NovelToon NovelToon
Lembayung Dibalik Kabut.

Lembayung Dibalik Kabut.

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Dikelilingi wanita cantik / Ibu Pengganti / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Wanita Karir
Popularitas:16.7k
Nilai: 5
Nama Author: Alvinoor

Novel ini lanjutan dari Antara Takdir dan Harga Diri. Bagi pembaca baru, silahkan mulai dari judul diatas agar tau runtun cerita nya.

kehilangan orang yang paling berharga di dalam hidup nya, membuat Dunia Ridho seakan runtuh seketika. Kesedihan yang mendalam, membuat nya nyaris depresi berat hingga memporak porandakan semua nya.

Dalam kesedihan nya, keluarga besar Nur Alam sedang bertikai memperebutkan harta warisan, sepeninggal Atu Nur Alam wafat.

Mampu kah Ridho bangkit dari keterpurukan nya?.
silahkan simak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wejangan Kiai Rahmat.

Mat Sani menatap wajah Ridho beberapa saat lama nya, ditariknya nafas panjang, lalu dihembuskan nya bersama asap rokok Surya nya.

"Bos!, maaf banget nih, saya lihat bos masih tak mampu mengatasi kepedihan hati Abang sepenuh nya, saya tahu bos begitu mencintai Anastasya, tetapi tidak seharus nya bos buat dia kian bersedih di alam sana melihat keadaan bos saat ini, saran saya untuk bos, segala masalah itu bukan untuk di hindari, tetapi untuk kita hadapi bos, bangkitlah, rumah sakit AHMC butuh perhatian bos, begitu pula dengan Bengkel dua sekawan, kasihan Guntur kewalahan melayani pelanggan, bos malah lari ke Bengkel orang lain, lebih baik curahkan perhatian bos pada bengkel dua sekawan agar bisa lebih maju dan menjadi sumber pendapatan bagi orang lain bos!, maaf nih ya jika saya salah!" ucap Mat Sani hati hati.

Untuk beberapa saat lama nya, Ridho terdiam sambil menundukkan kepala nya.

Diangkat nya kepala nya, seraya menghembuskan nafas nya dalam dalam, "Abang benar sekali, saya pengecut, saya justru lari dari kenyataan dan berusaha menganyam angan angan, saya takut menghadapi semua nya, ujian bukan untuk di hindari, tetapi untuk di hadapi, kasihan Tasya ku, dia akan menangis melihat aku hancur, terimakasih bang, saya memang harus berbenah, menata kehidupan yang sudah porak poranda ini, saya punya tanggung jawab, titipan amanah dari Tasya, saya akan menemui Kiai Rahmat, saya butuh siraman rohani sebelum mengambil keputusan apa yang harus saya lakukan" ujar Ridho.

"Oh iya bos, maaf ya bos, sekali lagi maaf ya bos, ini hanya sekedar saran saja, jangan dianggap apa apa, alangkah baik nya bos segera menikahi nona itu, dia seperti duplikat non Tasya almarhumah dahulu, dengan menikahi nya, mungkin bos bisa melupakan non Tasya sedikit demi sedikit!" ujar Mat Sani.

"Saya akan berkonsultasi dengan Kiai Rahmat terlebih dahulu, terutama papah Bastian dan kakek Syarkawi, bagai mana langkah selanjut nya" sahut Ridho.

"Nah itu bagus bos, tukar pikiran dengan mereka, selama ini saya ikut prihatin melihat bos seperti kehilangan jati diri bos yang dulu yang sangat saya segani, bos seperti terlalu menutup diri" sahut Mat Sani tersenyum lebar, bahagia melihat sahabat nya ini bisa bangkit seperti dahulu lagi.

Sepeninggal Mat Sani dan seorang anak buah nya pulang, Ridho segera menelpon Yuanchi di kantor nya.

"Halo Abang sayang, tumben nelpon adik, biasa nya cuek, ada apa sayang?" tanya Yuanchi dari seberang sambungan sambil tertawa cekikikan.

"Ist!, apa lagi kau nuna?, nggak lagi mabok kan?" Ridho meledek Yuanchi.

"Lagi mabok Abang sayang!" sahut Yuanchi masih tertawa cekikikan.

"Haaah?, mabok?, mabok apa?" tanya Ridho penasaran.

"Mabok cinta abang!, ist masa jadi laki laki tidak peka amat sih bang!, tiap malam tuh Nuna berkhayal tidur sambil Abang kelonin, Abang peluk juga" ucap dara itu dari seberang sambungan telepon.

"Ist! Jangan berkhayal terus, Abang mau bilang, ntar sore pulang tolong jemput Firdaus juga ya?" ujar Ridho.

"Emang nya Abang mau kemana heh?" tanya Yuanchi.

"Ada deh!" ....

"Bilang mau kemana?" ....

"Ada deh!" ....

"Mau jalan sama janda itu kah?" tanya Yuanchi mulai cemburu.

"Janda mana?" tanya Ridho pura pura tidak mengerti.

