"Hey, Dad !!"
Tidak ada angin maupun hujan tiba-tiba Kaizar di panggil ayah oleh dua bocah kembar yang kebetulan ia temui di sebuah mall.
"Jangan panggil aku Daddy, aku belum menikah." Tolak pria itu dengan tegas.
Namun sejak saat itu hidup Kaizar selalu di ganggu oleh ke dua bocah nakal itu.
Siapa sebenarnya mereka dan ada hubungan apa mereka dengan Elle sekretaris sekaligus partner ranjangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~20
"Mommy, bisakah kita pulang sekarang ?" Mohon Austin seraya mendekati ibunya, tadinya saat melihat dokter Rangga hendak menggenggam tangan ibunya ia segera datang mendekat.
Ibunya tidak boleh berhubungan dengan pria yang sudah memiliki kekasih karena itu tidak baik menurutnya.
Elle langsung mengulas senyumnya. "Tentu saja sayang." Ucapnya menanggapi.
"Baiklah, ayo pamitan dengan paman dokter dulu !!" Perintahnya kemudian.
Justin dan Austin segera berpamitan dengan mencium tangan pria itu bergantian, lalu mereka segera meninggalkan ruangan tersebut.
Elle senang perkembangan putranya makin membaik meskipun harus melakukan beberapa kali pengobatan lagi sampai sel kanker mereka benar-benar lenyap.
Rangga yang melihat kepergian mereka nampak terdiam di kursinya, entah apa yang pria itu pikirkan hingga asisten memanggilnya pun tak ia hiraukan.
"Dokter, apa pasien selanjutnya sudah bisa di periksa ?" Tanya sang perawat mengulangi ucapannya.
"Hm, baiklah." Rangga mengangguk kecil, Elle benar-benar mampu menyita pikirannya dalam sekejap. Wanita yang benar-benar ia cari selama ini, cantik dan juga pekerja keras.
"Mommy, bagaimana dengan pekerjaan mommy apa baik-baik saja ?" Tanya Austin saat mobil yang membawa mereka melaju meninggalkan rumah sakit tersebut.
"Tentu saja sayang, kenapa bertanya seperti itu ?" Elle yang sedang mengemudi nampak menatap kedua putranya dari spion depannya.
"Apa bosnya mommy memperlakukan mommy dengan baik ?" Kali ini Justin ikut menimpali.
"Tentu saja, bosnya mommy sangat baik." Terang Elle yang nampak fokus dengan kemudinya, sejauh ini Kaizar memang sangat baik ya mungkin karena tubuhnya masih bermanfaat tapi paling tidak ia bebas kapan pun ijin untuk tak masuk kerja asal hasrat pria sudah terpenuhi.
Mendengar itu Justin dan Austin nampak saling berpandangan, sepertinya mereka semakin tertarik dengan sosok pria itu.
Keesokan harinya....
Siang itu setelah mereka selesai makan siang, Justin nampak memeriksa keadaan apartemennya dan di lihatnya sang bibi sedang sibuk menyeterika pakaian.
Mereka pun segera meninggalkan apartemennya setelah membuat keadaan kamarnya seolah-olah mereka sedang tidur siang, dengan menaiki sebuah taksi mereka pergi ke kantor Kaizar.
"Gedung ini sangat tinggi, Jus." Austin nampak terperangah saat melihat gedung pencakar langit tak jauh di hadapannya tersebut.
"Kau benar, percayalah saat kita besar nanti kita akan menjadi bos di sini." Terang Justin dengan penuh percaya diri, bocah kecil itu memang selalu berambisius dalam segala hal.
"Tapi bagaimana kita masuk Jus, lihatlah orang-orang menggunakan kartu untuk masuk ke dalam sana ?" Austin menunjuk pintu masuk di mana beberapa karyawan menggunakan sebuah kartu sebagai aksesnya, sepertinya kantor tersebut sudah di lengkapi dengan peralatan canggih.
"Kamu jangan khawatir, badan kita kecil jadi bisa bersembunyi di belakang mereka." Justin menunjuk beberapa karyawan yang nampak antri untuk masuk ke dalam kantor tersebut.
"Baiklah."
Dengan langkah mengendap-ngendap mereka mengikuti beberapa karyawan yang hendak masuk.
"Yes, kita berhasil Jus." Austin langsung bersorak setelah berhasil masuk ke dalam gedung perkantoran tersebut, saat hendak melangkah tiba-tiba kehadirannya di sadari oleh beberapa karyawan di sana.
"Astaga, anak siapa lucu sekali ?" Beberapa orang langsung mendekati mereka, menatap keduanya dengan pandangan gemas.
Wajah Justin dan Austin yang identik dengan wajah bule membuat mereka semakin gemas dan penasaran, sebenarnya anak siapa mereka?
"Apa orang tuamu bekerja di sini ?" Tanyanya ingin tahu.
