NovelToon NovelToon
The King Final Sunset

The King Final Sunset

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cintapertama / Poligami / Perperangan / Kultivasi Modern / Penyelamat
Popularitas:950
Nilai: 5
Nama Author: Mrs Dream Writer

Zharagi Hyugi, Raja ke VIII Dinasti Huang, terjebak di dalam pusara konflik perebutan tahta yang membuat Ratu Hwa gelap mata dan menuntutnya turun dari tahta setelah kelahiran Putera Mahkota.

Dia tak terima dengan kelahiran putera mahkota dari rahim Selir Agung Yi-Ang yang akan mengancam posisinya.

Perebutan tahta semakin pelik, saat para petinggi klan ikut mendukung Ratu Hwa untuk tidak menerima kelahiran Putera Mahkota.

Disaat yang bersamaan, perbatasan kerajaan bergejolak setelah sejumlah orang dinyatakan hilang.

Akankah Zharagi Hyugi, sebagai Raja ke VIII Dinasti Huang ini bisa mempertahankan kekuasaannya? Ataukah dia akan menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs Dream Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusan Yang Mengubah Segalanya

Malam semakin larut, tetapi Raja Zharagi tetap duduk di balkon, ditemani Mei Li. Percakapan mereka sebelumnya membuatnya merasa lebih tenang, namun ia masih diliputi perasaan kesepian yang mendalam. Bayang-bayang masa lalu dan tekanan masa kini bersatu, memberatkan pikirannya.

Zharagi memandang Mei Li, yang tetap setia berdiri di sisinya. Wajah wanita itu terlihat tenang, namun ada keteguhan yang terpancar dari sorot matanya. Ia telah mengenal Mei Li selama bertahun-tahun, menyaksikan bagaimana ia menjaga Putera Mahkota dengan cinta dan pengorbanan yang tulus. Malam ini, Zharagi merasa bahwa ia membutuhkan seseorang yang tidak hanya setia, tetapi juga dapat menjadi pendampingnya di saat-saat terberat.

“Mei Li,” ujar Zharagi perlahan, nadanya penuh pertimbangan.

Mei Li menoleh, sedikit terkejut dengan nada suaranya yang berbeda. “Ya, Yang Mulia?”

Malam itu, suasana kamar Raja Zharagi terasa hangat meskipun di luar angin malam membawa hawa dingin yang menusuk. Lilin-lilin besar di sudut ruangan menyala dengan cahaya temaram, memantulkan bayangan lembut di dinding berukir. Di ranjang besar berhias tirai sutra, Raja Zharagi duduk bersandar, wajahnya lelah setelah hari yang panjang penuh intrik istana.

Mei Li berdiri di dekat meja, menyiapkan minuman herbal untuk Zharagi. Tatapannya lembut namun penuh kecemasan. Dia tahu beban yang Raja pikul tidaklah ringan. Setelah selesai, dia mendekat, mengulurkan cawan itu dengan tangan yang sedikit gemetar.

“Yang Mulia, minumlah ini. Ini akan membantu Anda merasa lebih tenang,” ucapnya dengan suara lirih.

Zharagi mengangkat wajahnya, memandang Mei Li dengan sorot mata yang penuh rasa syukur. “Kau selalu tahu apa yang kubutuhkan, Mei Li. Bahkan sebelum aku memintanya.”

Mei Li tersenyum samar. “Itu tugas saya, Yang Mulia.”

Raja menerima cawan itu dan meminumnya perlahan. Setelah itu, dia menatap Mei Li yang masih berdiri di dekatnya. “Duduklah, Mei Li. Aku ingin kau di sini, di sampingku.”

Mei Li ragu sejenak, namun dia menuruti permintaan Raja. Dia duduk di tepi ranjang, tangannya terlipat di pangkuan. Raja Zharagi memiringkan tubuhnya, mendekat, dan menyentuh dagu Mei Li, mengangkat wajahnya agar mata mereka bertemu.

“Kau sudah terlalu banyak berkorban untukku dan Putera Mahkota. Namun, aku tahu ini semua bukan tanpa beban,” kata Zharagi, suaranya penuh kelembutan.

Mei Li menunduk, namun sentuhan Raja membuatnya mendongak kembali. “Saya hanya melakukan apa yang seharusnya, Yang Mulia. Melayani Anda adalah kehormatan bagi saya.”

Zharagi menghela napas, matanya berkabut oleh emosi yang mendalam. “Kau bukan sekadar pelayan, Mei Li. Kau adalah sosok yang selalu ada untukku, bahkan ketika aku merasa semua orang berusaha menjatuhkanku.”

Mei Li terdiam, matanya mencari kejujuran di balik tatapan Raja. “Yang Mulia… apa yang Anda maksud?”

Zharagi mendekat, tangannya menyentuh pipi Mei Li dengan lembut. “Aku ingin kau tahu bahwa kau berarti lebih dari yang pernah kau bayangkan. Aku ingin kau berada di sisiku… bukan hanya sebagai dayang atau pelayan, tetapi sebagai seseorang yang memiliki tempat istimewa di hatiku.”

Kata-kata itu membuat Mei Li membeku. Namun, sebelum dia sempat menjawab, Zharagi menariknya pelan ke dalam pelukannya. Dekapan itu hangat, memberikan rasa aman yang belum pernah Mei Li rasakan sebelumnya.

“Yang Mulia…” Mei Li berbisik, suaranya bergetar.

“Diamlah, Mei Li. Biarkan aku merasakan kehadiranmu malam ini,” ujar Zharagi, menempelkan keningnya ke kepala Mei Li.

