Elea Inglebert putri semata wayang Delia Djiwandono dan Jarvas Inglebert yang memiliki segalanya namun kurang beruntung dalam hal percintaan. Cintanya habis pada cinta pertamanya yang bernama Alan Taraka. Alan Taraka merupakan seorang CEO Perusahaan Taraka Group yang didalamnya berkecimpung dalam bidang pangan, hotel dan perbankan. Tak hanya itu, Alan Taraka juga berkecimpung dalam dunia bawah yang dimana ia memperjual-belikan senjata api serta bom rakitan dan menjualnya kepada negara-negara yang membutuhkannya. Hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui Alan di dunia bawahnya, dan ia lebih dikenal di dunia bawah dengan sebutan “TUAN AL”. Akankah Elea Inglebert bersatu dengan cinta pertamanya yang merupakan seorang CEO sekaligus MAFIA terkejam di Negeri ini? Lets read!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Endah Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
“Persiapkan apapun yang bisa kau sembunyikan pada tubuh kalian! Ingat jangan mencolok! Hari ini akan terjadi pertarungan hebat bagi cucuku!” Jelas Carver.
Selama perjalanan, ke enam pria tersebut mengatur strategi sematang mungkin. Masing-masing dari mereka telah mengetahui tugasnya tersendiri;
- D dan Diz bertugas untuk melumpuhkan sisi kiri dan lini belakang.
- Dixon dan Jarvas bertugas dari lini depan dan sisi kanan.
- Ashkara bertugas mencari El dan Denis, serta
- Carver akan bergabung dengan Alan dan Elea.
Untuk Alan dan Elea, Carver percaya dengan kekuatan cinta keduanya itu bisa saling bahu-membahu melumpuhkan ketua Black Swan. Namun rasa khawatir Carver pada Alan tak bisa dipungkiri. Ia sangat meyakini akan ada yang terjadi pada cucunya itu. Maka dari itu, Carver sendirilah yang akan mencari El dan Denis serta membantu Alan secepatnya.
“Ya Tuhan, kuatkanlah aku dalam menghadapi pertempuran keduaku ini. Berikanlah kekuatan pada anak dan calon menantuku…” Doa Jarvas dalam hati.
“Dixon… Jarvas… Ashkara… Kuatkanlah mental kalian! Ingat, jangan lemah melihat bagaimana pun kondisi anak kalian! Fokuslah!” Peringat Carver dan diangguki oleh ketiganya.
“Cucuku… Tunggulah hingga aku tiba disana! Aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu!” Batin Carver yang tak ingin
Kembali pada Elea…
“Psstt… Psstt…” Sarah memanggil Elea dan Lena yang sedang mengendap-ngendap.
“Sarah, kau siap?” Elea memastikan kesiapan Sarah.
“Siap. Nona?” Sarah berbalik bertanya pada Elea.
“Siap! Harus! Aku tak ingin hanya menunggu kabar saja! Aku tak selemah itu walau ini pertarungan pertama bagiku!” Ucap Elea yakin.
“Lena… Selama ini kau selalu bertarung dengan pasukan Hidden Gang dan Tuanmu. Kau tahu persis bagaimana saat Tuanmu berbagi strategi dengan anggotanya. Saat ini biar aku saja yang mengatur strategi! Cukup lindungi aku saja, selebihnya kalian berdua atur sendiri bagaimana baiknya” jelas Elea pada keduanya.
“Kosong?” Tanya Elea heran.
“Mungkin sudah dilumpuhkan oleh beberapa anggota Hidden Gang. Lihat, Branz!” Tunjuk Lena dengan segera menghampiri Branz.
“Nona Elea!” Branz terkejut dengan penampilan Elea saat ini.
“Masuk!” Titah Elea.
“Tunggu! Tuan Al memberi intruksi padaku untuk melumpuhkan sekitar saja, sisanya biar Tuan Al yang menghadapinya!” Ucap Branz menahan kepergian Elea.
