Fiandra tak menyangka jika dirinya akan berjodoh dengan seorang dosen yang selalu memarahinya bernama Ilham. Mereka di paksa menikah dan menjalani pernikahan, meskipun keduanya menolak. Keinginan kedua orang tua Fiandra dan Ilham begitu kuat untuk menikahkan mereka, hingga mereka melakukan satu cara, untuk menjebak keduanya agar bisa menikah... bagaimana kisah mereka? akankah cinta hadir di tengah permusuhan mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Upah Belajar Private
Mereka tiba di apartemen ketika pintu terbuka seketika suara bising dan bingar terdengar di telinga mereka. Keduanya tercengang melihat pemandangan di depan mereka. Rohaye dan Romlah sedang asyik karaoke sambil bergoyang ala duo Ratu. Mikrofon di tangan, keduanya tampak larut dalam euforia lagu yang sedang diputar.
"Cukuplah berteman dengan ku... " Rohaye
"Ah ah .... " Romlah.
"jangan lah kau meminta lebih, ku tak mungkin mencintaimu.. kita berteman saja teman tapi mesra..."
"Astafirullah!" seru Ilham dan Fiandra serempak.
Dengan cengegesan Romlah buru-buru mematikan musik itu."Hehe Ilham, Fi kalian sudah pulang."
"Ya udah Nyak! lanjutkan saja, kita mau istirahat di kamar," sahut Ilham.
Mendengar itu duo janda itu pun semangat, mereka kembali menyetel lagu dan berjoget "Asek ciha..."
"Sementara Fiandra dan Ilham langsung masuk ke kamar mereka.
" Aduh capek banget!" seru Fi dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Ilham membuntuti istrinya itu bermaksud meminta jatah, ketika berada di depan pintu bruk...
"Ya kenapa di tutup sih Fi. Kita mandi sama-sama saja," bujuk Ilham.
Pintu terbuka ...tampaklah wajah Fi yang sedang menatap kesal. "Gak usah macem-macem ya, Pak. Aku lagi capek."
Bruk pintu kembali tertutup. Ilham kembali kecewa. "Yah padahal dari tadi sudah nahan-nahan."
Keduanya bersih-bersih bergantian, lalu beristirahat sebentar. Ilham juga tak berani meminta jatah lebih awal dari jadwal.
***
Setelah istirahat di sore hari dan makan malam Ilham mengajak Fiandra untuk belajar, mengulang materi yang ia sampaikan tadi pagi. Keduanya duduk di tempat tidur sambil bersandar.
Ilham kembali memberikan soal kepada Fi. Setelah menjelaskan rumus Panjang lebar.
"Ini caranya seperti ini, Fi? kamu bagi dulu bilangannya, " ucap Ilham dengan lemah lembut.
"Oh di bagi ya, Pak?" tanya fi dengan antusias.
Fiandra mencoret-coret untuk mencari hasil bagi empat puluh di bagi sepuluh .Wajahnya tampak serius.
"Kok gak bisa ya pak? Dapetnya tetap dua puluh," ucap Fi sambil menunjukkan hasilnya.
Ilham melotot bola matanya untuk kesekian kalinyanya dengan diafragma yang turun naik. "Astaghfirullah, Fi. empat puluh di bagi sepuluh kamu gak tau?" tanyanya dengan suara yang mulai meninggi.
"Hehe gak tahu!" jawab Fi cengegesan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Ilham menarik napas panjang lagi dan lagi agar tidak terpancing emosi. ia sudah bingung menjelaskan bagaimana caranya agar istrinya itu mengerti. "Sekarang gini deh, saya punya uang empat puluh juta saya bagikan kesepuluh orang jadi masing-masing orang itu dapat berapa?"
Tanpa berpikir, Fi langsung menjawab. "Empat juta setiap orang benar kan?."
"Nah itu tau!" sungut Ilham dengan kesal.
"Lah kalo duit saya mah hafal Pak. Jangankan empat puluh juta, empat puluh triliun bisa saya ngitungnya."
"Sama saja Fi!" dengus Ilham dengan emosi. Tangannya sambil gemeter ingin rasanya dia mencekik istrinya itu. Namun di tahan. "Nah sekarang kamu bagi ini tuh empat puluh di bagi sepuluh hasilnya berapa?"
Fiandra mencoret-coret lagi dengan serius. "Hasilnya tetap dua puluh pak."
Mendengar jawaban istrinya Ilham yang kesabaran setipis tisu sudah tak bisa mengendalikan diri. "Astafirullah hal Azim Fi! kamu ini memang bo... "Kata katanya terhenti karena tiba-tiba saja Fiandra membuka kancing piyamanya.
" Iya Saya emang bodoh kok," celeruk Fi satu persatu membuka kancingnya sambil melirik Ilham.
Ekspresi wajah Ilham berubah drastis, matanya yang melotot langsung menjadi sayu. Senyumnya merekah, menunjukkan gigi yang rapi. Sambil menelan ludah ia mengamati pepaya segar, air liurnya menetes seketika. "Hehe gak kok Sayang kamu gak bodoh. Yuk kita lanjut lagi, tapi nanti upah mik cucu ya?"pintanya dengan membujuk.
Fiandra merasa menang banyak dengan senyum bangga ia kembali menutup piyamanya. "Awas saja kalo ngatain saya bodoh tak kasi susu cap nona!"
"Iya iya!" sahut Ilham pasrah.
apa kabar dengan duo enyak udah dapat belum berburu para duda 😍 semoga dapat ya nyak 😂😂😂😂