NovelToon NovelToon
Teman Tak Kasat Mata

Teman Tak Kasat Mata

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin
Popularitas:859
Nilai: 5
Nama Author: Putri cobain 347

Deskripsi

Perjalanan hidup seorang gadis perantauan, hidup dikota dengan harapan bisa merubah ekonomi keluarga nya.

Sebut saja Aisha, dia terkenal dengan sikap nya yang terkesan dingin, tak pandai berteman dan sering memilih untuk menyendiri.

Kesendirian itulah yang membuat nya bertemu dengan gadis cantik keturunan Korea.

Pertemuan itu pun akhirnya membuat Aisha nyaman dan memilih untuk berteman dengan gadis Korea yang sebenarnya tidak terlihat oleh mata teman-teman kerja nya.

Bagaimana kisah Aisha yang berteman dengan hantu?
Ikuti keseruan ceritanya hanya di novel karya putri cobain.

Silahkan membaca, ditunggu like komen dan jangan lupa subscribe nya, biar semangat update nya 😃😃🙏 terima kasih sebelumnya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alibi satpam biadab

Setelah jam istirahat selesai, semua karyawan pun kembali masuk dalam pabrik, mereka pun bekerja seperti biasanya.

"Pak, Liana nggak ada pak, apa dia minta izin tadi?."

Tanya Jihan yang tidak melihat Liana.

"Oh, tadi dia masuk kan?, apa ada yang tahu dia pergi kemana."

Tanya balik supervisor bagian Aisha.

"Apa ada yang tahu Liana?."

Tanya pak Sastro yang menanyakan pada karyawan nya yang lain.

"Tidak pak, saya tidak melihat nya setelah jam istirahat."

Jawab salah satu karyawan lainnya.

Aisha pun bermaksud untuk memberi tahu pada pak Sastro, namun langkah nya terhenti saat melihat pak Doni yang datang dan membawa surat Izin jika Liana pulang kampung dengan alasan orang tua nya sakit keras.

Bagaikan tersambar petir disiang hari, Aisha pun langsung marah pada pak Doni, namun sayang, tidak akan ada yang percaya, apa lagi Aisha tidak punya bukti apapun tentang pak Doni yang menghilangkan Liana.

"Apa kamu baik-baik saja Aisha?."

Tanya Pak Doni yang membuat Aisha kaget.

"Hei, saya bukan hantu, saya juga bukan penjahat, kenapa kamu setakut itu."

Tanya pak Doni kembali dengan langkah kaki nya yang pergi meninggalkan Aisha.

"Satpam biadab!, bisa saja kamu buat Alibi macam itu, sial!."

Teriakkan Aisha yang mencoba melepaskan amarah nya.

"Sha!, teriak terus!, kalau hanya bikin onar, sebaik nya kamu keluar."

Tegur pak Sastro yang merasa tidak nyaman dengan teriakan Aisha.

Bagaikan seorang wanita yang bodoh, Aisha pun justru terdiam, bahkan air mata nya pun tidak terasa sudah menetes di pipi nya.

"Saya hanya asal bicara, jangan diambil hati Sha."

Ucap pak Sastro yang tidak bermaksud membuat Aisha menangis.

Aisha pun langsung kembali ke meja kerjanya, matanya terlihat kosong dengan tangan nya yang masih bergerak mengerjakan tugas nya.

"Anjay, keren nya Aisha, bisa bekerja tanpa mata melihat."

Ucap salah satu karyawan lain.

"Keren bapak mu!, kalau salah bagaimana!."

Jawab pak Sastro yang langsung mengecek pekerjaan Aisha.

Pak Sastro pun dibuat heran, bagaimana cara Aisha melakukan pekerjaan nya, sedang kan matanya justru melihat ke arah lainya.

Pak Sastro pun tidak menegur nya, masih merasa bersalah karena telah membuat Aisha menangis saat ditegur nya.

Singkat cerita, jam kerja pun selesai, karyawan pun di persilahkan untuk keluar dari pabrik.

Diluar pabrik, Aisha sengaja menunggu Asti keluar, tentu saja dia ingin menanyakan tentang daging.

"Asti, kita perlu bicara sebentar, ikut gua."

Ucap Aisha yang terus berjalan.

Mendengar ucapan Aisha, Asti pun berjalan mengikuti Aisha dari belakang.

Setelah jauh dari pabrik, Aisha pun mulai berbicara pada Asti.

"Lu mau ngomong apa Sha!, emang nya harus sejauh ini?."

Tanya Asti yang berada jauh dari teman-temannya.

"Lu makan daging kemarin?, siapa saja yang ikut makan."

Tanya Aisha yang terlihat menunggu jawaban Asti.

"Ada apa sebenarnya Sha?, apa hal itu harus kita bicarakan?, apa tidak ada hal lain yang lebih penting?."

Jawab Asti dengan segala pertanyaan yang diajukan oleh nya.

"Intinya lu makan nggak?, itu aja Asti!."

Tanya Aisha kembali.

"Kalau gua makan kenapa?, buktinya gua nggak kenapa-kenapa kan?, lu nggak usah terlalu paranoid Sha, lu cuma cewek kesepian yang terlalu banyak berkhayal."

Jawab Asti yang langsung mendorong tubuh Aisha dan berlalu pergi.

Aisha pun hanya terdiam, merasa percuma jika terus menerus seperti itu, keinginan nya untuk menjadi salah satu teman Asti pun, harus dia kubur dalam-dalam.

"Sha, lu balik jalan kaki, apa lu nggak cape?."

Ucap Sean yang mendorong motor nya.

Aisha pun menoleh, tangan nya pun terlihat memegang sesuatu.

"Naik Sha, sepertinya hari ini lu kacau parah."