“Tidak! Aku tidak bisa berdiam diri! Jika kalian menghalangiku, akan ku keluarkan isi kepala kalian saat ini juga! Jika kalian mematuhi perintah dari Tuan kalian itu silahkan! Tapi, jangan samakan denganku! Aku tidak akan pernah patuh pada perintahnya jika dalam kondisi seperti ini!” Ancam Elea yang sudah dikuasai emosi.
Elea kesal melihat ketiganya saling pandang. Akhirnya ia sendiri melangkah maju meninggalkan ketiga orang itu.
DORR!!
Satu tembakan terdengar keras dari dalam gedung. Elea yang mendengar itu sempat bergetar namun segera ia kendalikan diri dengan cepat.
Suara tembakan tersebut itu pula lah yang membuyarkan lamunan ketiganya.
“Nona Elea!!!” Ketiganya serentak menyebut nama Elea. Tatapan ketiganya pun langsung beralih pada Elea yang berdiri di depan gerbang besi gudang tersebut. Akhirnya mau tidak mau mereka bertiga menyusul Elea.
“Nona, ku mohon!” Pinta Branz.
“Tidak Branz. Jika kau tak ingin membawaku kepada Tuanmu, maka aku sendiri yang akan menemukannya! Bagimu dia adalah Tuanmu sedangkan bagiku dia adalah calon suamiku! Kau terlalu banyak membuang waktuku Branz! Aku pamit!” Ucap Elea dan segera melangkahkan kaki memasuki gedung tersebut.
“Aku akan berjaga persis dibelakangmu Nona!” Ucap Lena dan Sarah serentak.
“Hmm” hanya itu jawaban Elea.
“TUAN MAAFKAN AKU! AKU PUN SAMA KHAWATIRNYA DENGAN KEKASIHMU! AKU AKAN MENGINGKARI JANJIKU PADAMU! AKU AKAN TETAP DATANG MEMBANTUMU!” Batin Branz.
Saat grup Elea mulai memasuki ke dalam gedung itu, hening! Tak ada satu pun musuh didalam sini. Namun di ujung gedung terdapat sebuah pintu. Elea yakin, disana akan menemukan Alan.
“Tunggu!” Ucap Branz pada Elea.
“Lihatlah!” Branz melemparkan batu yang selalu ia bawa dalam saku celananya.
Tak… Tak… Tak…
Tiga batu Branz lemparkan ke arah tengah gedung itu namun tak kunjung menimbulkan reaksi apapun.
“Aman!” Ucap Elea.
“Tahan!” Sergah Lena.
“Ada apa?” Elea kesal karna terlalu lama berdiam diri.
“Lihat itu!” Lena menunjuk ke arah batu tersebut dan…
DORR!!!
DORRR!!
DORRR!!!
“Apa?!” Geram Elea melihat ke arah atap gedung itu. Ya, disana banyak sekali musuh yang bersiap menghadang anggota Hidden Gang.
“Aku bisa menghindari ini, tapi kalian bantulah aku untuk mengalihkan pandangannya!” Ucap Elea sangat yakin.
Sesaat keempatnya mengatur strategi dan langsung ia lakukan. Namun saat mereka akan melangkahkan kaki ke arah tengah gedung, terdengar Jarvas memanggil Elea.
“Anakku…” ucap Jarvas lirih.
“Vati, Uncle Ashkara, Dad, Grandpa, D, Diz?” Elea sangat terkejut namun senang dengan kehadiran mereka semua.
Carver berlari memeluk Elea dengan erat. Jarvas yang melihat hal itu pun sungguh sangat bersyukur anaknya sangat disayangi oleh semua orang.
“Kuatkanlah mentalmu! Kita semua akan bertarung!” Ucap Carver sambil mengelus punggung Elea.
“Aku siap Grandpa! Terima kasih…” Elea menatap semua orang.