"Hm." Justin dan Austin langsung mengangguk bersamaan, mimik wajahnya yang polos membuat mereka semua tak sabar untuk mencubit pipinya yang gembul.
"Daddy kami bekerja di sini." Ucap Justin.
"Benarkah, apa kami boleh tahu siapa namanya ?" Mungkin saja orang tua dari anak-anak tersebut mereka kenal.
Keduanya langsung saling berpandangan, mereka tidak mungkin mengatakan jika nama ayahnya adalah Kaizar Adiguna karena pasti mereka di kira sedang berbohong dan pasti akan berakhir di usir dari sana.
"Itu Daddy !!" Justin langsung menunjuk ke arah Kaizar yang kebetulan baru keluar dari lift dan tentu saja itu membuat semua orang langsung melotot tak percaya.
"Ka-kalian sedang tidak bercandakan ?" Ucap mereka mengingat wakil CEOnya itu belum menikah, bahkan kekasih pun tak punya. Lalu bagaimana bisa tiba-tiba memiliki dua anak sekaligus?
"Daddy !!" Austin dan Justin langsung berlari ke arah Kaizar dan tentu saja itu membuat pria tersebut langsung terkejut.
"Ka-kalian ?"
"Apa yang sedang kalian lakukan di sini ?" Tanyanya dengan wajah kesalnya menatap mereka.
"Tentu saja mencarimu, Daddy." Sahut Justin.
"Benar Daddy." Austin dengan wajah polosnya langsung mendekati pria itu lalu menggenggam tangannya.
"Apa kau tidak merindukan kami, Dad ?" Ucapnya seraya mengangkat wajah polosnya menatap pria itu.
Melihat interaksi mereka yang rupanya saling kenal sungguh membuat para karyawannya tak bisa berkata-kata, benarkah bosnya diam-diam telah memiliki anak?
"Ini semua tidak seperti yang kalian pikirkan, sekarang kembalilah bekerja !!" Perintah Kaizar dengan tegas hingga membuat mereka semua langsung kembali ke mejanya masing-masing.
"Daddy, kenapa galak sekali ?" Protes Austin saat melihat Kaizar membentak para karyawannya.
"Astaga, jangan panggil seperti itu aku bukan Daddy kalian." Sungut Kaizar menatap mereka berdua, kemudian ia langsung membawa keduanya keluar dari kantornya.
"Pak, kenapa membiarkan mereka sembarangan masuk ke dalam ?" Tegur Kaizar pada para sekuritinya.
"Maaf pak kami benar-benar tidak melihat mereka sebelumnya." Terang sang security dengan wajah bersalahnya.
Kaizar hanya bisa menggelengkan kepala, lalu kembali menatap ke arah dua bocah lelaki tak jauh darinya itu.
"Sekarang pergilah dari sini !!" Usirnya kemudian.
"Tidak mau, kami ingin bersamamu Daddy." Tolak Austin yang memang berharap pria itu mengasihinya.
Kaizar nampak menghela napas kasarnya, namun saat ingin kembali mengusir mereka tiba-tiba pria itu tidak tega ketika melihat wajah polos keduanya.
"Kalian benar-benar membuatku susah, sekarang katakan siapa yang membawamu kemari ?" Tanyanya ingin tahu, jangan-jangan mereka ada yang memerintahkan. Kemudian pria itu langsung mengedarkan pandangannya, barang kali ada seseorang yang mencurigakan di belakang mereka.
"Kami datang sendiri naik taksi, Daddy." Terang Austin.
"Benarkah ?" Kaizar ingin tidak percaya, namun ketika melihat wajah-wajah polos mereka rasanya mustahil jika berbohong. Tapi, bukankah mereka anak-anak badung yang pasti pandai bersandiwara?
"Jauhkan pikiran burukmu Daddy, kami benar-benar menginginkan mu menjadi Daddy kami." Tukas Justin yang seolah mengetahui pikiran pria itu.
"Tapi aku bukan Daddy kalian, sekarang pergilah !!" Kaizar benar-benar menggiring mereka keluar dari kantornya lalu meninggalkan mereka di sana sendiri.
"Ayo cepat pergi dari sini sebelum kami mengusirmu ke jalanan, dasar anak-anak nakal !!" Security langsung menutup gerbang kantornya.
"Jus, kita di usir. Apa kita mencari Daddy yang lain saja ?" Austin nampak berkaca-kaca saat melihat gerbang telah di tutup rapat karena jam istirahat telah usai.
"Kenapa Daddy jahat sekali ?" Imbuhnya dan bocah itu benar-benar ingin menangis saat ini.
"Diamlah, kita tunggu dalam 5 menit jika Daddy tidak keluar maka kita akan mencari Daddy lain." Justin mencoba membujuk saudara kembarnya yang memang lebih lemah darinya.