Perlahan, Zharagi membaringkan Mei Li di ranjang, tatapannya penuh kelembutan namun juga menyiratkan keinginan yang tulus. Tirai sutra di sekeliling ranjang mulai ditutup oleh pelayan yang setia menunggu di luar. Malam itu, tidak ada yang tahu, namun hubungan Raja Zharagi dan Mei Li memasuki babak baru di tengah badai yang mengancam kerajaan.

Di dalam kamar itu, Zharagi berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan melindungi Mei Li dan Putera Mahkota dengan seluruh kekuatannya, bahkan jika itu berarti dia harus mengorbankan segalanya.

"Aku tidak ingin melewati malam ini sendirian. Tetaplah di sini. Tidurlah bersamaku malam ini."

Mata Mei Li melebar sejenak, namun ia segera menunduk, menyembunyikan ekspresi kagetnya. “Yang Mulia, saya...”

“Aku tahu ini mungkin mengejutkanmu,” potong Zharagi, nadanya lembut namun tegas. “Tapi aku sudah memikirkannya. Kau telah menjadi bagian dari hidupku, bagian dari keluarga kerajaan ini. Kau bukan sekadar pelayan. Kau adalah seseorang yang aku percayai, seseorang yang penting bagiku.”

Mei Li terdiam. Perasaan campur aduk memenuhi pikirannya. Di satu sisi, ia merasa terhormat mendapat perhatian seperti itu dari raja, tetapi di sisi lain, ia tahu bahwa keputusan ini akan mengubah segalanya.

Malam itu, Mei Li menemani Raja Zharagi, bukan sebagai dayang, tetapi sebagai seorang wanita yang mulai memasuki posisi baru dalam hidupnya.

"Yang Mulia, aku ..."

"Aku akan melindungi mu mulai malam ini," ucap Zharagi sambil mulai melucuti pakaian Mei Li.

Tubuh polos Mei Li kini terpampang di hadapan Zharagi, dengan sangat cepat membangunkan hasrat Sang Raja yang sudah sangat lama terlelap.

"Aku tidak mengira, semua akan semudah ini," batin Zharagi yang menyadari betapa tubuhnya kali ini merespon dengan sangat baik setiap keinginannya.

"Yang Mulia, Anda tidak diijinkan masuk," suara lantang Dayang Won terdengar di luar pintu kamar membuat Zharagi dan Mei Li tersentak.

"Apakah kau, sudah kehilangan rasa hormatmu kepadaku?" Suara nyaring Sang Ratu menjawab.

Zharagi terdiam sejenak, sebelum kemudian kembali acuh dan memilih meneruskan niatnya mencumbui Mei Li.

"Yang Mulia, hamba tidak berani melakukannya, tapi Yang Mulia Raja di dalam saat ini sedang sangat sibuk," ucap Dayang Won lagi.

Jeda detik berlalu, Sang Ratu hanya diam. Sebelum kemudian suara lenguh dan desah nafas yang memburu terdengar nyaring di dalam kamar, mengusirnya dan membuatnya memilih pergi meninggalkan Kediaman Raja.

***

Pagi harinya, suasana istana berubah drastis. Para pelayan dan pejabat mulai berbisik-bisik. Kabar tentang Mei Li, dayang pengasuh Putera Mahkota, yang menghabiskan malam di kamar Raja, cepat menyebar.

Di ruang audiensi kecil, Zharagi memanggil para penasihat utamanya, termasuk Tarei. Dengan suara tegas, ia mengumumkan keputusannya.

“Mulai hari ini, Mei Li tidak lagi menjadi dayang biasa. Aku telah memutuskan untuk menjadikannya Selir Agung kerajaan. Dia telah menunjukkan kesetiaan dan pengorbanan yang luar biasa untuk keluarga kerajaan, dan aku yakin dia layak menerima kehormatan ini.”

Tarei, yang sudah lama mengenal Mei Li, menunduk hormat. “Kami mendukung keputusan Anda, Yang Mulia. Mei Li memang pantas mendapatkan kehormatan itu.”

Namun, tidak semua orang di istana menyambut baik pengumuman ini. Beberapa pejabat tinggi yang merasa iri atau tidak setuju mulai merencanakan langkah-langkah untuk merusak posisi Mei Li.

Sebagai seorang selir, Mei Li kini berada di posisi yang lebih tinggi, tetapi juga lebih rentan terhadap intrik dan politik istana. Dia harus belajar menyesuaikan diri dengan peran barunya, sambil tetap menjaga kesetiaannya kepada Raja Zharagi dan Putera Mahkota.

Meskipun hatinya dipenuhi kekhawatiran, Mei Li bertekad untuk menjalankan tanggung jawab barunya dengan sepenuh hati. Dia tahu bahwa keputusannya untuk menerima posisi ini bukan hanya tentang dirinya, tetapi juga tentang melindungi mereka yang dia cintai.

Dan di balik semua itu, Raja Zharagi merasa lega karena akhirnya memiliki seseorang yang benar-benar ia percayai di sisinya, di tengah badai ancaman yang semakin mendekat.

Sementara itu di Kediaman Ratu.

"Selir Agung Kerajaan? Bagaimana bisa Yang Mulia Raja melakukannya?"

1
MDW
terimakasih
MDW
bentar lagi nih
Ahmad Fahri
Gimana nih thor, update-nya kapan dong?
Mưa buồn
Ceritanya bikin nagih dan gak bisa berhenti baca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!