orang-orang tersungkur, dengan kejamnya Lin Chen menarik puluhan tangan dan kaki hingga terlepas.
Bahkan orang-orang yang mengamati dari kejauhan ingin mencoba kabur juga tertahan karena telah terikat oleh benang petir Lin Chen.
"Ka- Kau... Pa- Pagoda Bayangan akan memburumu" ucap terbata-bata salah satu orang yang kehilangan tangannya.
Mendengar itu, Lin Chen mengerutkan keningnya teringat sesuatu, "Pagoda Bayangan?... Pagoda Bayangan... Ah. Pagoda Bayangan yang pernah mencoba membunuhku" ucap Lin Chen mengelus dagunya.
"Membunuhmu? Aku tidak mengerti maksudmu! Tapi Pagoda Bayangan memiliki pendukung kuat dengan Ranah Kaisar Surgawi *2, kau akan mati!" sahutnya yang berteriak.
Lin Chen terkekeh kecil saat mendengar perkataan orang di depannya, "Hahaha! Bahkan jika seluruh Benua Timur mencoba memburuku, hanya dengan beberapa gerakan mereka semua akan mati!" ucap Lin Chen lantang yang mengeluarkan aura Half Saintnya.
Meskipun Lin Chen mengeluarkan auranya hingga Puncak Immortal, namun bagi orang-orang Alam Rendah yang tidak tahu tingginya tingkatan di atas Alam Fana hanya menganggap Lin Chen berada di Ranah Half Saint.
Terutama di Benua Timur, Kaisar Kekaisaran Bing hanya mencapai Ranah Kaisar Surgawi *9 dan untuk Ranah Nirwana hanya beberapa orang yang bisa dihitung dengan jari.
Seketika aura Lin Chen tersebar ke segala penjuru, bahkan sampai menekan orang yang mengamati dari kejauhan, mereka semua bergidik ngeri. Mereka semua yakin hidupnya akan berakhir hari ini.
"I- Ini... Ha- Half Saint... Ba- Bagaimana bisa... Di kota kecil ini ada kultivator yang sangat kuat" ucap salah satu dari mereka terbata-bata.
Ctak...
Lin Chen menjentikan jarinya, seketika puluhan pedang yang entah dari kapan sudah berada di langit dengan cepat turun menghujani orang-orang berjubah hitam, tanpa terkecuali orang suruhan keluarga bangsawan juga terkena serangan pedang.
Jleb...
Jleb...
Jleb...
Tuk...
Tuk...
Tuk...
Dalam sekejap mereka semua mati bahkan tanpa memberi kesempatan untuk melawan. Dan bisa terdengar bunyi benda jatuh dari pepohonan saling bersahutan.
Setelah memastikan tidak ada lagi yang tersisa, Lin Chen menghampiri dan menggeledah mayat yang pertama kali Ia bunuh. Lin Chen menemukan tanda pengenal dan alangkah terkejutnya Ia saat melihat plat kayu yang di kenalinya, "Paviliun Naga Merah!" ucap Lin Chen kesal yang meremas plat kayu hingga hancur berkeping-keping.
...
***
Paviliun Naga Merah
Seorang pria tua yang tidak lain ialah Su Qian berlari dengan tergesa-gesa menuju ruangan tersembunyi.
Brak...
Pintu terbuka lebar, menampilkan sosok pria tua yang bercucuran keringat dengan wajah cemasnya, "Tetua gawat!" ucapnya tergesa-gesa.
Tetua yang sedang mengobrol dengan Ketua Pagoda Bayangan saat ini atau keponakannya sendiri menoleh ke arah suara, "Ada apa!" ucapnya marah.
"Maaf Tetua, hamba ingin melapor kalau Malam Sunyi dan Taring Pembunuh bawahan hamba telah tewas terbunuh" ucap Si Qian yang memperlihatkan dua giok jiwa hancur berkeping-keping.
Sontak kedua orang yang tengah duduk terkejut saat melihat dua giok di tangan Si Qian, "Bagaimana mungkin Raja Surgawi *1 belaka membunuh Tim Elit yang terdiri dari beberapa orang Jalan Surgawi*6 dan puluhan Jalan Surgawi tingkat awal! " ucap pria yang dipanggil Tetua marah.
Melihat pamannya marah, Ketua Pagoda Bayangan saat ini mengajukan diri, "Paman Qin, biar keponakan yang mengurusnya" ucapnya.
"Baiklah, silahkan kau urus dia. Pastikan dia tersiksa dan lebih memilih mati daripada hidup!" jawab Tetua mengeluarkan aura membunuhnya.
"Baik Paman"
...
***
Keluarga Bangsawan
Sama seperti kejadian di Paviliun Naga Merah, keluarga bangsawan yang pernah bersinggungan dengan Lin Chen saat di pelelangan pun sedang dalam kepanikan.
Panatua Ketiga dengan cepat masuk ke dalam Aula Keluarga, "Lapor Patriak. Panatua Kelima yang ditugaskan mengikuti pria yang bersinggungan dengan Tuan Muda Xue telah terbunuh" jelasnya menunjukkan giok jiwa yang hancur.
Mendengar itu, Patriak Keluarga Xue berdiri dari kursinya terkejut membelalakkan mata tak percaya, "Apa! Sial! Sepertinya kota menyinggung orang yang salah" ucap Patriak Xue kembali duduk dan memejamkan mata sembari memijat keningnya.
...
***
Kini Lin Chen kembali ke Kota Teratai dengan cepat setelah mengetahui bahwa Paviliun Naga Merah sebenarnya adalah organisasi yang ingin membunuhnya dulu. Ia melewati pos pemeriksaan dengan terbang melewati dinding.
Hanya butuh hitungan detik Lin Chen sudah berada di depan bangunan besar yang memiliki 6 lantai. Tanpa pikir panjang Ia menyerang pintu bangunan dengan keras.
BOOM...
DUARR..
Suara ledakan yang keras mengundang para pejalan kaki yang penasaran bertadangan menuju pusat suara. Lubang besar di dinding lantai satu bisa terlihat dengan halaman yang sudah rusak parah.
"Apa yang terjadi?" tanya salah satu pejalan kaki.
"Pria itu datang dan langsung menghancurkan pintu masuk Paviliun Naga Merah" jawab yang lain menunjuk ke Lin Chen.
"Habislah dia! Paviliun Naga Merah bukanlah organisasi yang bisa disinggung dengan mudah!" sahut yang lain dengan sinis.
Semua orang yang melihat pun mengangguk setuju dengan ucapan itu. Mereka semua sudah berpikir bahwa Lin Chen akan mati.
...
***
*Bersambung...