NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Lemahku

Pembalasan Istri Lemahku

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta Paksa / Tukar Pasangan
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Elmu

Laras terbangun di tubuh wanita bernama Bunga. Bunga adalah seorang istri yang kerap disiksa suami dan keluarganya. Karna itu, Laras berniat membalaskan dendam atas penyiksaan yang selama ini dirasakan Bunga. Disisi lain, Laras berharap dia bisa kembali ke tubuhnya lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Elmu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jalan yang Rumit

"Mereka mengalami kecelakaan tunggal saat hendak menghadiri wisudamu, Bunga. Saat itu kamu memang bareng kami, karna selama kuliah kamu tinggal bersama kami. Papamu meninggal di tempat, tapi mamamu masih sempat di bawa ke rumah sakit. Bertahan demi bertemu denganmu. Sinta menghembuskan napas terakhir setelah membisikimu pesan terakhir. Dan meninggal dalam pelukanmu."

Hari wisuda yang seharusnya menjadi hari membahagiakannya, ternyata menjadi titik kelam untuknya. Bayangkan, sehancur apa Bunga saat itu. Pasti dia juga merasa bersalah, karna orang tuanya meninggal saat hendak menghadiri wisudanya. Artinya, saat itu orang tuanya hendak menemuinya.

"Kamu sempat depresi setelahnya. Tiga bulan kamu terpuruk, dan dalam perawatan psikiater. Saat itu Aksa sedang kuliah di luar negeri. Dia nekat pulang dan mengambil cuti satu semester untuk menemanimu. Hingga kesehatanmu mulai perlahan pulih. Dan kami bersyukur, kamu mulai tersenyum. Semangat ingin sembuh kembali muncul. Tubuhmu yang kurus, mulai terisi. Hingga kamu akhirnya benar-benar sembuh. Kami sangat bersyukur. Janji kami dipusara untuk menjagamu, coba kami wujudkan."

Laras memejamkan matanya. Penjelasan tentang kisah masa lalunya kembali terngiang. Semenyakitkan itu ternyata. Dia tidak menyangka, jalannya serumit itu ternyata. Rasa sakit yang dialami Bunga memang luar biasa. Dia menduga, itu juga yang menjadi alasan kenapa pada akhirnya mereka menikah. Alasannya demi tanggung jawab yang terlanjur dijanjikan. Dirinya yang semakin cinta Aksa, menganggap Aksa adalah segalanya. Pahlawan untuknya. Tapi tidak dengan Aksa. Aksa hanya terpaksa menikahinya, mungkin karna mamanya memaksanya demi janji keluarga. Jadi wajar saja Aksa sempat membenci Bunga. Kebebasannya dalam meraih cinta terpaksa dikekang. Dia tidak cinta Bunga.

"Sayang, masih kepikiran, ya?" Aksa menatapnya khawatir. Laras menoleh, dan keduanya bertatapan. Tapi Laras tidak langsung mengatakan apa-apa. Dia diam.

Di mobil hanya ada dirinya dan Aksa. Mereka dalam perjalanan pulang ke rumah Aksa.

"Doakan saja mama papa bahagia disana. Mereka pasti bangga melihatmu tumbuh sejauh ini," ujar Aksa, meraih tangan Laras, menggenggamnya lembut. Menatap fokus jalanan dengan senyum simpulnya.

"Apa karna itu ...." ucapnya, sepotong. Membuat Aksa menatapnya bingung.

"Itu, itu apa maksudmu, Yank?" kernyitnya.

"Kamu terpaksa menikahi Bunga karna terpaksa. Karna janji orang tuamu untuk menjaganya," jelasnya, dengan raut datar.

Aksa terperangah. "Sayang ...."

Laras mengalihkan pandangannya, menyeringai kecut.

"Pantas saja kamu membencinya. Padahal, kalau memang tidak mau, seharusnya katakan saja tidak. Buat apa mengiyakan kalau akhirnya hanya membuatnya terluka," sindirnya.

"Aku minta maaf. Aku memang salah."

"Kamu tahu, gimana sakitnya jadi Bunga? Kehilangan orang tuanya, dia bahkan mungkin tak pernah memaafkan dirinya sendiri karna menjadi penyebab kematian orang tuanya. Di tambah, kamu yang menjadikan dia satu-satunya tersangka yang kamu anggap merebut bahagiamu. Padahal, kamu sendiri bisa gentleman menolak. Tapi nyatanya, kamu sendiri takut memberi penolakan. Karna apa? Karna takut miskin?"

Laras mengungkapkan kekesalannya. Gimana enggak? Dia merasakan sakit yang dirasakan Bunga. Bedanya, dia mendeskripsikan perasaan itu dengan terang-terangan. Gak seperti Bunga yang memilih memendamnya.

Merasa situasi berubah serius, Aksa meminggirkan mobilnya, menghentikannya di pinggir jalan.

Aksa menatap gadis di sebelahnya yang masih enggan menatap ke arahnya.

Aksa menarik tangan Laras, tanpa memberi kesempatan gadis itu untuk mencerna, gerak cepat memeluknya. Dan kini gadis itu memberontak dalam dekapannya. Tapi Aksa tidak akan melepaskannya. Dia tahu, perasaan Laras sedang kacau sekarang.

Pukulan di dadanya perlahan mengendur, berganti isakan gadis itu. Dan baru kali ini dia melihat Laras menangis.

"Jahat! Kamu jahat, Aksa! Sialan! Brengsek!"

Dia biarkan gadis itu mengungkapkan kemarahannya. Mengumpat dirinya dengan umpatan kasar sekalipun.

Tangannya tak henti mengusap lembut punggung sang gadis. Menghujani dengan kecupan bertubi di puncak kepalanya.

"Gak papa, maki saja aku. Aku tahu, aku brengsek. Maafkan aku ...."

Laras justru menangis. Bunga yang sakit, tapi dia yang merasakan sesaknya. Seolah, dialah yang mengalaminya. Seolah orang tuanya yang meninggal. Meninggal di hari wisudanya.

Beberapa saat, isakan itu melemah. Tak ada lagi pukulan atau umpatan yang terdengar. Aksa memeriksa keadaan gadisnya. Ternyata Laras tertidur setelah lelah menangis. Napasnya naik turun teratur. Aksa mengusap sisa air mata di wajah Laras hati-hati. Memandang lekat setiap inci wajah di hadapannya itu. Mendaratkan kecupan hangat nan lembut di kening Laras.

"Maafkan aku, aku memang brengsek. Tapi aku janji, aku tebus kesalahanku yang dulu. Aku janji, Ras, i promise," bisiknya lirih.

Setelah itu dia membenarkan kursi duduk Laras, membaringkan gadis itu dengan hati-hati. Menyelipkan helai rambut yang tidak terkuncir ke telinga sang empu. Barulah setelah memastikan gadisnya aman, Aksa kembali melajukan mobilnya.

1
kuncayang9
keren ih, idenya
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!