Dunia Sakura atau kerap dipanggil Rara, hancur seketika saat video dia yang digerebek sedang tidur dengan bos nya tersebar. Tagar sleeping with my boss, langsung viral di dunia Maya.
Rara tak tahu kenapa malam itu dia bisa mabuk, padahal seingatnya tidak minum alkohol. Mungkinkah ada seseorang yang sengaja menjebaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
"Kedatangan kami kesini, untuk membatalkan pertunangan Fino dan Rara," ujar Ayah Fino setelah sedikit berbasa-basi.
Papa Romeo tersenyum simpul, sedikit meremat sofa, pelampiasan perasaannya saat ini. Sebenarnya sejak awal kedatangan mereka, dia sudah bisa menebak apa maksud mereka. Beda dengan Papa Romeo yang tampak biasa, Mama Rere terlihat cemas. Dia mencemaskan masa depan Rara jika pernikahan ini batal.
"Fino," Mama Rere menatap kekasih Rara tersebut. Pria yang sejak datang tadi hanya lebih banyak menunduk itu, mengangkat wajahnya. "Ini keputusan kamu, atau orang tua kamu?" Dia masih berharap, jika ini bukan kemauan Fino, hanya desakan kedua orang tuanya.
"Keputusan kami bersama," sahut Mama Fino cepat. "Kesalahan yang dilakukan Sakura sangat fatal, Bu Rere. Jika kalian ada diposisi kami, apa kalian mau menerima menantu seperti Rara?"
Mama Rere meremat gamisnya. Hatinya sakit mendengar ucapan calon besannya yang terlalu lugas.
Dulu, mereka terlihat sangat baik, tapi ternyata, mereka belum dewasa dalam berfikir. Mereka bahkan tidak meminta terlebih dahulu klarifikasi dari Rara, langsung percaya seratus persen pada video tersebut.
Di dalam, tak jauh dari ruang tamu, Rara yang duduk di lantai, menangis sambil memeluk kedua lututnya. Dia mendengar semua obrolan di ruang tamu. Konsep pernikahan sudah ditentukan, bahkan hunian pasca pernikahan, sudah disiapkan oleh Fino. Banyak sekali rencana masa depan yang sudah mereka susun, tapi kenapa malah seperti ini endingnya.
"Apa kalian tidak ingin mendengar penjelasan dari Rara?" ujar Mama Rere. "Apa sebelum memutuskan ini, kalian tidak ingin mendengar pembelaan Rara?"
"Pembelaan diri?" Mama Fino tersenyum miring. "Mau bela diri kayak gimana lagi, bilang kalau itu hanya orang yang mirip dia atau editan? Kami tidak bodoh, Bu. Kami tahu video yang asli atau editan. Rara tidak hanya selingkuh dengan bosnya, tapi sudah menyerahkan kehor_"
"Kita akhiri sampai disini saja pembicaraan ini," potong Papa Romeo, tak mau mendengar ada orang yang menghina putrinya. Dia yakin jika di dalam, diam-diam Rara menyimak obrolan mereka. Dia tak mau, anaknya itu sakit hati. "Kedua belah keluarga sudah sepakat, jika pertunangan ini dibatalkan."
"Pah," Mama Rere menatap sendu suaminya. Dia masih berharap hal ini bisa dibicarakan lagi dan pernikahan tidak sampai batal.
"Karena sudah tak ada yang perlu di bahas, silakan kalian pulang," Papa Romeo berdiri sambil merentangkan lengan ke arah pintu.
"Astaga," Mama Fino tersenyum kecut. "Mereka yang salah, kenapa mereka yang lebih galak."
"Maaf jika ucapan saya terkesan galak atau menyinggung perasaan kalian," ucap Papa Romeo. "Saya hanya merasa, jika sesuatu yang sudah disepakati, tak perlu untuk diperpanjang lagi jika ujung-ujungnya, menyakiti kedua belah pihak. Kalian ingin memutuskan pertunangan ini kan, ya, kami setuju."
Papa Fino berdiri lalu menarik lengan istrinya. "Ayo kita pulang, Mah."
"Sombong sekali mereka, sudah salah tapi tak mau minta maaf," gerutu Mama Fino sambil beridiri. "Lihat saja nanti, laki-laki mana yang mau dengan anaknya."