Ajak Sean yang menyuruh Aisha naik ke motor nya.

Tiba-tiba, Aisha pun kembali berteriak, saat itu dia melihat sebuah kecelakaan, dia melihat begitu banyak korban yang kemungkinan meninggal.

"Awas Sean!, Aaaaaaa, tolong mereka Sean."

Teriak Aisha yang membuat Sean jatuh dari motor nya.

"Astaga!, lu gila Sha, udah bikin gua kaget, lu juga narik gua."

Ujar Sean yang terjatuh saat itu.

"Maaf, gua nggak sengaja, bukan maksud gua buat lu celaka."

Jawab Aisha yang langsung menolong Sean.

"Naik cepet!, kacau kalau terus disini."

Ajak Sean pada Aisha.

Sean pun mengajak Aisha ke sebuah rawa, danau kecil yang biasa di gunakan untuk memancing ikan.

"Ngapain kesini, kenapa tidak langsung pulang."

Tanya Aisha yang melihat danau itu.

"Bagus kan, lumayanlah buat ganti suasana."

Jawab Sean yang duduk di pinggir danau.

"Apa bagusnya, tempat begini di bilang bagus."

Jawab Aisha yang ditarik tangan nya oleh Sean.

"Duduk lah, lupakan sejenak semua yang ada dipikiran, tarik nafas dan mulai lah dari awal.

Ucap Sean yang menyuruh Aisha melakukan apa yang dia katakan.

Setelah melakukan apa yang disuruh oleh Sean,. Aisha pun justru kembali menangis.

"Hei, gua nggak nyuruh lu nangis Sha."

Ujar Sean yang justru bingung dengan Aisha.

"Hampir saja gua buat lu celaka."

Jawab Aisha yang menyesal karena telah membuat Sean terjatuh.

"Apa yang lu lihat?, apa seseram itu?."

Tanya Sean yang merasa jika Aisha melihat sesuatu.

"Iya, terjadi kecelakaan hebat tadi, tepat di depan kita."

Jawab Aisha yang terlihat menahan air matanya.

"Jadi itu alasan lu narik tangan gua."

Jawab Sean yang terlihat tertawa pada Aisha.

"Kenapa lu ketawa, nggak ada yang lucu Sean."

Ucap Aisha yang melihat Sean yang justru menertawakan nya.

"Sebaiknya lu nggak usah lihat, anggap semua itu tidak ada, jadi lu bisa hidup normal seperti yang lainnya."

Sean pun memberi beberapa nasihat pada Aisha.

"Nggak perlu lu lakuin semua nya, lu nggak bisa mencegah apapun yang harus terjadi."

Ucap Sean kembali.

"Lu bisa ngomong kaya gitu Sean, lu nggak bisa ngerasain jadi gua."

Jawab Aisha yang merasa jika itu sangat jelas terlihat di matanya.

"Semakin lu berbicara, semakin banyak orang yang menganggap lu gila, apa itu nggak lu rasain?

Tanya Sean yang melihat wajah Aisha.

"Bagaimana jika saat berpura-pura tidak melihat, tidak mendengar, tapi kenyataan yang terjadi?, itu juga harus berpura-pura?."

Ucap Aisha yang memberikan Id card Liana.

Sean pun melihat Id card dengan foto Liana yang tersenyum.

"Jadi ini Liana, cantik dan menarik."

Jawab Sean yang melihat wajah Liana.

"Iya, dia diperkosa, dan jasad nya hilang entah kemana."

Jawab Aisha yang membuat Sean kaget.

"Bagaimana lu tahu?, apa lu tahu siapa pelakunya?."

Tanya Sean yang terlihat kaget.

"Satpam biadab itu yang melakukan nya, gua lihat sendiri, tapi gua nggak bisa keluar, gua kekunci di jam istirahat."

Jawab Aisha yang terlihat sangat sedih dan penuh rasa sesal.

"Gua pikir itu suara hantu yang biasa meminta tolong, ternyata tidak, itu Liana."

Jawaban Aisha kembali dengan suara tangisannya yang pecah.

"Siapa yang melakukan nya?."

Tanya Sean yang langsung memeluk Aisha.

"Satpam itu, pak Doni yang membunuh nya, dan sekarang dia beralibi jika Liana pulang kampung karena orang tua nya sakit."

Jawab Aisha yang dengan tangisan nya yang sangat mengiris hati.

"Oh my God, jadi dia pelakunya."

Jawab Sean yang memang merasa aneh dengan pak Doni.

"Kita harus cari Sean, gua yakin jika jasad nya ada di sekitar pabrik."

Ucap Aisha yang ingin mencari jasad Liana.

"Iya, gua bakal bantu lu, bagaimana pun caranya, oke!."

Jawab Sean yang mengusap air mata Aisha.

Aisha pun melihat wajah Sean, matanya pun penuh dengan pertanyaan, dan Sean pun mengerti jika saat ini perasaan Aisha sedang tidak tenang.

"Kenapa lu selalu bantuin gua, apa lu anggap gua sebagai teman?."

Tanya Aisha yang mencoba untuk bertanya pada Sean.

"Lu bisa rasain Sha, seperti apa gua ini, tidak perlu gua jawab, lu juga tahu jawaban nya."

Jawab Sean yang kembali tersenyum dan melihat wajah Aisha.

Aisha pun kembali menatap mata Sean, dua mata yang saling bertatapan.

1
putri cobain 347
Semangat up buat nulis, semangat juga buat yang baca
putri cobain 347
seru

lanjutkan semangat menulis dan berkarya selalu
putri cobain 347
thanks yang udah mau mampir, jangan lupa like komen dan subscribe nya kak🙏🙏
Author GG
sampai sini dulu, nanti balik ..
putri cobain 347: thanks kak, sehat dan sukses selalu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!