"Heleh!, pura pura, itu lho janda bos Bengkel" ucap Yuanchi kesal.

Menanggapi kecemburuan dari Yuanchi ini, Ridho hanya tertawa terkekeh saja.

"Enggak!, Abang mau mampir kerumah Kiai Rahmat, Abang butuh pencerahan!" sahut Ridho.

"Ikut!" ....

"Apa nuna?" tanya Ridho.

"Anchi ikut pokok nya, tungguin Anchi, siang ini Anchi lagi mencari mobil untuk pengawal pribadi Anchi bang, sesudah itu bertemu rekan bisnis, pokok nya tungguin Anchi!" ucap wanita cantik itu tegas.

"Tapi Abang akan kerumah mantan mertua Abang" ujar Ridho.

"pokok nya tungguin, awas kalau tidak di tungguin, paling telat pukul dua Anchi jemput, anak anak biar pengawal yang menjemput mereka nanti nya, kan mereka sudah punya mobil untuk sarana kerja mereka, oke tunggu Anchi ya sayang awas bila tidak ditungguin!" suara Yuanchi tegas mengancam Ridho.

Ridho hanya terkekeh mendengar ancaman dari Yuanchi itu.

Pada pukul setengah dua siang mobil Yuanchi tiba di Bengkel dikawal sebuah mobil yang dinaiki oleh empat orang anak buah Mat Sani yang bertugas sebagai pengawal pribadi itu.

Dengan menaiki mobil Yuanchi, Ridho menuju alamat rumah Kiai Rahmat setelah sebelum nya membuat janji dengan beliau.

Ternyata hari itu Arianto memilih pulang lebih awal setelah mendengar dari neng umi Habibah istrinya, jika Ridho ingin bertamu kerumah mereka.

Bahkan Kiai Rahmat sudah berdiri di teras ruman, menyambut kedatangan Ridho dan Yuanchi.

"Assalamualaikum!" sapa Ridho dan Yuanchi bersamaan.

"Wa alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh!" sahut Kiai Rahmat dan istri nya serta Arianto dan neng umi Habibah bersamaan.

"Cucu cucu Abi mana Do, tidak ikut?" tanya Kiai Rahmat sambil mempersilahkan masuk.

"Mereka sekolah Kiai, mungkin kapan kapan akan saya ajak kesini" sahut Ridho menyalami tangan Kiai Rahmat.

"Heh! Do!, sudah lama?" tanya Arianto yang baru keluar bersama Neng umi Habibah, menyambut kedatangan Ridho.

"Baru saja tiba kak!, ada yang perlu Ido obrol kan dengan Kiai, sekaligus silaturahmi" ujar Ridho bersalaman dengan Arianto.

"Bapak Rian?" tanya Yuanchi heran melihat Arianto yang keluar bersamaan ustadzah neng umi Habibah.

"Kau mengenal kak Rian Nuna?, kak Rian adalah kakak dari almarhumah Anastasya, dan suami dari neng umi Habibah!" Ridho menjelaskan.

"Jadi?, sebenarnya abang mengenal keluarga ustadzah ini ya bang?" tanya Yuanchi.

"Lha iya lah, Kiai Rahmat adalah guru ku, sedangkan kak Arianto adalah kakak dari Anastasya!" jawab Ridho.

"Kenapa Abang tidak cerita sedari awal bang?, berarti pak Rian adalah paman nya anak anak?" tanya Yuanchi bingung.

"Lha iya lah!, Abang tidak cerita karena kau tidak bertanya" sahut Ridho enteng.

"Bertanya bagai mana bang, Abang saja tidak pernah bercerita, jadi nya Anchi tidak tahu" ujar Yuanchi.

"Sudah!, sudah!, Abi bahagia nak, kini kau sudah ceria seperti sedia kala, kalian sangat serasi, kapan rencana nya?, jangan lama lama nak, Syaitan itu selalu mencari kesempatan!" ujar Kiai Rahmat.

"Itulah yang ingin saya rundingkan dengan Kiai, terutama minta ijin dengan kakak Rian" ujar Ridho.

Kiai Rahmat menatap kearah Arianto sang menantu nya itu.

"Do!, kakak tidak ada masalah sama sekali jika kau ada niat membangun rumah tangga mu kembali, selama ini kakak prihatin dan ikut bersedih melihat hidup mu yang nyaris hancur itu, kakak tahu jika cinta mu pada adik ku begitu besar, dan untuk itu, kakak mengucapkan terimakasih, kau mencintai adik ku hingga tarikan nafas nya yang terakhir, terimakasih adik ku… yang sudah mendahului kita, jangan jadi hambatan untuk kita meneruskan hidup ini, bina lah rumah tangga mu kembali, kau layak mendapatkan pengganti adik ku, yakinlah jika cinta yang tulus itu tidak akan terpisah lama, kelak kita akan bersama Tasya kembali, jangan buat Tasya bersedih di alam nya sana melihat hidup mu hancur, meskipun nanti kalian menikah, bukan berarti itu memutuskan hubungan persaudaraan kita, kau tetap adik laki laki ku!" ucap Arianto dengan suara bergetar.