"Mah," Fino tak suka dengan ucapan mamanya.
"Tolong jaga ucapan anda," Papa Romeo melemparkan tatapan penuh kebencian pada Mama Fino. "Anak saya akan mendapatkan kebahagiaannya. Dia akan mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari anak anda."
"Cih, siapa yang mau dengan model video por no."
"TUTUP MULUT ANDA!" bentak Papa Romeo dengan nafas memburu. Kedua telapak tangannya mengepal kuat, kalau saja yang bicara laki-laki, sudah pasti akan dia hajar. "Kalau anda merasa wanita bermartabat, bicaralah seperti wanita bermartabat."
"Mah, ayo pulang," paksa Fino. Sebenarnya dia masih mencintai Rara, tapi untuk melanjutkan pernikahan, dia tak sanggup. Dia tak mau jika nanti, kehidupannya akan terus disangkut pautkan dengan video Rara. Mau ditaruh mana mukanya, semua temannya sudah melihat tubuh polos istrinya, memalukan sekali. Hari ini saja, dia sudah cukup malu karena teman-temannya tahu jika wanita di video sleeping with my boss adalah tunangannya.
"Kami pulang dulu, Pak Romeo, Bu Rere," pamit Ayah Fino. Jika istrinya melengos, dia masih punya attitude, menyalami Romeo dan Rere, begitupun dengan Fino.
"Tunggu!" teriak Rara yang tiba-tiba muncul dari dalam. Dia berjalan cepat ke arah Fino dan keluarganya. Membuka genggaman tangannya yang berisi cincin pertunangan, lalu menyodorkan ke arah Fino. "Makasih, udah meminjamkan sebentar padaku," Rara tersenyum meski hatinya menangis.
"Ambil saja, itu memang untukmu." Sebelum kesini tadi, dia dan keluarga sudah memutuskan untuk tidak meminta kembali apa yang sudah diberikan pada Rara.
Rara menggeleng. "Aku tak berhak mendapatkan ini."
Fino menatap Ayahnya. Setelah mendapatkan anggukan dari pria itu, dia mengambil cincin yang ada di telapak tangan Rara.
Rara menghela nafas panjang saat cincin itu hilang dari tangannya, begitupun dengan cintanya. Cinta yang dulu selalu dia banggakan, telah hilang.
Keesokan harinya, Rara dibuat syok dengan email dari perusahaan, dirinya dipecat secara tidak hormat. Semua telah berakhir. Karier yang susah payah dia bangun dari nol, hancur seketika.
"Mah," gumam Rara sambil menujukan email dari perusahaan. "Aku dipecat," air matanya kembali luruh. Belum hilang bengkak di matanya karena menangis semalam, sekarang masih harus menangis lagi.
Mama Rere langsung memeluk Rara, mengusap punggungnya lembut. Kasus ini membuat dia tak pernah meninggalkan Rara, bahkan dia menemani putrinya itu tidur. Ada ketakutan tersendiri baginya, dia takut Rara khilaf, lalu bunuh diri. Bukannya terlalu jauh berfikir, namun itu karena dulu, saat menghadapi masalah yang kurang lebih seperti Rara, dia sempat hampir bunuh diri.
"Kenapa Allah memberi cobaan seberat ini pada Rara, Mah?" tanyanya di sela-sela isakan. "Rara gak kuat."
"Kuat, Nak, kamu kuat. Cobaan ini, pertanda jika Allah sayang sama kamu. Allah ingin menaikkan derajat kamu, makanya kamu diuji," Mama Rere berusaha menguatkan putrinya. "Mama, Papa, Bang Ryu, Kak Lovely, semua sayang Rara, semua dukung Rara. Kuat, Nak."
sana sini udah kek WC umum istri tersayang Jovan...
nikmati hasil jebakanmu Dista...
goyang gih sampe gempor 🤣🤣🤣🤣
astaghfirullah, rasain lu. malu banget dah kalau tubuh jg sdh dikonsumsi publik
kpok dista..
ganyian yg masuk perangkap fino..
kalo mau ngelayani pasti ngancam nyebarin video dista dan bastian..
bahaya punya koleksi video syur pribadi..
kalo kecopetan atau kerampokan kan bisa disebarin orang lain..