Ini novel asli yang diadaptasi menjadi webseries yang berjudul sama, dibintangi oleh Dinda Kirana dan Ryukenli yang tayang di Genflix.
Boy Arbeto putra dari keturunan Arbeto yang cukup terkenal, memiliki wajah tampan, dan kaya raya. Hidupnya sangat sempurna dengan banyaknya wanita yang dimilikinya, membuat pria itu dijuluki sebagai sang Casanova sejati.
Tapi apa jadinya jika sang Casanova di jodohkan dengan seorang gadis lugu, berusia tujuh belas tahun yang baru lulus sekolah bernama Tita Anggara? Akankah pernikahan yang dilandasi oleh perjodohan itu akan berjalan mulus, ataukah sebaliknya?
Yuk kita ikuti kisah cinta manis penuh gelak tawa Boy Arbeto dan Tita Anggara 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
Boy menghela napasnya dengan berat, saat menyadari wanita yang duduk di kursi pengemudi adalah wanita yang bodoh. Bahkan karena terlalu bodohnya, gadis itu sampai belum menyadari keberadaannya. "Bagaimana bisa wanita itu berpikiran ingin mencuri mobil? Sedangkan otak saja dia tidak punya." Gerutu Boy dalam hati.
"Oh ya ampun bagaimana ini?" Gadis itu panik saat melihat orang-orang tadi kembali mengepung mobil.
"Bagaimana bisa jalan kalau kau tidak menginjak pedal gas nya."
"Wah .. aku lupa." Gadis itu pun segera menginjak pedal gas dan mobil pun berjalan dengan gerak yang tersendat-sendatnya, namun lama kelamaan mobil pun berjalan dengan lancar hingga membawa mereka menjauh dari tempat tersebut
Beberapa saat kemudian.
"Akhirnya lolos juga." Gadis itu menghentikan mobilnya saat merasa ia sudah aman dari kejaran anak buah ayahnya.
'Kau mau kemana?" Boy mencekal tangan gadis itu, yang hendak keluar dari dalam mobil.
Deg
Gadis itu pun terdiam tanpa bisa bergerak, tubuhnya terasa kaku saat menyadari bahwa ada orang lain di dalam mobil tersebut. Dan kemungkinan besar orang itu adalah pemilik mobil yang sudah ia pakai.
"Ya ampun Tita kau itu bodoh sekali, masa kau tidak tahu ada orang lain di dalam mobil ini?" Gumam Tita dalam hati.
"Kau mau pergi begitu saja setelah merusak mobilku." Ucap Boy dengan tegas sambil beranjak ke kursi depan.
"Maaf Pak aku tidak sengaja merusaknya, tapi aku janji akan mengganti kerusakan mobil Bapak." Ujar Tita tanpa menoleh ke arah pria yang ada di sampingnya.
"Dengan apa kau menggantinya?" Boy mendekatkan wajahnya kearah wanita itu, ia ingin melihat wajah wanita yang dengan beraninya mengambil alih mobil milik Mark.
"Tentu saja dengan uang masa dengan daun." Ucap Tita dengan tertawa, sambil menoleh kearah pria yang ada di sampingnya.
Deg
Wajah Tita dan Boy saling berhadapan dengan jarak yang sangat dekat, mata mereka pun saling menatap satu dan lainnya.
"Ah ....." teriak Tita dan Boy bersamaan.
"Kau ...! Ternyata kau gadis gila itu." Boy menatap gadis yang ada di depannya dengan intens, karena gadis itu tampak berbeda saat pertama kali ia bertemu dengannya. "Dulu kau menuduh aku menculikmu, dan sekarang kau mencuri mobilku dan merusaknya." Boy semakin mengeratkan cengkraman tangannya.
"Pak eh Om sakit." Lirih Tita sambil berusaha melepaskan cengkraman dari pria itu.
"Sakit kau bilang?"
Tita menganggukkan kepalanya dengan tatapan sendunya. "Ayah unta Tita takut." Gumam Tita dalam hati sambil menahan air mata di kedua pelupuk matanya.
"Kau jangan menangis!" sentak Boy saat melihat kedua mata gadis itu tampak berkaca-kaca.
"Aku tidak menangis dan lebih tepatnya baru akan menangis, apa boleh?" tanya Tita dengan hidung yang sudah mengembang kempis, sebenarnya sudah sejak tadi Tita ingin menangis. Bukan karena pria yang ada di sampingnya, tapi karena kelakuan ayahnya yang membuat Tita melarikan diri.
"Yah ... dia pake nanya." Boy menghela napasnya. "Kau—" perkataan Boy terhenti saat mendengar bunyi ponsel yang berdering, ia mencari ke arah sumber suara dan menemukan ponsel yang tergeletak di dashboard mobil.
"Halo ...." Boy mengangkat ponsel tersebut tanpa melepaskan cengkeramannya pada gadis itu. "Apa?" pekik Boy saat mendengar kabar yang disampaikan oleh Mark, ia tak percaya saat Mark mengatakan Mom Luna masuk rumah sakit.
Setelah mendengarkan penjelasan dari Mark, Boy pun segera menutup ponselnya untuk menunggu gambar yang akan di kirimkan oleh Mark.
"Mom ...." Boy terkejut saat melihat Mom Luna tengah terbaring di ranjang, dengan tangan yang diinfus. Tanpa pikir panjang Boy pun menggendong gadis itu dan memindahkannya ke kursi samping, ia mengambil alih kemudi mobil dan menjalankannya dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Om kita mau kemana?" tanya Tita dengan tubuh yang gemetar karena ketakutan.
"Kau jangan berisik dan jangan banyak bertanya!" Ucap Boy dengan dingin dan tajam.
"Ta-tapi Om ...." perkataan Tita terhenti saat pria itu menatap sekilas dirinya dengan sorot mata yang tajam. "Ayah unta Tita belum mau mati, kalau tahu jadinya seperti ini lebih baik Tita mengikuti keinginan ayah." Gumam Tita dalam hati.