"Kakak!, Kiai!, Ido takut nanti nya hanya menjadikan Nuna Anchi sebagai bayang bayang dari Tasya saja, karena terus terang saya menyukai Nuna Anchi karena kemiripan pribadi nya dengan Anastasya, sampai detik ini, saya belum benar benar bisa menghilangkan bayang bayang Anastasya kiai!" dengan jujur, Ridho mengungkapkan isi hati nya.

Kiai Rahmat tersenyum mendengar ucapan jujur dari murid kesayangan nya itu.

"Nak!, menikah lah karena Allah, insyaallah Allah akan membuatkan jalan terbaik untuk mu, bukan kah dia yang maha membolak balikan hati manusia?, ada berbagai kebaikan yang kau dapatkan dari menikah, pertama terhindar dari perbuatan zina, yang kedua mendapatkan pahala yang besar, yang ketiga adalah ada yang mengurus diri mu dan anak anak, menyegerakan perbuatan baik dan menghindarkan perbuatan yang beresiko dosa, adalah sebuah keutamaan nak!" ujar Kiai Rahmat memberikan wejangan nya.

"Bagai mana dengan diri mu adik?, apakah kau sudah siap berumah tangga?" tanya neng umi Habibah menatap lembut kearah Yuanchi.

"Saya terserah Abang Ido saja, kapanpun saya sudah siap" sahut dara itu sambil menunduk malu.

"Bagai mana nak?, kapan kalian resmikan hubungan kalian ini?" tanya Kiai Rahmat menatap kearah Ridho beberapa saat lama nya.

"Saya masih bingung Kiai, apakah saya mampu membahagiakan Nuna Anchi, hidup dibawah bayang bayang Anastasya yang sudah menguasai seluruh urat syaraf dan denyutan jantung saya, kasihan dia Kiai" sahut Ridho bimbang.

Kiai Rahmat menatap kearah Ridho beberapa saat lama nya.

"Kalau begitu lepaskan dia, biarkan dia menentukan arah hidup nya sendiri, dari pada bersama mu, kau gantung gantung terus, tak ada manusia yang terlepas dari masa lalu, tetapi ingat, kita hidup dimasa sekarang, bukan hidup dimasa lalu, kita hidup di alam kenyataan, bukan hidup di alam khayalan, kalau kau masih mau bergelut dengan kenangan dan khayalan mu, jangan bawa orang lain terlibat, Abi bersedia mengurusi anak anak mu, silahkan kau hidup di Dunia kenangan mu itu sendirian!" kali ini kalimat dari Kiai Rahmat terasa sangat keras sekali.

Ridho tertunduk mendengar ucapan dari Kiai Rahmat yang tidak seperti biasanya itu.

"Maaf kan saya Kiai, saya salah!" ucap Ridho.

"Bukan cuma salah nak!, tetapi kau larut dalam kedukaan dan cinta mu itu, seakan akan kau tidak Ridha dengan segala ketetapan dan ketentuan dari Allah, Astaghfirullah hal azim, cinta mu pada Allah luntur karena tergantikan oleh cinta mu kepada mahluk nya, Astaghfirullah hal azim, padahal kau tahu, perpisahan ini hanya sementara saja, bila kau Ridha dipisahkan oleh Allah, kelak kalian akan Allah satukan kembali di alam keabadian dimana tidak ada lagi hal yang memisahkan kalian, nama mu saja yang Ridho, tetapi hati mu belum ridho nak" ucap Kiai Rahmat agak keras.

Semua terdiam mendengar ucapan Kiai Rahmat yang bernada tinggi itu.

1
Fiin
mantap
Wirman Man
tambah seru je tor
ahmad sudrajat
Luar biasa
MyShe_Lovers
pret ktemu yg kinclong mau juga ... ttp kawin
Bumur Bumur
kisah kehidupan yang penuh cinta dan saraf makna
Herybae Hery
semangaaat thooor,❤️❤️❤️❤️❤️
Marfuah Fuah
lanjut donk Thor ibu Marfuah menunggu lanjut x
Herybae Hery
kemana thoor💪💪💪💪💪
Herybae Hery
lanjuuut
DPras
lanjut thor
Dida Madu Pati
luar biasa
DPras
lanjut thor
Apis
makan tuch penghianat daniar kacang lupa kulit
DPras
lanjut thor
Rohim Yahya
dua bab thour uf nya /Scream//Scream//Scream//Scream/
DPras
lanjut thor
DPras
lanjut thor .... belum kering ini air matanua
DPras
brebes mili iki mah... ngucur terus.... othor... bawang nya jangan banyak2 /Sob//Sob//Sob/
A. H. Daniel
lanjut /Cry//Cry//Cry/
Apis
pasti ini ulah si daniar musuh dlm slimut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!